cerita wayang dalam bahasa jawa

Nilainilai kang kandhut ing cerita babagan Dewi Kunthi yaiku : 1. Kudu bisa nepati janji. 2. Luwih becik yen paseduluran digawe tentrem ayem. 3. Yen dipasrahi dadi saksi kudu mampu ngrewangi mlaku ning dalan kang bener. Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook. Wayangadalah bentuk teater rakyat yang sangat populer, terutama di pulau Jawa dan Bali.Orang sering menghubungkan kata "wayang" dengan "bayang", karena dilihat dari pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, di mana muncul bayang-bayang. Di Jawa Barat, selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah Wayang golek .Istilah golek dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. Daftar isiPengertian Cerita WayangStruktur Cerita WayangJenis Cerita WayangUnsur-Unsur Cerita WayangUnsur IntrinsikUnsur EkstrinsikContoh Cerita WayangSalah satu bentuk cerita yang dikenal dalam kesusastraan Jawa adalah cerita wayang. Cerita wayang adalah salah satu pusaka seni budaya yang merupakan warisan dari leluhur bangsa Indonesia. Dalam cerita wayang ada banyak nasehat dan pelajaran luhur serta contoh-contoh kebajikan dan keutamaan dalam kehidupan kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang teks cerita wayang. Pembahasan ini meliputi, pengertian, struktur teks, dan juga jenis cerita dimaksud dengan cerita wayang adalah cerita runtut yang menceritakan tentang kehidupan tokoh pewayangan. Cerita wayang adalah cerita yang diambil dari epos Mahabarata atau Ramayana yang bisa berwujud tontonan atau mempelajari cerita wayang adalah untuk bisa mengambil pelajaran dalam cerita tersebut dan melestarikan cerita wayang yang merupakan salah satu wujud budaya asli Cerita WayangCerita wayang tersusun menurut struktur atau susunan tertentu. Struktur cerita wayang adalah sebagai berikutPambuka OrientasiPambuka adalah bagian yang membuka atau menceritakan awal mula cerita. Pambuka bisa berupa sudut pandang dan pengenalan peraga/tokoh cerita, suasana dan kejadian yang membuka KomplikasiPasulayan adalah bagian yang menceritakan cerita yang sudah muncul perkara atau masalah yang puncaknya menjadi konflik dalam ceritaPangudare Prakara Resolusipangudare prakara yaitu bagian cerita yang menjadi akhir penyelesaian dari konflik dalam PanutupKoda yaitu kesimpulan dari Cerita WayangBerikut ini adalah 13 jenis cerita wayang yang dikenal dalam budaya Jawa beserta sumber cerita dan wujud serta bahan wayang yang digunakan dalam pertunjukan Jenis Cerita Wayang Sumber Cerita PurwaEpos Ramayan /Maha Bharata IndiaWujud boneka – MadyaEpos Maha Bharata JawaWujud boneka – kulit3Wayang GolekEpos Ramayana/Maha Bharata IndiaWujud boneka – GolekEpos Arab/Persia IslamWujud boneka – GedhogEpos Maha Bharata JawaWujud boneka – KrucilEpos Damar WulanWujud boneka – BeberEpos PanjiWujud boneka – SadatMitos Para Wali IslamWujud boneka – WahyuMitos Nabi/Santa KristenWujud boneka – KancilDongeng / fabel JawaWujud boneka – PembangunanIndonesia Pos-KolonialWujud boneka – WongEpos Ramayana/Maha Bharata IndiaWujud wong orang TopengEpos Maha Bharata IndiaWujud wong orang memakai topengUnsur-Unsur Cerita WayangDalam sebuah teks cerita wayang terdapat unsur-unsur yang membangun cerita, yakniUnsur IntrinsikUnsur intrinsik bisa juga disebut unsur bathin batin, terdiri atas1. TemaTema adalah inti dari cerita. Contohnya pada cerita wayang Mahabarata, tema cerita adalah tentang konflik keluarga antara pandhawa dan Kurawa untuk memperebutkan AlurAlur adalah urutan rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur terdiri dari alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Contohnya pada cerita wayang Mahabarata, alur yang digunakan adalah alur Paraga lan pamaragan tokoh dan penokohanYaitu tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita dan wataknya. Contohnya pada cerita wayang Mahabarata, tokoh-tokohnya yaituPara Pandhawa Puntadewa/Yudhistira, Werkudara Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa yang memiliki watak baik, Suryudana, Dursasana, dll yang memiliki watak licik, pemarah, berwatak cerdas tapi licik dan suka menghasutKarna, memiliki watak dermawan, teguh pada janji, terkadang memiliki watak bijaksanadan sebagainya4. Latar/SettingLatar terdiri atas latar wektu waktu, panggonan tempat, dan swasana suasana.Contohnya pada cerita wayang Mahabarata, latar yang digambarkan adalah sebagai berikutLatar Waktu Pagi, Siang, MalamLatar Tempat Negara Astina, Negara Ngamarta, dan Tegal KurusetraLatar Suasana Tegang, mencekam5. Pamawas sudut pandangPamawas terdiri dariUtama Purusa sudut pandang orang pertama, ciri-cirinya menggunakan kata aku untuk menyebut tokoh Purusa sudut pandang orang ketiga, ciri-cirinya menggunakan kata dheweke dia untuk menyebut tokoh cerita wayang Mahabarata, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga sebagai Piweling amanatPiweling yaitu amanat atau pesan yang bisa diambil dari pada cerita wayang Mahabarata, piweling yang ingin disampaikan adalah bahwa kebenaran dan kebajikan pasti akan mendapat kemenangan. sementara kejahatan akan mendapat EkstrinsikUnsur ekstrinsik bisa juga disebut unsur lair lahir, terdiri dariSosial internal Latar belakang penulisSosial eksternal Zaman, politik, sosial, budaya, dan selainnyaContoh Cerita WayangDewa RuciPambuka/ Orientasi Ruci tegese alus. Dewa Ruci tegese Dewa kang alus. Dewa Ruci dewane Raden Werkudara, tegese badan aluse Werkudara maguru marang Pandhita Drona babagan ilmu kamanungsan ngupadi jati diri, wusanane dheweke nemokake apa sing dikarepake, yaiku Dewa Ruci kang sejatine badan aluse Werkudara dhewe, jiwa, alam pikiran, lan pangucapane dhewe. Gambaran Dewa Ruci memper karo Werkudara, nanging wujude Komplikasi Rikala Werkudara isih ana ing samodra nindakake kewajiban kang diprentahake Pandhita Drona supaya ngupadi tirtamerta, Werkudara ketemu dewa rambute dawa, kaya bocah cilik kang lagi dolanan ing dhuwure segara, kang aran Dewa Ruci ngendika, “Aja kesusu lunga yen durung ngerti tujuane, aja mangan yen durung ngerti rasane kang bakal dipangan, aja nggawe sandhangan yen durung ngerti jenenge sandhangane.”“Gage mrenea Werkudara lumebua neng njero awakku,” ngendikane Dewa gumuyu Werkudara pitakon marang Dewa Ruci, “Panjenengan punik alit, kamangka badan kula ageng, saking punci marginipun kula badhe mlebet, ketingalane jentik kula kemawon mboten saged melebet.”Dewa Ruci mesem lan ngguyu lirih karo ngendika, “Gedhe endi awakmu nek dibanding karo donya saisine ik, kabeh mau nek dilebokake awakku ora bakal kebak.”Pangudare Prakara Resolusi Kanthi pituduhe Dewa Ruci, Werkudara mlebu ing awake Dewa Ruci liwat kuping kiwa. Sakala katon jembare segara kang tanpa wates, jembare langit tan weroh endi lor endi kidul, tan weruh wetan lan kulon, tan weruh ngisor lan dhuwur, tan weruh ngarep lan PenutupSabanjure padhang, katon wujude Dewa Ruci kang sumunar, katon arahe kiblat, katon arake srengenge, krasa nikmat ing sanubarine wayang diatas dalam Bahasa IndonesiaDewa RuciPambuka/Orientasi Ruci artinya halus. Dewa Ruci artinya Dewa kebaikan. Dewa Ruci dewanya Raden Werkudara, artinya wujud halus ghaib Werkudara berguru kepada Pandhita Drona tentang kemanusiaan mencari jati diri, dia akhirnya menemukan apa yang diinginkannya, yaitu Dewa Ruci, yang sebenarnya adalah wujud halusnya Werkudara, jiwa, alam pikiran, dan ucapannya sendiri. Gambaran Dewa Ruci mirip dengan Werkudara, tetapi dalam bentuk yang lebih Komplikasi Ketika Werkudara masih di laut melakukan tugas yang diperintahkan Pandhita Drona untuk melakukan tirtamerta, Werkudara bertemu dengan dewa berambut panjang, seperti anak kecil yang bermain di permukaan laut, yang disebut Dewa Ruci berkata, “Jangan terburu-buru jika tidak tahu tujuannya, jangan makan jika tidak tahu rasa apa yang akan dimakan, jangan memakai pakaian jika tidak tahu nama pakaiannya.”“Segera kesini Werkudara, masuklah ke dalam tubuhku,” kata Dewa tertawa, Werkudara bertanya kepada Dewa Ruci, “Kamu kecil, tapi tubuhku besar, dari jalan mana aku akan masuk, bahkan sepertinya jari kelingkingku pun tidak bisa masuk.”Dewa Ruci tersenyum dan tertawa pelan sambil berkata, “Seberapa besar kamu dibandingkan dengan dunia dan isinya ini, semuanya itu dimaksukkan ke dalam tubuhku tidak akan penuh.”Pangudare Prakara Resolusi Atas arahan Deva Ruci, Werkudara memasuki tubuh Dewa Ruci melalui telinga kirinya. Seketika ia melihat hamparan laut yang tak terbatas, hamparan langit yang tak diketahui utara atau selatan, tidak diketahui timur dan barat, tidak diketahui bagian bawah dan atasnya, tidak diketahui bagian depan dan PenutupSetelah terang, terlihat wujud Dewa Ruci yang bersinar, terlihat arah kiblat, terlihat matahari, terasa nikmat dalam jiwa Werkudara.

cerita wayang dalam bahasa jawa