cerita sex di hotel

Kamiberdua mengambil handuk di kursi pinggir kolam, dan berjalan secara bersamaan, menuju ruang sauna hotel yang tak jauh dari kolam renang. Terbayang apa yang dilakukan Linda saat di kolam, membuatku menerawang jauh menyusun rencana dengan Linda selanjutnya. "Kosong."., Kataku dalam hati melihat ruang sauna hotel. PembantuAbg XXX, Cerita Entot Pembantu Abg Porn Movies, XNXX Cerita Entot abg. bokep baru. [03:44] majikan ngentot pembantu pakai sandal jepit_Fullvideo son sa jaberdasti karaya. download new Jose addiction and Nikki litte xxx hd video. Akumondar-mandir di kamar tak karuan. Untuk mengusir kejenuhan aku turun ke bawah, sekalian mencicipi makan siang di restoran hotel tersebut. Di salah satu meja, aku melihat 5 orang wanita seusiaku dan 1 orang pria yang wajahnya masih cute sekali, aku menjadi semakin deg-degan dan tidak sabar untuk nanti. Mungkin masih kuliah atau sekolah. Namunbelum hilang rasa pusing dan kaget-ku, seorang Lelaki tua berumur 50 tahunan, dengan kulit hitam dan perut buncitnya,dengan hanya handuk hotel menutupi bagian bawah pinggangnya,melangkah keluar dari Toilet ituTidak apa maksud semua ini..Dimana Roy dan Adhie Jahanam itu.. CeritaSeks Wanita Yang Haus Akan Kenikmatan Di Hotel - Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor kantorku. minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. Setelah sebelumnya ada cerita sex , kini ada cerita dewasa terbaru Menginap Berdua Dengan Ponakan di Hotel Pantai, selamat membaca. Sekitar 2 minggu yang lalu saya dapat tugas keluar kota tepatnya ke Pan***daran untuk melakukan tugas rutin , saya sendiri tinggal dikota Band**g . Hari itu tepatnya hari rabu jadi subuh- subuh saya sudah berangkat kesana sendiri dgn mobil operasional kantor , sengaja saya gak bawa supir karena ingin berlibur disana , kebetulan hari senin dpnya pas merah jadi saya Cuma kerja kamis dan jumat jadi masih ada 3 hari untuk berlibur. Singkat cerita dari rabu sore sampai jumat siang , saya hanya disibukkan dengan kerjaan , meeting dengan cabang dikota tersebut , jumat siang saya mohon pamit balik kehotel karena semua kerjaan saya sudah selesai. Setelah tiba dihotel lalu makan siang dan ganti baju saya bergegas bersiap-siap mau main surfing dilaut , ini hobi yg sudah saya tekuni dari 1 tahun lalu apalagi tiap bulan saya pasti kekota ini yg membuat saya selalu semangat setiap dinas ke Pan*** hendak beranjak dari kamar , HP saya bunyi dan dilayar hp saya lihat nama Kak Lisa , ” aduh…ada-ada aja yg ganggu ” pikirku agak kecewa”. Lalu hp saya angkat siapa tau penting. “iya…halo ada apa kak”.sahut saya ketus. “lho..lho…kok…marah si”.balas kak lisa. “kakak Cuma mau minta tolong bisa gak…”sahutnya merayu.”…iya deh ada apa “balas saya dgn nada lembut. ” gitu dong jadi adek , yang baik sama kakak” sahutnya “iya…ada apa” sahut saya memotong “itu..Nadya kan lagi di pangandaran , kakak minta tolong kalo bisa entar pulang bareng kamu ke bandung , bisa gak leo “Tanya kakak saya. Oh iya Kak Lisa adalah kakak kandung saya dan sudah menikah punya 3 anak , yg pertama Nadya umur 17 tahun masih kelas 11 SMU , yang kedua Cintya Umur 15 thn kelas 9 SMP dan yg terahir Liam umur 10 thn kelas 4 SD. ” emang Nadya nginap dimana ” kata saya. “Dia nginap di Hotel ANU , Cuma sore hari ini rombongannya sdh mau pulang ke Bandung , jadi tadi Nadya telp kakak , eh..saya bilang kalo Om Leo lagi disitu ” sahut kakak saya “trus ” sahut saya kembali ” nah pas dia dengar gitu , eh..dia malah pengen ikut kamu pulangnya hari senin , gimana boleh gak Leo , kalo boleh telp Nadya sekarang iya” kata kaka saya memelas. “iya udah gak apa-apa ” kata saya Akhirnya saya telp Nadya dan menjemput dihotel dia nginap , setelah izin dari guru-gurunya saya pun bawa dia ke Hotel tempat saya nginap. Awalnya saya tdk terlalu memperhatikan penampilan ponakan saya ini karena hamper 3 bulan terakhir saya jarang ketemu dia , Nah pas masuk kamar baru saya sadar akan kemolekan tubuh Nadya .dengan tinggi 165 cm , buah dadanya yg montok besar terlihat dari kaos pink ketatnya dipadu denga BH putih ikat leher membuat penisku mulai sadar dari kebisuannya , apalagi saat itu dia Cuma pakai rok mini ketat memamerkan pahanya yg seksi dan bongkahan pantat yg padat berisi . kulit Nadya sangat putih mulus bersih didukung wajah yg cantik seperti gadis oriental . Ponakan saya ini sangat aktif didunia Modeling dikota bandung hal ini membuat dia selalu rajin mengurus badannya.” Om..tidurnya disini iya, asik sekali kamarnya , viewnya langsung kelaut sunset trus kolam renang juga kelihatan ” sahut dia sambil masuk kekamar dgn santai dan menuju balkon kamar hotel , hotel yang disediain kantor emang kelas VIP jadi fasilitas lengkap. ” eh..bukannya bantu Om Leo bawa barangmu , km malah main nyelonong aja ” kata saya . ” ihhh…om Leo gitu aja sudah cape , huu….payah”sahut dia menantang dari ruangan kamar padahal saya baru mindahin kesebalah pintu dan menutup pintu. “apa….kamu bilang om..payah , awas iya” kata saya sambil berlari mengejar dia pengen dijotos eh dicubitin, eh dia malah lari naik ke atas kasur lalu saya kejar , eh dia lari kearah balkon saya lompat kelantai dan hap……” kena…” kata saya , saya langsung memeluk pinggangnya dari belakang dan mengangkatnya keatas , dia hanya berontak bergoyang kesana kemari sambil tertawa dan meronta ampun..om…ampun.., saya pun mempererat pegangan saya takut lepas dan tanpa saya sadari tangan kanan saya memegang buah dadanya yang kiri dan Nadya juga tidak merasakan hal tersebut , lalu saya angkat kekasur dan saya jatuhkan , dia berguling kekiri mau lari saya langsung tindih dia dari atas kedua tangannya saya pegang dia hanya berontak biar lepas masih sambil tertawa .saya baru sadar bahwa posisi saya saat itu sangat erotis persis gaya misionaris dimana Nadya dibagian bawah menghadap kearah saya dengan kedua tangan terlentang saya pegang erat dan kedua pahanya terbuka lebar dgn posisi kemaluan kami saling menempel tapi masih pake tiba saya terdiam dan Nadya juga diam , kami saling menatap membisu , saya merasakan penisku berdiri dibalik celanaku dan tampa Nadya sadari saat kami berguling dikasur ternyata roknya naik dan memperlihatkan G-Stringnya yang merah merona seleranya bagus juga pikirku. Tiba-tiba dia mau bangkit karena menyadari akan hal itu , tapi saya tidak membiarkankan malah saya pegang erat , “om..lepasin om..” kata Nadya memelas , saya tau kalau vaginnya merasakan kontolku yg berdiri makin tegang menempel di kemaluannya , saat itu saya sudah lupa dengan daratan bahkan saya tdk berpikir lagi siapa gadis yg ada didepan saya ,” om…lepas..” kata Nadya sekali lagi , tapi saya malah langsung membuka celana pendekku dgn tangan kanan sedangkan yg kiri tetap memegang erat tangan kanan Nadya. Secepat kilat kontolku yg tegang sudah kelihatan mengacung . Nadya mencoba brontak untuk bisa lepas. ” jangan..om ” kata Nadya menangis , bukannya saya sadar eh malah makin liar , dengan sigap saya buka g-string nadya karena memang ada tali disamping sehinggah memudahkan reaksiku , pas melihat vaginannya yg gemuk merah merona dgn bulu –bulu halus membuatku makin liar ingin membenamkan kontolku , Nadya menangis ingin melepaskan diri , tapi apa daya saya lebih kuat apalagi bandanku sangat atletis. Dengan tangan kananku saya arahkan kontolku kelubang vaginanya , apalagi sudah 1 bulan saya tdk melakukan hal ini dgn pacarku Vega. Setelah pas didepan lubang vaginaya , saya dorong dikit , ” aduh…sakit om…jangan Om”,pinta Nadya menangis karena kaget kontolku ingin memasuki vaginanya .akhirnya saya mencoba fore play karena vaginanya kering saya langsum cium sedot sedot klistorilnya tapi tangan saya yg kiri tetap memegang tangan kanannya , tapi tangan kananku sudah masuk ke balik kaosnya dan meremas – remas bergantian buah dadanya yang memang besar .”akh…om..jangan..om” sahut nadya , tapi kali ini dia berhenti brontak hanya menangis saja tersedu –sedu . “Om ingin menikmati tubuhmu , jadi diam saja nanti kamu malah ketagihan ” sahut saya langsung , dan Nadya terdiam saja mungkin kaget dgn omong saya yg dimatanya omnya ini memang baik dan sayang sama saya menaikkan kaosnya keatas dan menarik kasar BH putihnya …brakkk…. “om…sadar om..” saya kulum pentil dadanya , yg memang menggairahkan berwarna pink dgn buah dada yg putih bersih .saya kulum dada yg kiri yg kana saya remas . “uh…oh…uh..” tib-tiba suara ponakan saya berubah merintih keenakan , sepertinya nafsunya naik pikirku dan memang benar kelemahan ponakan saya memang pada buah dadanya pada pentilnya, saya terus lanjutkan aksi saya , puas menjilati dadanya saya naik mencium bibirnya mengulum sambil tangan kanan saya mengelus vaginanya , kali ini Nadya makin terbawa arus dia membalas semua kecupanku ,setelah itu saya kembali menjilati klistorilnya , Nadya makin meracu.. Uh…uh…..oh…….oh…. Suara ponakan saya bikin saya makin bernafsu , Saya terus jilati vaginanya yang harum karena sering dirawat , tiba-tiba 3 menit kemudian Akh…oh…okhhhhh…ouuuuuuuuuuuuuuuuuuu……. Badan keponakan saya bergetar hebat dan saya melihat cairan bening keluar dari vaginanya , saat dia mengalami organisme matanya tertutup sambil menggigit bibir bawahnya , keenakan kali pikirku , lalu saya buka kaos saya saya buka rok dan kaosnya , dan saya ambil posisi saya arahkan kontolku yg tegang memerah itu kepintu vaginannya saat itu nadya masih merasakan kenikmatan yg baru dia alami , dan tampa tunggu komando kontolku saya dorong keras dan… Akh…kkk…saaaakkkkitttt ommm…” jerit Nadya sadar dari sisa sisa kenikmatan tadi Saya hanya diam meliahat wajahnya yg manis menggoda sambil memegang erat pinggulnya , setelah dia agak tenang saya langsung dorong keras…. Blesss………kotolku masuk semua Akh…..sakit……….rintih nadya Dan akhirnya saya diamkan dulu , saya melihat airmatanya menetes dan perlahan saya merasakan kontolku terasa dipijit dan raut muka Nadya mulai merasakan keenakan kelihatan dari dia menggigit bibirnya… Lalu saya tarik pelan kontolku dan dorong lagi kedalam makain lama makin kencang Akh…akkhhh,,,,ouhhh…ouhhhh…jerit Nadya keenakan Saya dorong terus makin kencang sambil meremas kedua buah dadanya yg menggemaskan. Akah…akah…saya…mau pipis om…”sahut Nadya . “keluarain aja kata saya , dan aouuuuhhhhh….yeassss…ohhhh…” suara keenakan dari ponakan itu saya turun kelantai saya tarik badannya setengah menggantung dan saya masukin lagi kontolku , saya dorong terus….makin cepat …. Akhhh,…akkhhhh….” Sayang vaginamu enak sekali apalagi buah dadamu , om senang bisa menidurimu hahaha…” sahut saya sambil bersemangat mendorong mudur kontolku. Akh…akahhhhh…..eeehhhhh..” suara Nadya keenakan .lalu saya rubah gaya dogy stile sampay gaya monyet memanjat , dan akhirnya balik ke misionaris . kira kira 20 menit kemudia Nadya mengalami organisme dan saya juga sepertinya sdh mau keluar , makin saya percepat genjotan saya sambil mengangkat paha kiri Nadya inin membuat efek yg berbeda pada kontolku…dan tiba-tiba… Akh…akhhh….croot….crooot….. saya keluarkan spermaku kedalam vaginannya. Dan bandanku lemas kemudian , kami pun tertidur pulas karena kelelahan. Tiba-tiba saya terbangun , dan melihat nadya masih tidur pulas saya lihat jam masih jam 6 sore diluar matahari mulai terbenam , eksotis pikirku , saya pun bangun dan membuat minuman penyegar tubuh tak lupa saya membuat minuman penambah tenaga , karena saya masih ingin memuaskan hasratku dgn ponakanku. Malam itu saya melakukan 5 kali dgnnya dan sampai hari senin kami mau pulang , bahkan dijalan yg sepi saya sempat menuntaskan nafsuku dgn Nadya. Setelah kejadian itu saya hapir tiap malam tidak bisa tidur. Dan akhirnya saya coba telpon kak lisa 2 hari yg lalu , Katanya Nadya baik-baik saja bahkan , saya minta mau bicara padanya , “halo Nadya”kata saya “iya” katanya pendek ” besok kan minggu ” kata saya ” habis dari gereja langsung keapartemen om ya “sahut saya kembali. Sambil menulis cerita ini saya menunggu keponakan saya akan datang ,dan Tok…tok..tok pintu apartemen saya terbuka dan hp saya bunyi ada sms , sebelum saya beranjak membuka pintu saya baca sms dulu ” Om..saya sudah didepan pintu” Asik kata saya…udah dulu ya agan agan , kapan kapan saya lanjut cerita dgn ponakan saya yg kedua Cyntia. END Cerita ngentot di hotel ini bermula saat aku sedang menginap di salah satu hotel di Semarang karena tugas kantor. Pas hari kedua sekitar jam 7 malam aku bermaksud keluar hotel untuk mencari makan malam. Tahu sendiri khan kalau makan di hotel selain rasanya kurang enak juga harganya mahal. Nah pada saat menunggu lift untuk turun tiba-tiba saja pintu lift terbuka dan aku kaget sekali didalam lift ada orang laki berusaha mencium seorang perempuan. Mereka kaget juga karena tiba-tiba pintu terbuka dan aku tidak kalah kagetnya karena ternyata yang perempuan adalah Bu Lisa tetangga sebelah persis rumahku sedangkan yang pria aku tidak mengenalnya. Namun karena suasananya seperti itu aku pura-pura tidak mengenal Bu Lisa demikian juga dengan Bu Lisanya. Situasinya benar-benar kikuk. Saat mereka berdua keluar lift sambil minta maaf akupun juga minta maaf ke mereka sambil buru-buru masuk lift untuk turun. Aku heran juga kenapa Bu Lisa ada di hotel ini. Sekitar jam 9 malam aku balik hotel dan langsung menuju kamarku sambil masih bertanya-tanya dalam hati siapa pria yang mencium Bu Lisa itu. Padahal Bu Lisa kan istrinya Pak Sur, tetanggaku yang sering ngajak aku main catur dirumahnya. Oh ya Pak Sur tetanggaku yang baru sekitar 2 tahunan kontrak di sebelah rumah. Orrangnya sudah lanjut usia dan karena stroke menggunakan kursi roda. Katanya sih sudah lebih dari 10 tahun dia menggunakan kursi roda. Usia Bu Lisa ini sekitar 48 tahun. Orangnya cantik anggun tapi agak pendiam. Sekitar jam 9 malam tiba-tiba telpon di kamarku berdering. Ketika aku angkat ternyata itu dari Bu Lisa. Rupanya Bu Lisa tahu nomor kamarku melalui receptionist hotel. Dia mau menemui aku dikamarku. Tak berapa lama kemudian pintu kamarku terdengar diketuk beberapa kali dan aku beranjak untuk membuka pintu. Begitu terbuka aku lihat Bu Lisa dan aku persilahkan masuk ke dalam kamar. Saat itu Bu Lisa kulihat mengenakan rok panjang dengan atasan kemeja lengan panjang warna putih. Dia terlihat begitu anggun dan cantik sekali. Bu Lisa langsung duduk dipinggir tempat tidur dan aku duduk di kursi saling berhadapan. Aku lihat Bu Lisa gelisah dan dari wajahnya ada sedikit ketakutan. Belum sempat aku berkata sepatah katapun Bu Lisa sudah berkata “Mas Andree…ibu mohon apa yang tadi mas Andree lihat jangan disampaikan ke Pak Sur ya. Ibu mohon banget mas”. Sambil menatap wajahnya aku langsung berkata “kenapa bu?”. Dia tambah gelisah dan berkata “itu tadi teman SMA ibu yang mengantarkan ibu habis jalan-jalan. Terus di lift tiba-tiba langsung cium ibu”. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku saja tanpa mengucap sepatah katapun. Hal ini semakin membuatnya tambah gelisah. “Tolong ya mas Andree….” Bu Lisa menghiba ke aku. Hemmm…aku berpikir situasi ini musti harus kumanfaatkan dengan baik. Langsung saja aku berkata sekenanya aja “Saya tahu ibu bohong sama saya namun saya tidak akan bilang ke Pak Sur asalkan ibu mengijinkan saya untuk mencium Bu Lisa semuanya”. Bu Lisa diam tak menjawab sehabis aku berkata seperti itu. Dia hanya menunduk saja seolah tak punya pilihan lain. Aku kemudian berdiri menghampirinya dan kemudian duduk disampingnya dipinggiran tempat tidur. Karena Bu Lisa diam saja, maka aku berdiri lagi sambil berkata “Kalau ibu tidak mau ya sudah” namun langsung dipegangnya tanganku supaya jangan pergi sambil berkata “Jangan mas….jangan dilaporin ke Pak Sur mas….”. Aku kemudian duduk lagi disampingnya. Lama dia tak berkata sepatah katapun hingga Aku kemudian nekat meraih bahunya supaya Bu Lisa duduknya bisa menghadap ke arahku dan kami kemudian saling pandang. Melihat wajahnya yang pasrah tak berdaya aku beranikan langsung mengusap lembut pipinya. Mata Bu Lisa kemudian terpejam pasrah seolah tak berdaya karena tidak punya pilihan lain kecuali menuruti keinginanku. Pelan-pelan kemudian aku buka kancing baju depannya satu demi satu. Aku buka kancing bagian dadanya sehingga terlihatlah bra yang dikenakannya. Aku usap-usap buah dadanya yang masih tertutup bra dan aku tanggalkan kemejanya seluruhnya sehingga tampak olehkukeseluruhan bra nya yang menutupi buah dadanya. Melihat ukuran bra yang dikenakannya besar aku yakin buah dadanya juga pasti besar. Aku kemudian susupkan tanganku lembut ke dalam bra nya dari bawah dan dengan pelan-pelan aku usap-usap dan remas-remas buah dadanya sekaligus mengusap-usap putingnya. Bu Lisa tetap diam saja, matanya terus terpejam benar-benar pasrah. Tanganku kemudian meraih punggungnya untuk melepas kaitan bra nya. Pelan-pelan kemudian aku lepaskan bra-nya sehingga sekarang tampak olehku buah dada Bu Lisa tanpa tertutupi bra. Benar seperti yang aku duga sebelumnya, buah dada Bu Lisa besar banget. Walaupun sudah gak kencang lagi dan agak kendor tapi buatku masih tampak menggemaskan dan menggiurkan. Aku kemudian pelan-pelan meremas buah dadanya dengan lembut dan juga mengusap-usap putingnya yang hitam dan besar. Aku usap-usap putingnya dan putar-putar lembut putingnya dengan jariku. Aku mendengar sepintas Bu Lisa sedikit mengerang “eggghhhhhh…..ehhhhhh….” sambil mulutnya mengatup rapat seolah menahan rangsangan dariku. Sedikit demi sedikit aku rasakan puting Bu Lisa semakin membesar dan mengeras. Aku lihat Bu Lisa seolah gelisahmenahan rasa geli yang nikmat. Kemudian pelan-pelan aku mulai ciumi lembut buah dadanya. Aku ciumi dan jilati bulatan buah dadanya dan pelan-pelan kemudian aku kulum putingnya. Aku isep-isep lembut putingnya yang sebelah kiri dan yang sebelah kanan aku putar-putar dengan jariku. Bu Lisa kepalanya mendongak sambil mendesah “eggghhhhhhhh…….ehhhhhh….”. Aku terus mengulum putingnya dan lidahku mengusap-usap menjilati putingnya. Aku putar-putar lembut putingnya dengan lidahku sehingga membuat Bu Lisa semakin mengerang dan mendesah “aggghhhhh….ohhhhh….”. Nggak lama kemudian Bu Lisa berkata lirih “Sudah ya Mas Andree…eghhhhh…ohhhh….sudah mas..”. Mendengar Bu Lisa berkata seperti itu aku berhenti menciumi buah dada dan putingnya. Aku tidak tahu maksud Bu Lisa berkata seperti itu karena memang memintaku untuk berhenti atau karena dia sudah gak tahan dengan rangsanganku. Aku pandangi wajahnya dan dengan agak kecewa kemudian aku berkata lembut “Terserah Bu Lisa kalau Bu Lisa nggak mau”. Aku kemudian berdiri seolah akan meninggalkannya. Namun sesaat sebelum aku berdiri tangan Bu Lisa kembali memegang tanganku sambil berkata “Mas Andree…Bu Lisa mohon banget…”. Aku kemudian duduk lagi dan pandangi wajahnya tanpa berkata sepatah katapun. Aku tahu Bu Lisa sudah tak punya pilihan lagi sehingga aku bukannya menjawab apa yang dikatakannya namun malah memegang bahunya untuk aku rebahkan di tempat tidur. Posisi Bu Lisa saat itu badannya rebah di tempat tidur sedangkan kakinya masih menekuk berpijak ke lantai. Aku langsung mencium bibirnya namun Bu Lisa tak merespon ciumanku. Dia hanya diam saja sambil menutup matanya. Pikirku aduhhh…kurang ajar banget Bu Lisa ini. Langsung aku melorot ke arah bawah dan aku buka pahanya. Untungnya Bu Lisa saat itu memakai rok yang longgar sehingga mudah bagiku untuk membuka pahanya. Begitu pahanya terbuka aku kemudia menyingkap roknya ke atas sehingga tampak olehku celana dalam yang dipakainya berwarna crem. Aku kemudian usap-usap pahanya sekaligus dengan lembut mulai menciumi dan menjilati pahanya. Bu Lisa kudengar mendesah berkali-kali “egghhhh….ehhhhh..ehhhhhh…”. Aku mulai jilati bagian tengah celana dalamnya. Aku jilati dari bawah ke atas mengikuti belahan memeknya. Aku melakukannya dengan lembut karena tahu bahwa Bu Lisa sudah berusia cukup lanjut sehingga perlu rangsangan ekstra dan tidak bisa buru-buru. Saat aku jilati lembut bagian tengah celana dalamnya Bu Lisa mendesah “mas….mas Andree…eghhhhh…ehhhhh…sudah mas…jangan mas….”. Aku sudah tak hiraukan lagi apa yang dikatakannya. Aku langsung saja pelorotkan celana dalamnya sehingga tampak olehku memeknya yang ditumbuhi oleh jembut yang tebal. Saat berhasil melepas celana dalamnya Bu Lisa menutup rapat pahanya lagi. Namun dengan lembut pula aku renggangkan lagi sehingga pahanya terbuka lagi. Sepintas aku lihat memeknya mulai basah. Sehingga aku kemudian menciumi lagi dengan lembut dan mengusap-usap memeknya dengan lidahku. Dengan lembut aku jilati belahan memeknya, bahkan pelan-pelan aku masukkan ujung lidahku kedalam belahan memeknya. Bu Lisa terlihat gelisah dan terus mendesah “mas….mas…..sudah ya mas….Ibu malu mas….”. Aku tetap tak pedulikan apa yang dikatakannya. Bahkan lidahku semakin liar menari-nari didalam memeknya. Aku jilati dinding dalam memeknya yang terasa lembut. Sesekali ujung lidahku menyenggol itilnya. Setiap kali ujung lidahku menyentuh itilnya desahan Bu Lisa semakin mengeras dan badannya seolah mendongak. Aku tetap lembut menjilati memeknya yang terasa wangi baunya. Tak terasa tangan Bu Lisa yang semula rebah di tempat tidur aku rasakan mulai meraih kepalaku. Tadinya setiap kali ujung lidahku menyentuh itilnya ditahannya kepalaku. Namun lama-lama aku rasakan adanya perubahan. Tangannya mulai seolah menekan kepalaku lebih dalam lagi ke arah memeknya setiap kali itilnya tersentuh oleh ujung lidahku. Rupanya Bu Lisa mulai merasakan geli nikmat sehingga saat geli tersebut dia menekan kepalaku agak keras supaya rasa gelinya agak berkurang. Bu Lisa terus mengerang dan medesah bahkan terdengar semakin lama semakin keras “aohhhhhh….egggghhhhhhh…aghhhhhhhh….”. Tangannya mulai meremas-remas rambutku dengan gemas. Melihat itu aku percepat jilatanku ke memeknya. Aku semakin cepat dan semakin dalam mengaduk-aduk bagian dalam memeknya dengan ujung lidahku. Sesekali aku test dengan melepas jilatanku namun yang terjadi malah Bu Lisa mengangkat pinggulnya seolah memeknya mencari lidahku. “mas….mas….mas Andree…aggghhh…..ohhhhhhhhh….”. Aku merasakan gerakannya semakin liar dan kemudian aku raih pinggulnya dan menekan kepalaku ke arah memeknya. Aku tekan mulutku kedalam memeknya dan aku masukkan dalam-dalam ujung lidahku ke dalam memeknya. Tidak lama kemudian aku dengar Bu Lisa seolah meraung panjang “aggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…….masssssssss……”. Jelas itu tanda Bu Lisa telah mencapai orgasme karena badannya mengejang dan kemudian terkulai lemas. Melihat itu aku berhenti menjilati memeknya dan aku kemudian membiarkannya sesaat supaya Bu Lisa bisa menikmati orgasmenya. Aku kemudian berdiri dan melihat mata Bu Lisa terpejam seolah tak berdaya. Aku langsung naik tempat tidur dan berbaring disamping Bu Lisa. Aku lihat nafas Bu Lisa terengah-engah. Aku peluk Bu Lisa mesra sambil kecup bibirnya. Bu Lisa kulihat membuka matanya dan mata kami saling berpandangan. Sebelum sempat berkata apapun aku langsung belai pipinya dan berkata lembut “Maafkan saya Bu…..saya sayang Ibu dan mengagumi Ibu dari dulu”. Bu lisa tidak menjawab hanya diam saja. Melihat itu pelan-pelan aku peluk Bu Lisa sambil menyusupkan kepalaku ke arahnya. Kami sama-sama diam untuk beberapa saat. Beberapa saat kemudian aku dengar Bu Lisa berkata ” Mas Andree…….”. Aku menjawab “iya bu….” Sambil menatap wajahnya. Bu Lisa kemudian bertanya “Kenapa Mas Andree sayang sama ibu?”. Aku menjawab apa adanya “Saya juga nggak tahu bu….tapi saya kalau melihat ibu rasanya ingin banget bisa disayang oleh ibu”. Bu Lisa sesaat memandangi wajahku dan tiba-tiba tanpa aku duga Bu Lisa kemudian membelai rambutku dengan lembut. Kami saling berpandangan dan kemudian aku cium bibirnya dengan mesra. Sekarang aku rasakan Bu Lisa mulai merespon ciumanku dengan ikut mengecup bibirku. Kami tidak lama berciuman karena aku juga tidak mau merusak suasana yang sudah berubah menjadi lebih baik. Bu Lisa sekarang seolah mulai bisa menerima kehadiranku. Aku tetap memeluk Bu Lisa dengan lembut dan sesekali aku bermanja-manja dengan menciumi lengannya. Bu Lisa membiarkanku menciumi lengannya dan bahkan sesekali membelai rambutku seolah aku ini anak kecil. Dia membiarkanku untuk mengusap-usap buah dadanya. Aku sangat menikmatinya sampai-sampai aku memejamkan mata karena menikmatinya. Tiba-tiba aku dengar Bu Lisa berkata “Mas Andreee….”. Aku jawab “ya bu….”. Dia melanjutkan “Mas Andree tahu nggak…seumur-umur Ibu belum pernah merasakan itu ibu diciumi seperti tadi. Bahkan tadi ibu sampai orgasme. Apa mas Andree nggak jijik?”. Aku jawab “nggak bu…saya suka banget kok bu”. Ehhhh…tiba-tiba dia mencubit pipiku sambil berkata “mas Andree nakal banget”. Aku tidak menjawab namun hanya tersenyum saja dan memeluknya lebih erat. Kemudian Bu Lisa bertanya lagi “Mas Andree…apa yang mas Andree inginkan lagi dari ibu?”. Sambil pandangi wajah Bu Lisa aku kemudian menjawab “Bu Lisa…sebenarnya saya berharap banget bisa menyetubuhi ibu. Namun saya tidak berani memintanya. Takut ibu marah”. Aku menjawab seperti itu dengan perasaan agak takut. Takut bila kemudian dia berubah pikiran dan malah marah besar ke aku. Namun di luar dugaanku dia ternyata tidak marah dan berkata “Ibu ini sudah tua mas…apa sih enaknya ml dengan orang yang sudah tua?”. Aku tak menjawab pertanyaannya namun malah bertanya balik “boleh ya bu, saya mohon dengan sangat bu”. Dia tak menjawab dan memandangi wajahku dengan serius. Tak lama kemudian dia mengganguk sambil berkata “Sekali ini saja ya mas dan pelan-pelan ya mas. Ibu sudah lama tidak pernah ml soalnya”. Begitu dia menjawab seperti itu, aku kemudian melepas bajuku seluruhnya sehingga aku telanjang bulat. Aku kemudian dengan lembut melepas rok nya sehingga kami berdua telanjang bulat. Pelan-pelan kemudian aku mengambil posisi di atas tubuhnya yang telentang ditempat tidur. Aku ciumi bibirnya pelan dan remas-remas lembut buah dadanya lagi. Pelan-pelan aku lihat Bu Lisa mulai menutup matanya menikmati remasanku. Aku kemudian cium turun pelan-pelan untuk mulai menjilati putingnya. Nikmat banget rasanya bisa menikmati putingnya lagi. Bu Lisa mendesah “ahhhhhh….ohhhhhhhhh….ahhhhhhhhh…..”. sambil mulai membelai rambutku. Setelah cukup lama memainkan buah dada dan putingnya aku kemudian turun untuk mulai lagi menjilati memeknya. Aku buka pahanya leba-lebar dan langsung mulai menjilati memeknya lagi. Aku jilati dan usap-usap memeknya yang harum dengan lidahku. Kurasakan sekarang Bu Lisa agak liar dibanding sebelumnya. Aku putar-putar dengan lembut ujung lidahku di dalam memeknya dan sesekali lidahku menyentuh itilnya. Aku bahkan lumat itilnya didalam mulutku karena itil Bu Lisa ini cukup besar. Desahannya semakin lama semakin keras “Agghhhhh…mas…..mas……ogggghhhhhh…..”. Badannya menggelinjang naik turun dengan liar. Tak lama kemudian kudengar Bu Lisa berkata “mas……ibu sudah gak tahan…..masukin mas…ohhhhhh….”. Mendengar dia berkata seperti itu dan aku juga merasa memeknya sudah cukup basah maka aku kemudian menindih badannya dan mulai mengarahkan peniku untuk aku gesek-gesekan ke memeknya. Bu Lisa kemudian berkata sambil mendesah “pelan-pelan ya mas…”. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Dengan lembut mulai aku berusaha memasukkan kepala kontolku ke dalam memeknya. Aku sundul-sundul dulu memeknya dengan kepala kontolku. Semakin lama sundulanku semakin dalam masuk ke memeknya. Saat aku merasa kepala kontolku sudah masuk dan jalan memeknya sudah terbuka dengan lembut aku dorong pelan seluruh batang kontolku ke dalam memeknya bleeeesssshhhh…….Ahhhhhh…nikmat sekali rasanya. Aku lihat Bu Lisa mendongakkan kepalanya sambil mengerang panjang “aaagggggghhhhhhhhh…….” Saat batang kontolku terbenam seluruhnya di diamkan sesaat untuk memberi kesempatan Bu Lisa menyesuaikan memeknya dimasuki oleh kontolku. Begitu seluruh kontolku terbenam di dalam memeknya, Bu Lisa mendesah lega “aaahhhhhhh…..” Sambil berkata kalau punyaku kayaknya rasanya besar banget. Mata kami saling berpandangan mesra dan aku kemudian mencium lembut bibirnya. Kemudian sambil melepas ciumanku aku tarik kontolku dan kembali dorong masuk dengan lembut. Sestiap kali aku dorong masuk kontolku Bu Lisa mendesah “ahhhhhhhh…..ahhhhhhh……aggghhhhh.”. Desahannya begitu menggairahkan. Aku benar-benar bergairah bisa menyetubuhi Bu Lisa. Walaupun teteknya sudah agak kendor dan sedikit berkeriput namun besar lagipula erangannya sangat menggairahkan. Sehingga pelan-pelan kupercepat gerakan keluar masuk kontolku di dalam memeknya. Bunyi plok….plok….plok….terdengar setiap badanku beradu dengan badan Bu Lisa. Semakin lama semakin cepat dorongan kontolku keluar masuk memeknya. Rasanya aku seperti memompa Bu Lisa saja melalui kontolku. Bu Lisa mendesah gak karuan “aggghhh…….mas…..mas…..aohhhhhhh….ohhhhhh….” merasakan nikmatnya kontolku mengaduk-aduk memeknya. Keringatku mulai bercucuran karena aku memompa Bu Lisa dengan sekuat tenaga hingga kemudian aku dengar Bu Lisa berkata mas….mas Andree…ibu mau keluar…agghhh…ohhhhhh…….”. Mendengar itu aku semain percepat mendorong keluar masuk kontolku dan tak lama kemudian Bu Lisa mengerang panjang “aaaagggghhhhhhhhhhhhhhhhhhh…..mass Andre…….maassssssss……….” Sambil peluk punggungku erat. Aku tahu itu tanda Bu Lisa telah mencapai orgasme, oleh karena itu aku hentikan sodokanku di memek Bu Lisa. Namun kontolku tetap aku benamkan di dalam memek Bu Lisa. Aku merasakan memeknya berkedut-kedut sehingga terasa olehku batang kontolku seolah diremas-remas oleh memeknya. Nikmat banget rasanya. Selama beberapa saat aku masih tetap menindihnya sambil membiarkan kontolku tetap berada didalam memeknya untuk merasakan memknya yang berkedut-kedut. Setelah agak cukup lama baru kemudian aku bergeser untuk ikut rebah disamping Bu Lisa. Tak lama kemudian Bu Lisa memelukku sambil berkata “Mas Andree…ibu orgasme lagi lho, mas Andree nya malah belum. Punya mas Andree besar banget lho lagipula sudah lama banget ibu nggak pernah ml. Selama ini ibu hanya melayani Pak Sur saja tapi tidak pernah bersetubuh langsung dengan Pak Sur. Tahu sendiri khan kondisinya Pak Sur”. Aku hanya menganguk saja sambil tersenyum ke Bu lisa. Aku biarkan untuk beberapa saat Bu Lisa istirahat menikmati orgasmenya sambil aku peluk. Ehhh..ternyata hanya sebentar kemudian tangan Bu Lisa mengusap kontolku sambil berkata “punya mas Andree besar banget lho”. Dia kemudian bangkit untuk melihat kontolku dan kemudian rebah lagi sambil berkata “ayo mas masukin lagi biar mas Andree bisa keluar”. Mendengar Bu Lisa berkata seperti itu langsung saja aku tindih lagi dan berusaha memasukkan kontolku lagi ke dalam memeknya. Karena sudah gemas dengan Bu Lisa langsung saja aku entot lagi dia. Aku pompa langsung dengan irama tinggi dan agak liar supaya aku bisa juga merasakan orgame. Kembali Bu Lisa mendesah “mas……mas……terus mas….terus mas….”. Ehhh nggak lama kemudian Bu Lisa berkata “mas…..ibu mau keluar lagi massss……aggghhhhh…oggghhhhh…..aggghhhh…”. Aku memintanya untuk ditahan dulu karena aku juga merasakan geli di kontolku tanda mau menyemprotkan sperma. Semakin kencang aku entot memek Bu Lisa dan kemudian aku merasa benar-benar mau keluar spermaku. Saat itu aku berkata sambil terengah-engah “Bu…. saya juga mau keluar……kita keluarkan bareng ya bu”. Bu Lisa tidak menjawab hanya menganggukkan kepalanya. Tak lama kemudian aku mengerang panjang bersamaan dengan Bu Lisa “aggggghhhhhhhhhhhh…….buuuu………..”. Sementara dia juga mengerang “ogggghhhhhhh….massss…….”. Spermaku menyemprot banyak sekali didalam memeknya dan aku kemudian rebah tak berdaya disampingnya. Kami saling berpelukan mesra sambil menutup mata menikmati orgasme masing-masing. Malam itu akhirnya Bu Lisa tidur di kamar ku hingga pagi hari. PAGI HARI Pagi harinya sekitar pukul aku terbangun karena mendengar suara klinting-klinting yang ternyata berasal dari Bu Lisa yang sedang mengaduk gula untuk membuat teh hangat. Aku lihat Bu Lisa telah berganti baju mengenakan baju tidur. Rupanya saat subuh dia bangun dan kekamarnya untuk mengambil baju tidur untuk kemudian balik lagi kekamarku. Kulihat bajunya model kimono transparan dan sepintas dari belakang aku tahu dia tidak mengenakan bra. Melihat aku bangun Bu Lisa menawari aku teh. “Mas Andree…ini tehnya sudah ibu buatin” “Ya bu” Akupun kemudian beranjak mendekati Bu Lisa untuk mengambil teh hangat. Saat berada persis dibelakangnya langsung aku peluk pinggangnya sambil ciumi rambutnya. “Aahhhh…mas Andree…ibu geli lho” “Bu Lisa….ibu menggairahkan lho pakai baju ini” Sambil agak kegelian karena aku ciumi tengkuknya Bu Lisa berkata “Mas Andree ada-ada saja” Sambil tetap peluk dia dari belakang pelan-pelan aku gesek-gesekkan peniku yang tertutup celana kebagian pantatnya. Tanganku kemudian pelan mulai mengusap buah dadanya. Aku susupkan tanganku dari sela-sela belahan depannya dan langsung meremas-remas lembut lembut buah dadanya. Bu Lisa mendesah terangsang “Agghhhhh….ehhhhhhh…ehhhhh….massss….massss….” Aku semakin terangsang dengan desahannya. Pikirku pagi-pagi dingin-dingin seperti ini paling enak ya ngentot. Tangan kananku terus meremas-remas buah dadanya dan kemudian dua jariku mulai memilin lembut putingnya. Aku putar-putar putingnya yang kenyal hingga kemudian akurasakan puting Bu Lisa mulai agak mengeras dan membesar. Saat desahannya semakin keras aku kemudian berusaha menyusupkan tanganku ke dalam celana dalamnya dari belahan depan bajunya. Tangan kiriku terus meremas lembut buah dadanya sedangkan tangan kananku mengusap-usap memeknya. Bagian tengahnya aku usap-usap dengan jari tengahku hingga kemudian aku merasakan bahwa memeknya telah mulai basah. Mengetahu hal itu Aku langsung tanggalkan celana dalamnya sekaligus pula menanggalkan pakaianku hinggatelanjang bulat. Aku kemudian membalikkkan tubuh Bu Lisa supaya kami berdua bisa saling berhadapan. Aku langsung kemudian mengulum bibirnya dengan lembut. Aku kulum dan isep-isep lidahnya dengan liar sedangkan tanganku terus memilin putingnya dari belahan bajunya. Melihat aku sudah telanjang bulat Bu Lisa kemudian berusaha untuk jug membuka bajunya namun aku tahan. “Jangan dibuka bu…saya lebih suka ibu tetap memakai baju” Langsung kemudian aku balikkan lagi sehingga posisiku ada dibelakang Bu lisa lagi. Aku peluk lagi Bu Lisa dari belakang dan dengan lembut aku minta dia untuk agak membungkuk. Sekarang posisi Bu Lisa membungkuk dengan tanggannya berpegangan pada meja yang didepannya persis ada cermin besar. Aku langsung singkap ke atas baju kimononya yang transparan itu hingga ke pinggang untuk memudahkan kontolku menggesek-gesek memeknya dari belakang. “Masukin ya mas…ibu sudah nggak tahan” “Iya bu” Tangan Bu Lisa kemudian meraih kontolku dari balik selangkangannya dan kemudian mengarahkan kontolku untuk masuk ke liang memeknya. Akupun berusaha untuk mendorong kontolku masuk hingga kemudian akhirnya berhasil juga kepala kontolku masuk sebagian ke dalam lubang memeknya. “Mas Andree…masukin pelan-pelan ya…” “Iya bu” Langsung aku dorong pelan kontolku hingga masuk seluruhnya ke dalam memeknya bleshhhh…. “agghhhhhhhhhh……” Bu Lisa mendesah panjang saat seluruh batang kontolku masuk kedalam lobang memeknya. Nikmat banget rasanya, aku merasakan kehangatan memeknya menghinggapi seluruh kontolku. Aku dorong keluar masuk kontolku dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Aku merasakan memeknya telah basah banget karena makin lama makin lancar saja kontolku keluar masuk memeknya. “aggghh…..aghhhhhhhh…..massss……mas……..” Bu Lisa mengerang dan mendesah setiap kali kontolku menusuk masuk tubuhnya melalui lubang memeknya. Aku terus memegangi pinggulnya untuk memudahkan kontolku tetap terarah masuk kedalam memeknya. Hingga kemudian aku mendengar Bu Lisa berkata “Mas……aduhhhh mas…..ahhhhhh……ohhhhh……….ibu gak tahan masss…….” “Iya bu….keluarin saja bu…….saya ingin ibu bisa orgasme.” Aku menjawab dengan suara agak terengah-engah karena aku memmpompa memek Bu Lisa sekuat tenaga dari belakang. Bunyi suara plok…plok…..plok…….plok…..terdengar setiap kali badanku beradu dengan badan Bu Lisa. Hingga akhirnya kemudian aku mendengar Bu Lisa berteriak sekaligus mengerang panjang “mas…..massss………aggggggggghhhhhhhhhhhhhhhh…………..aohhhhhhhhhh”. Ahhhhh…..akhirnya Bu Lisa berhasil juga aku puasin dengan dengan cara menyetubuhinya dari belakang. Dia agak lemas terkulai menunduk sambil tangannya tetap berpegangan pada pinggiran meja. Aku cabut pelan-pelan kontolku dari memeknya dan kemudian aku ajak Bu Lisa untuk berbaring di tempat tidur. Aku ambilkan dia air minum sekalian tisu agar dia bisa mengeringkan memeknya yang basah akibat itu kami berbaring bersama sambil pelukan. Aku masih telanjang bulat sedangkan Bu Lisa masih mengenakan baju kimono transparan tanpa bra dan celana dalam. “Mas Andree….” “Iya bu..” “Mas Andree nakal banget….ibu dibuat tak berdaya dari semalam” “he..he…Saya bergairah banget lho bu kalau sama ibu” “yang bener ahhh..ibu jadi malu lho.’ Bu Lisa berkata seperti itu sambil mengurut kontolku. Dalam hati aku geli juga, katanya malu tapi kontolku di pijat-pijat dan diurut-urut. “bener kok bu” Aku pandangi wajahnya saat aku berkata seperti itu. Tanganku mulai nakal lagi dengan meremas-remas lagi buah dadanya. Kemudian aku tarik tali kimononya sehingga terbukalah bagian depan tubuhnya. Tanpa meminta persetujuan lagi aku buka seluruh baju tidurnya dan langsung menindihnya. Aku langsung melorot kebawah dan aku angkat kakinya hingga menekuk ke kemudian jilati lagi memeknya. Kali ini dia akan aku beri sesuatu yang istimewa. Sambil menilati memeknya sesekali aku jilat pula lubang anusnya. “Aahhhhh masss….ohhhh massss……ohhhhh…….” Bu Lisa mendesah setiap kali lidahku menjilati anusnya. Dia mendesah nggak karuan setiap kali ujung lidahku bergantian menjilati memek dan anusnya. Hingga akhirnya aku merasa memeknya mulai cukup basah untuk dimasuki kontolku lagi. Aku kemudian naik ke atas dan langsung mengarahkan kontolku didepan lubang memeknya. Bleeeshhhhhhhh……aku dorong masuk kontolku ke dlam memeknya. “Aaaaohhhhhhhhhhh……” Bu lisa mendesah dengan mulut terbuka sambil agak mendongakkan kepalanya. Sepertinya dia agak menahan karena memeknya tidak pernah dimasuki kontol sebesar punyaku. Aku langsung dorong keluar masuk kontolku di memek Bu Lisa yang masih terasa rapet itu. “Aggghhhhh…..aggghhhhhhh….aghhhhhh…” “Aduhhhhh bu….enak banget rasanya bu….” “Iya mas…..ibu juga merasa enak banget…” Aku pompa dengan liar Bu Lisa. Kadang hanya kepala kontolku saja yang berkali-kali masuk baru kemudian seluruh batang kontolku aku benamkan seluruhnya di memeknya. Stiap kali kontolku terbenam atau aku tarik dari lubang memeknya aku yakin itilnya pasti tergesek oleh kontolku. Hal ini membuat Bu Lisa ketagihan. Dia memeluk punggungku bahkan kadang meraih pantatku untuk ditekan kebawah agar peniku masuk lagi ke dalam memeknya. Kami benar-benar liar bersetubuh jauh lebih liar dari semalam hingga kami berdua berkeringat. Setelah kurang lebih sekitar 30 menitan aku dengar Bu Lisa berkata “aahhhh mas….Ibu mau keluar lagi mas……aohhhhhh…” “Tahan sebentar ya bu…saya juga rasanya mau keluar. Kita keluar bareng ya bu…” “Iya mas….” Aku langsung percepat memompa Bu Lisa bahkan hunjaman kontolku ke dalam memeknya aku dorong dengan sekuat tenaga. “Ayo Bu….goyang yang liar bu…..” “Iya mas……aghhhhhhh…mas…..mas. Andre….” Dalam kondisi sudah sama-sama mendekati orgasme, aku nakal bertanya kepada Bu Lisa sambil terus menggenjot memeknya. “Enakkah bu punya Andree bu….?” “Enak banget mas……” “enak mana bu sama punya Pak Sur….” “Ohhhhh mass…..enak punya mas Andree…Ibu belum pernah merasakan yang seperti ini mas..”. “Benerkah bu….” “Bener mas aaaggghhhhh…..ohhhhhh…..” Kemudian aku merasa gak bisa menahan lagi juga demikian dengan Bu Lisa dan akhirnya “aggggggggggggggggghhhhhhhhhhhhhh buuuu………” “ohhhhhhhhh……massssssssss…” Kami berdua akhirnya orgasme di saat bersamaan. Nikmat banget rasanya. Aku langsung terkulai lemas tak berdaya di samping Bu Lisa. Kami berdua lemas menikmati orgasme. Setelah beberapa saat kemudian Bu Lisa berkata “Aduhhhh mas….nikmat banget rasanya. Bu lisa belum pernah seperti ini lho” “Apa iya bu..” “iya mas…belum pernah Bu Lisa pagi-pagi bangun tidur terus ml. Dari dulu ibu ingin seperti ini” “Belum pernah seperti ini ya bu sama Pak Sur..” “Belum mas..khan mas tahu kondisi bapak seperti apa” “kalau begitu nanti kita sering-sering ya bu seperti ini” “Ahhh…mas Andree nakal…” Kami berdua kemudian saling pelukan lama banget sambil sesekali berciuman dalam kondisi masih sama-sama telanjang bulat. Hingga kemudian menjelang waktunya untuk mandi pagi. Saat selesai mandi dan sudah berpakaian rapi Bu Lisa berkata “Mas….ibu nanti siang balik ke Jakarta ya” “Jam berapa bu..?” “Dari Hotel berangkat jam 1 siang karena pesawatnya jam 3 sore” “Ya sudah bu..kalau begitu nanti siang jam 11 saya balik ke hotel nanti saya antar ke bandara” “Ya sudah nanti saja ya kalau begitu ibu pamitannya” “Iya bu..’ Akhirnya Bu Lisa kembali ke kamarnya dan akupun ke kantor cabang. Pagi itu aku benar-benar puas banget bisa mengentot sehabis bangun tidur. SIANG HARI Sesuai rencana maka sekitar jam 11 siang aku sudah balik lagi ke Hotel untuk mengantarkan Bu Lisa ke bandara. Begitu tiba di Hotel aku langsung menuju kamar Bu Lisa dan setelah dibukakan pintunya aku langsung masuk kamarnya. Kami berdua ngbrol kesana kemari sambil sesekali bermesraan. “Bu…lebih baik ibu check out sekarang saja biar nanti gak buru-buru. Terus nanti nunggunya di kamar saya saja” “iya ya…takutnya nanti waktu pas mau bayar antri” “Ya sudah kalau begitu saya ke kamar saya dulu ya bu” “iya Mas….” Akhirnya aku ke kamarku dan Bu Lisa mulai siap-siap untuk check out. Sekitar 30 menitan kemudian aku dengar pintu kamarku di ketuk oleh Bu Lisa. Saat aku buka pintunya aku takjub sekali melihatnya. Bu Lisa terlihat anggun dan dan cantik banget dengan mengenakan rok panjang sampai mata kaki dan atasan lengan panjang dengan selendang di bahunya. Belum lagi harum wanginya yang membuatku bergairah. “ihhh..ibu cantik banget lho…gemesin” “ahhh..ada-ada aja mas Andree ini” Setelah itu aku bantuin bawa tas nya dan kami duduk ngobrol. Sambil ngobrol aku terus lihatin Bu Lisa lama-lama kontolku tegang juga. “Mas..Andree nanti bagaimana ya kalau sudah di Jakarta” “Iya bu..jangan sampai ketahuan Pak Sur ya bu” “Iya mas….” “Nanti kalau kita ingin ketemuan kita kontaknya pas siang saja ya bu, pas saya ada dikantor” “iya mas….ibu pasti kangen sama Mas Andree” “saya juga pasti kangen sama ibu..” Akhirnya menjelang jam 12 Bu Lisa mengajakku untuk siap-siap berangkat ke Bandara. Nah saat berdiri aku kemudian memeluknya dan mencium bibirnya. Kami saling mengulum bibir dengan mesra. Rasanya aku masih kangen banget gak mau melepas kepergiannya. “Bu…..saya masih kangen sama ibu” “Iya mas…Ibu sebenarnya juga masih kangen sama mas Andree tapi ibu harus balik Jakarta sekarang” Aku terus ciumi Bu Lisa sambil tanganku dengan lembut mengusap-usap dadanya yang tertutup oleh bajunya. Aku tahu Bu Lisa ini nafsunya lumayan besar karena Pak Sur tidak bisa memuaskan sepenuhnya Bu Lisa. “Mas…ahhhhhhhh……ibu nanti jadi pingin lho, Sudah ah mas” Aku tak menjawab apa yang dikatakannya, malah aku tarik tangannnya dan aku masukkan ke dalam celanaku biar dia tahu kalau kontolku sudah tegak berdiri. Sambil terus berciuman Bu Lisa meremas-remas kontolku dan tanganku aku susupkan dari balik bajunya langsung meremas juga dengan lembut buah dadanya. Tanpa buang-buang waktu karena waktu lumayan terbatas, maka aku balik badan Bu Lisa sehingga posisi Bu Lisa membelakangi aku. Aku dorong Bu Lisa agar ke tempat tidur dan aku minta dia untuk nungging di pinggiran tempat tidur. Aku singkap roknya hingga pinggang kemudian aku langsung lepas celana dalamnya. Dari belakang langsung aku jilati memeknya dan lubang anusnya. “Ahhhhhhh….mas……massss……ohhhhhhh………” Lubang anusnya aku jilati berkali kali bahkan aku kecup-kecup. Aku lihat Bu Lisa sangat menikmatinya. Setiap kali lidahku menyapu lubang anusnya Bu Lisa mendesah keras “aahhhhhhhhhhhh…..aduhhhhh massss……..mas……..masssssss…enak banget masssss……” Setelah cukup lama aku jilati, aku kemudian melepas celanaku. Dalam kondisi masih memakai baju langsung aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Aku dorong kontolku masuk ke dalam memeknya bleesssshhhhhhhhh…….. “aggghhhhhhh…masssss……enak banget mas…..ohhhhhhh……..” “Iya bu…..saya juga enak banget bu…” Aku terus dorong kontolku keluar masuk memeknya sambil berdiri memegangi pinggangnya. “ohhhhh…masss….enak banget mas andreee..aahhhhh..” “Iya bu….jepit terus bu…..vagina ibu nikmat banget lho bu…sempit banget lho bu….” “Mas andreee……aghhh…..agghhh….” Bu Lisa mulai liar kata-katanya. Aku semakin liar menyodok-nyodok memek Bu Lisa. Badannya terguncang-guncang setiap kali badanku beradu dengan badannya. Plok…..plok…..plok…..suara terdengar setiap kali badan kami beradu. Hingga sekitar 15 menit kemudian Bu Lisa berkata “Mas….ibu mau keluar mas….” “Iya bu…saya juga mau keluar” Semakin aku percepat sodokanku di memeknya hingga akhirnya kami mengerang dan mendesah keras bersamaan” “aagggggghhhhhhhhhhhhhhhh…………….” Spermaku tumpah memenuhi lubang memeknya. Cepat cepat aku ambil tissu dan begitu aku cabut kontolku aku usap memeknya untuk membersihkan dan mengeringkan memeknya. Kami lantas buru-buru ke kamar mandi untuk mencuci dan siap-siap berangkat ke bandara… Un beau Parc clôturé d’un grand mur, un portail coulissant pour unique entrée, les voici arrivés à leur destination. En effet Jessica et Vincent ont loué pour une dizaine de jours une chambre d’hôte dans une belle maison bourgeoise en Auvergne pour leurs 3 ans de mariage. Deux voitures sont déjà garées, un Q5 et une vielle XM, véritable voiture de collection bien entretenue. Ils se garèrent au même endroit. Un vieil homme est venu les accueillir. La bâtisse doit dater de la fin de XIXème mais ne montre aucun signe de vétusté, la voiture, du siècle dernier, a, elle aussi, fière allure. L’Hôte de ce lieu, finalement ne dépareille pas même s’il ne fait pas ses 70 ont, en fait, découvert son âge en lisant le livre d’or, l’un des clients précédents qui parlaient de l’anniversaire de ce dernier en mentionnant l’âge c’était en février de cette même maison offrait une impression de calme, de sérénité et de confort. Elle avait été rénovée avec soin et goût et décorée de meubles et tableau de charme. Quelques objets insolites venaient agrémenter tout cela pour nous offrir un petit grain de étaient enchantés de leur première jardin, que dis-je le jardin, le parc s’étendait sur 3 ou 4 ha, des arbres centenaires et autres arbustes acidophiles ajoutaient une touche bucolique à ce lieu qui les enchantait alors qu’ils s’étonnaient de ne pas avoir vu de piscine comme indiqué dans l’annonce, Il les fît descendre vers ce qu’ils pensaient être la cave. L’escalier donnait sur une petite pièce, sorte de sas qui donnait sur 2 portes.— La première, indiqua le maître des lieux, donne sur un autre escalier de quelques marches seulement pour nous conduire vers une cave en terre battue où je garde mon ne leur a pas fait visiter cette cave, mais a ouvert la seconde pour leur faire découvrir la piscine. Une piscine d’intérieure et en sous-sol, drôle d’idée, mais la pièce était agréable et très claire. — L’ouverture de la porte se fait en glissant dans une fente à droite de celle-ci. La lumière s’allume dès qu’une carte y est visite fût longue et même si elle était intéressante, Jessica et Vincent n’avaient qu’une hâte, rejoindre leur chambre pour se reposer un peu et se rafraîchir. 4h00 de route, ils avaient envie de se poser un son épouse fleur bleue », il avait réservé la suite romantique avec lit à baldaquin. La salle de bain était immense, une douche et une baignoire balnéothérapie. Il y avait même un petit sauna pour 2 étaient vraiment aux anges. L’heure du repas approchant, Jessica, sa douche prise, elle choisit une belle petite robe noire, Vincent, en la voyant sortir de la salle de bain n’eut aucun mal à imaginer ce qu’elle devait porter dessous. Il aime autant qu’elle la belle et fine lingerie et n’avais aucun doute qu’elle voudrait mettre tous ses atouts en valeur. Etant donné le nombre de valise qu’elle avait prise pour ces 10 jours, il était d’ailleurs certain qu’elle lui avait concocté quelques petites surprises vestimentaires qui ne devraient pas lui aime autant que lui les tenues sexy et classe. Elle ne tombe jamais dans la vulgarité, ses tenues sont toujours élégantes et sexy. Elle sait aussi qu’il aime beaucoup les bas et les talons hauts… et là encore, pour cette première soirée, elle ne l’a pas déçue. Un apéritif les attendait avant le repas. Les propriétaires du Q5, étaient déjà là. Un couple d’une cinquantaine d’année, qui s’était évadé pour un weekend en tête-à-tête, loin des enfants. Le téléphone de Vincent sonna alors que l’apéritif n’était pas encore servi. Il s’excusa en sortant dans le couloir pour prendre la conversation. Un problème au travail, il lui fallait revenir le lundi pour 2 ou 3 jours. Il l’annonça à son épouse — Je pars dimanche en fin d’après-midi et je reviens au mardi soir ou mercredi… Elle n’était pas très contente et voulais revenir avec lui, mais il insista pour qu’elle reste.— Je te retrouverai ainsi en pleine formeLe repas terminé, Jessica et Vincent ont regagné leur chambre. Il était impatient de découvrir la lingerie qu’elle avait couple semblait, lui aussi pressé de retrouver leur chambre. La femme s’était, elle aussi, vêtue de manière sexy et à 52 ans, qu’elle ne faisait pas, elle était encore très belle. À peine dans la chambre, Vincent embrassa Jessica, la caressa et se déshabilla. Enfin il dégrafa d’une main son pantalon qui tomba sur ses chevilles. L’autre main parcourait le corps de Jessica. Elle était toujours habillée et en talon, lui, en caleçon avaient les pieds plus ou moins prisonnier par son pantalon descendu jusqu’au bas de ses qui devait arriver, arriva. Ils s’emmêlèrent et chutèrent. Heureusement, la chute fût sans gravité. La robe relevée laissait voir la lisière entre le nylon noir des bas et la peau blanche et nue de Jessica. Beau spectacle, mais Vincent n’y prêta pas attention, ses mains trop occuper à s’occuper de sa poitrine et sa bouche à chercher les lèvres de main gauche glissa vers le bas ventre pour se glisser sous la robe de Jessica. Ses doigts écartèrent un peu l’étoffe pour se frayer un passage vers les lèvres intimes de son épouse.— Nous serons mieux dans le à son mari alors qu’il avait déjà introduit 2 doigts en se sont relevés, déshabillés complètement pour se retrouver rapidement tous les 2 nus sous la était toute humide et lui très excité. Elle était sur le dos, il se positionna sur elle pour la prendre en missionnaire. Il entra facilement car elle était déjà très humide et ouverte, il commença de va-et-vient de plus en plus frénétique… il était de plus en plus excité, son rythme s’accélérait. Elle aimait être prise sauvagement, mais là, ce n’était pas sauvage ni brutal mais de simplement coup de butoir » qui allait de plus en plus vite. Elle voulait qu’il ralentisse, qu’il l’attende un peu, mais…Trop tard, un liquide chaud inonda son intime cavité alors qu’elle était encore loin de l’ aurait aimé une lutte animale entre leur deux corps, mais le sexe de Vincent, rassasié, trop vite repus, n’avait qu’une hâte, retrouver le repos du guerrier après belle si l’éjaculation lui avait fait éructer un râle de plaisir, il n’avait pas de quoi être fier, car il avait tout simplement oublié celui de essaya de revigorer son sexe en le masturbant et en le suçant bien qu’elle n’aime pas prendre en bouche son serpent après qu’il ait craché son la frénétique envie de Vincent, les 4 heures de route et un repas trop copieux avaient eu raison de son se dirigea vers la douche en espérant que ce petit repos lui donne l’occasion de remettre le couvert en étant, cette fois, plus attentif à son désir à espérait cela, d’autant plus, qu’elle avait acheté pour l’occasion une petite nuisette en voile noire qui n’avait certainement pas l’ambition de cacher quoi que ce soit. Mais en sortant de la salle de bain, rafraîchie et vêtue de son vêtement de nuit qui serait, selon elle, une arme de séduction totale. Elle pensait ainsi anéantir chez lui toute sensation de fatigue, mais…Il ronflait déjà. Police “Eh! Pakcik bila Nuria?” Tergaman aku sekejap. Awek mana lak yng tegur aku ni. Tengah asyik minum teh tarik. mcm ni punya sibuk pekan kl, punya ramai manusia, boleh terserempak dngan anak saudara aku. “Nuria, kau buat apa kat kl ni? Kan hari Sabtu lepas kau baru nikah dngan si Daru. Penat-penat ni Nuria kena teh tarik dngan roti canai sekeping. Pakcik lepas hantar Haidir naik bas balik ke sekolahnya di Seremban. Hari ni dia ponteng. Baru sampai dari Penang malam tadi. Letih sangat nampaknya. Pakcik suruh dia ke sekolah hari Selasa esok. Hari ini baru nak balik ke asrama. Kalau kena denda, dia tanggunglah sendiri”, kata aku bercerita panjang kat anak saudara aku ni. “Nuria kl honeymoon la pakcik. Baru Nuria semalam gak dngan kereta. Abang Daru sejak dari malam tadi tak tidoq kat hotel. Pi mana tak tau. Bila call dia kata dah nak balik. Dah sampai petang ni tak nampak muka lagi. Jangan-jangan dia pi jumpa marka lama dia. aku pernah jumpa awek tu. mcm pompuan gatai. Dia punya layan lelaki mcm orang gian. ” anak saudara aku pula bercerita mcm orang lepas geram. “Eh, tak payah nak cerita hal tu banyak-banyak kat kedai ni. Malu kat orang. Sabar sikit, nanti si Daru tu baliklah kot. ini pun dah pukul 6 petang. Hang tinggal mana? ” , aku bertanya sambil mententeramkan keadaan anak saudara aku yng mula naik angin tu. Adnan, atau Daru sebenarnya anak saudara belah bini aku dan si Nuria tu. diaorg berdua baru saja kawin minggu lepas. dia ni sebenarnya dah menjanda lebih 3 tahun, umur sekitar 22 tahun, beranak satu. Lepas sekolah dulu, gatal tah camana kawin dngan pakwe idamannya konon. Lepas beranak, laki terus hilang tah ke mana. Dia dah report kat pejabat Kadi dan dah lamapun bebas dan sekarang ni dahpun kawin dngan anak saudara aku. “kitorang lepak kat Hotel , sebelah kedai ni. Hotel tu mcm tak dak orang Nuria saja. Harga mahai sangat kot. Pakcik dah nak balik ke? Ada bawak jeruk sikit nak bagi kat makcik. Ingatkan balik lepas honeymoon ni nak singgah kat Cheras, nak jumpa makcik jap. Tapi dah pakcik ada ni, pakcik bawa balik dulu jeruk tu. Kalau ada masa nanti Nuria singgah dngan Abang Daru.” “Kau pergi ambil jeruk tu bawak sini.” arah aku pada Nuria. “Ala, pakcik Nuria ambil kat biliklah. Nuria malaslah nak pi balik ni. Ni dah petang Nuria nak naik mandi dah. Nuria pi dulu. Nanti habis minum pakcik Nuria. Jangan lama sangat. Nuria tak kunci pintu. Bila sampai nanti pakcik masuk saja terus. Jeruk tu Nuria letak atas katil. Pakcik ambil ajelah kalau tak sempat jumpa.” , Nuria terus meninggalkan aku dngan teh tarik kegemaranku. Setelah habis minum dan membayar duit teh tarik, aku berjalan ke Hotel. Terus menaiki tangga ke bilik. Kedengaran orang sedang mandi. Berdebar hati bila nak masuk bilik Nuria. Nanti kalau kena cekup tak pasal-pasal pulak. Aku tunggu di luar bilik dan berfikir. Antara masuk ke bilik dngan tidak. Akhirnya aku mengetuk pintu dan terus masuk ke bilik. Kebetulan masa aku masuk bilik, Nanipun keluar dari bilik mandi. Kitorang sama-sama terkejut. aku berdiri betul-betul di hadapan bilik mandi. Oleh kerana terkejut Nuria menolak aku jatuh. Semasa terjatuh aku tertarik pula tuala mandi yng dipakai olehnya. Kini Nuria berdiri di hadapan aku tanpa seurat benangpun. Dia cuba menutup apa yng termampu dngan kedua tangannya. Sambil berbaring aku menatapi tubuh muda berbogel di hadapanku. Tubuh putih gebu, dngan kaki lurus cantik bagi seorang perempuan dngan ketinggian 5 kaki 6 inci. Buah dadanya segar dan comel, tegang seperti kuih pau yng baru dimasak. Saiznya tak terlalu besar atau terlalu kecil. Saiz roti burger dngan puting kecil cokelat kehitaman. Malang sekali aku tidak dapat melihat dngan jelas baranga nikmat di bawah telapak tangannya – lembah nikmat indahnya. Cuma yng nampak hanyalah bulu-bulu halus di kawasan ari- arinya. “Sorry. Sorry. Pakcik tak sengaja. Pakcik baru saja nak masuk, nak ambil jeruk dari atas katil tu. Pastu terus nak balik, tak elok pulak rasanya pakcik tunggu kat sini. Nanti kalau terserempak dngan si Daru dah tentu jadi cerita sensasi. yng hang tolak pakcik mcm nampak hantu kenapa? ” aku terus bangun dan menghulur tuala kepada Nuria. Berderau darah aku bila tercium bau wangian yng dugunakan oleh Nuria. Kalau nak diikutkan hati masa itu juga aku cium dan menjilat setiap bahagian tubuhnya. Rasa ghairah aku mula naik. Nafsu mula menguasai fikiranku, sedikit demi sedikit. Tubuh munggil ini mungkin menjadi pencuci mulut selepas roti canai dan teh tarik tadi. “Sorrylah pakcik”, balas Nuria dngan rasa malu. “aku ingat siapa tadi. Tiba- tiba ada lembaga depan aku, aku terus tolak, takut dia buat apa-apa kat Nuria. Hmm, tentang abang Daru pakcik tak payah risau. aku dah call masa naik tadi. Dia kata ada bisnes talk sikit. Sekarang dia ada kat Melaka. Ada mesyuarat katanya. Besok baru balik. Entah-entah dok menjilat pompuan gatai tu.” , Nuria membalas dngan penuh rasa geram dan hampa. “Pakcik tau tak, sejak kawin hari Sabtu lepas sampai laa ni, abang Daru tak buat apapun kat aku. aku ni isteri dia. Sebelum kawin dulu dia punya rayu, tak siapa boleh lawan. aku hampir-hampir bagi barang aku kat dia. Nasib baiklah masa tu aku datang bulan. Kalau tak, dah tentu kitorang bersetubuh sebelum nikah lagi. aku ingat lepas kawin boleh mesra lagi dan lepas gian. Sampai sekarang ni dia sentuh sayapun dak”. Air mata mula mengalir di pipi Nuria. Gaya critanya penuh dngan kesal dan rayuan. aku merapatkan tubuh kepadanya. aku urut bahunya perlahan-lahan dah terus memeluknya. Batang konek ku dah mula keras di dalam jeans yng aku pakai. Nuria membalas pelukanku. Pelukan kitorang semakin erat. Tanganku mula meraba-raba dibelakangnya yng hanya ditutupi oleh tuala mandi. aku mencium tengkuknya, telinga, dahi, pipi, kepala dan akhirnya bibir kitorang bertaut. Nuria membalas ciumanku dngan penuh rasa ghairah. Nafsu jandanya mula bebas di dalam bilik. aku terus merangkulnya dan mendongakkan kepalanya. Nuria merenung mataku tanpa sebarang kata, tapi aku faham dia sebenarnya kesunyian. Satu renungan yng penuh dngan harapan. Maklumlah sudah hampir tiga tahun tak merasa batang konek di dalam pantat nya yng sedang gersang. Bibir kitorang bertemu lagi. Dia melepaskan tuala yng dipakainya dan memimpin tanganku ke katil. Tiada sebarang kata- kata yng keluar dari mulut kitorang berdua. Hanya tindakan dan perbuatan yng kitorang sama-sama faham. Nuria duduk di tepi katil. aku berdiri di hadapannya. Nuria membuka tali pinggang dan seluar bersama seluar dalamku dilurutkan ke lantai. Batang konek ku yng sederhana besarnya terus mendongak mencari lubang untuk diredakan. Nuria terus memegang batang konek ku yng sedang mengeras. Denyutan jantungku terasa dan terlihat pada batang konek ku yng berdenyut-denyut. Nuria mula menjilat kepala pelir ku. Nyilu kurasakan, tapi enaknya tak dapat aku ceritakan bila Nuria mula menghisap batang konek ku. Mulutnya yng comel terus-menerus menghisap keluar masuk ke mulutnya – seolah-olah untuk mengeringkan air yng mengalir dari batang konekku. Aku terus membuka t- shirt yng kupakai. aku tercium bau jantanku – hamis baunya. Namun bau itulah yng membuatkan nafsu Nuria terus menggelodak. Kedua tanganku mula meramas buah dada Nuria. Keras. Segar. Putingnya kini keras seperti getah pemadam di hujung pensel. Nuria berhenti dari menghisap batang konek ku. Dia membiarkan buah dada nya kuramas. “Hm, pakcik. sedapnya. Ahh. nikmatnya! Sedapnya pakcik. Sedapnya. aku nak rasa batang konek pakcik. aku dah tak tahan ni. Ooh. ” rengekan Nuria kedengaran. Suara itu membuatkan aku terus berasa ghairah. aku menolak Nuria ke tengah katil. Kedua kakinya aku angkat dan kutolak setinggi-tingginya. Bau vagina nya bercampur dngan wangian dan sabun yng dipakai ketika mandi tadi. Bau yng membuatkan nafsu membuak-buak. Maka terpampanglah lembah keramat seorang janda muda di hadapan mataku. Bulunya dijaga rapi menghias tundun dan vagina nya yng tembam. Biji clit nya yng tegang, kemerah-merahan tersembul keluar dari celah bibir pantatnya. Bibir pantatnya berkilat, berkilau dek cahaya lampur bilik – tembam dipenuhi dngan darah dari nafsunya yng memuncak. Lendir mengalir dari celah-celah bibir pantat nya, meleleh terus ke lubang bontot dan membasahi cadar. Lubang bontot nya terkemut-kemut menahan gian dan menanti sebarang tindakan dariku. Pandangan yng teramat indah bagiku. Namun aku tidak terus memacak batang konek ku pada pantat yng begitu rela menanti. Aku mulai menjilat tundun dan vagina nya. Biji clit nya menjadi sasaran utamaku. aku hisap dngan bersungguh hati. Jilatanku yng berulang kali pada clit Nuria membuatkan dia hilang ingatan, meronta-ronta berkali-kali, kemudian kejang. “Aargh! pakcik. oh, oh, oh. Pakcik! Pakcik! Lagi. argh” aku tahu Nuria sudah mencapai klimaks yng pertama. Lendir putih mengalir dari lubang vagina nya. Perlahan-lahan aku menyapu lendir yng mengalir dngan jari hantu tangan kiriku. Aku menyapu lendir yng mengalir ke seluruh vagina Nuria sambi jariku bermain-main dngan clit nya yng keras. Jariku mula memainkan peranan. aku menguak bibir pantatnya. Ternyata lendir yng mengalir memudahkan jariku masuk ke lubang pantatnya. Nuria tersentak bila dua jariku bergerak-gerak di dalam lubang pantat nya yng kini begitu licin sekali. aku menggerakkan jari keluar masuk lubang pantat Nuria, dan mencari g- spotnya. aku menggunakan kepakaranku dngan jariku menyelinap di setiap ruang di dalam pantat Nuria. Hampir 2 minit kemudian Nuria kejang lagi. Tanganku bergerak semakin laju mengerjakan lubang pantat nya. Nuria kesedapan, meluahkan segala tenaganya melalui lubang pantat nya. “Umph! Argh! Ooh! Pakcik! Ah. hm. ” Air yng mengalir keluar begitu banyak sekali, hingga terpercik di pipi dan badanku. Kain cadar yng menjadi lapik kitorang basah lagi dngan air mani Nuria. aku membiarkan Nuria reda sendiri sambil merenung mukanya. Nuria merenungku dngan senyuman, wajahnya manis, tapi nampak masih belum puas. Kini aku berada di atas Nuria. Kukucup bibirnya. Kuhisap sepuas hati. Lidahku menjilat bibir dan kubiarkan dihisap oleh Nuria. aku terus menjilat ke merata tempat. Dahinya, pipi, telinga, tengkuk, leher hingga ke buah dadanya. Putingnya yang tegang, keras aku hisap seperti budak menyonyot botol susu. Dari kiri ke kanan, kanan ke kiri berulang kali. Nuria kegelian, nafasnya memuncak kuat semula. Jelas ghairahnya datang lagi. Dia memeluk kepalaku rapat ke dadanya. Kulihat dia terketar-ketar lagi. Walau hanya bermain dan menghisap putingnya bertubi- tubi kali Nuria klimaks lagi. aku tidak tahu berapa banyak lendir yng mengalir. Tanganku mula meraba vaginanya semula. Lubang pantat nya kumain- mainkan dngan jariku sambil aku menjilat segenap bahagian badannya dari buah dada nya, ke ketiaknya, keperut, pusat, tundun dan ari-arinya hingga akhirnya aku menjilat biji clit nya yng menegang semula. Bibir vagina nya kurenggangkan untuk lidahku menjilat lubang pantat Nuria sedalam- dalamnya. Hampir tiga minit aku menjilat lubang pantat Nuria. Dia menggelupur lagi. “Pakcik! Ah. hm! ah! oh! oh! oh! Sedapnya. ” Dia mengepit kepalaku dngan pahanya. Spermanya berdas-das menyembur keluar membasahi lubang pantat nya dan menyiram mulut dan mukaku. aku terus menjilat lubang pantat nya. Terketar-ketar Nuria menahan gelinya. Semburannya kubiarkan mengalir dipipiku. Sambil menjilat bibir aku berbaring dan membiarkan Nuria berada di atasku. Kitorang mengambil posisi 69 pula. Nuria mengulum dan menghisap batang konek ku semaunya. Celup-celap batang konek ku keluar masuk mulutnya kecil molek. Hangat kurasakan mulut Nuria yng semakin liar menghisap dan menjilar batang konek ku. Air liurnya ditelan seperti orang dahaga selepas bermain bola sepak. Nafasnya tercungap- cungap mcm orang kelemasan. aku masih menatap permandangan indah di hadapanku. vagina janda muda yng terkemut-kemut menunggu masa untuk kucerobohi. Lendir mengalir, meleleh ke peha Nuria yng putih gebu. Lubang bontot nya bersih, juga mengemut-ngemut seolah-oleh menjemput aku datang kepadanya. aku mengangkat kepala dan merangkul dubur Nuria. Sepantas kilat lidahku menjilat lubang pantat Nuria semula. Nuria mendesah kesedapan. Ah. hm. Batang konek ku masih di dalam mulutnya. aku menjilat lagi. Nuria menggeliat kesedapan. Entah mcm mana aku terus menjilat lubang bontot Nuria. Terkemut-kemut Nuria kegelian. Aku terus meneroka lubang dara itu dngan ghairah sekali. Nuria terketar lagi. Jariku mula bermain-main dan menyucuk lubang bontot nya. Nuria merelakan perbuatanku. Jariku mula keluar masuk lubang bontot Nuria. Nuria semakin membiarkan. Lubang bontot nya semakin menerima jolokan jariku. Sambil jariku bermain-main lubang bontot Nuria, lidahku menjilat bibir pantat nya. Biji clit nya aku gigit perlahan, diikuti dngan jilatan dan kuhisap lagi. Sekuatnya. aku ulang beberapa kali – sepuasnya. Selang beberapa minit Nuria menjerit kuat, “Pakcik! Argh! Argh! Ah! Ah! Ah! Hish. ” Entah berapa kali janda muda ni klimaks akupun dah tak perasan lagi. Namun setiap kali dia klimaks aku menjadi bangga dapat memberikan janda muda ini kepuasan. Nuria berpusing pula menghadap aku. Dia memegang batang konek ku dan menghalakan kepalanya ke pintu pantat nya. Perlahan-lahan batang konek ku masuk ke dalam lubang pantat Nuria. Dia mengemut kuat batang konek ku seolah memerahnya untuk mengeluarkan susu. aku membiarkannya seketika dan membiarkan Nuria berbuat apa saja yng dia suka. Nuria mula turun naik, pantat nya ketat setiap kali dia menghenjut dan mengemut. Memang janda muda ini menggunakan setiap pengalaman yng entah dari mana datangnya. Batang konek ku begitu merasakan nikmat seks yng sebenarnya. Aku bertambah ghairah melihat Nuria turun naik di atasku. buah dada nya terbuai ke atas dan ke bawah. Tangannya memegang erat bahuku. Nuria menghenjut bagai kuda berlari di padang. Semakin lama, semakin laju. Kemutannya semakin kuat. Lubang pantat nya semakin licin, menerima dngan relanya kehadiran batang konek ku. Tiba-tiba Nuria memelukku. Bibir kitorang bertaut lagi. Pelukannya semakin kuat. Dia melepaskan bibirku dan mendesis lagi. ah! argh. uh uh uh uh uh ah ah umh argh. Pakcik! Pakcik! Pakcik! ah. Nuria klimaks lagi. Dia kaku di atas badanku. Matanya terpejam rapat. Nafas tercungap-cungap menahan kepenatan. Badannya tergigil-gigil seperti orang kesejukan. pantat nya terkemut-kemut menahan air mani yng menyembut keluar. Panas batang konek ku dek air mani dan lendir yng keluar seolah tiada hentinya. Aku menghenjut Nuria perlahan-lahan dari bawah. Licin lendir dan air mani Nuria begitu memberansangkan aku. aku menghenjut lagi. Badan Nuria kejang menahan kegelian akibat batang konek ku keluar masuk. Batang konek ku semakin kembang di dalam pantat nya. aku rasa inilah penghujungnya persetubuhan aku dngan Nuria. Tapi aku berubah niat. aku berhenti seketika. aku ingin sangat merasakan batang konek ini masuk mengoyakkan lubang bontot Nuria. Aku mengarahkan Nuria menonggeng di tepi katil, manakala aku berdiri di belakangnya. Batang konek ku yng tegang aku halakan ke lubang pantat Nuria dan menanam batang konek ku sedalam-dalamnya. Batang konek ku keluar masuk pantat Nuria dan Nuria mengerang kesedapan. aku bilang henjutanku sebanyak 40 kali dan aku berhenti. aku teruskan lagi dngan bilangan yng lebih kecil tapi lebih pantas, hingga ke bilangan 10. Aku berhenti. aku mencabut batang konek ku dari lubang pantat Nuria. aku raba dan lebarkan lubang bontot Nuria. Perlahan-lahan jariku masuk ke dalam lubang tersebut. Nuria memandangku, tersenyum merelakan apa yng akan aku lakukan. Dngan perlahan-lahan juga aku menghalakan kepala konek ku ke lubang bontot Nuria. Lendir yng mengalir dari lubang pantat nya telah melicinkan bontot nya. aku menekan perlahan-lahan. Nuria mengeluh. aku kurang pasti keluhan itu kerana sakit atau sedap. Yng aku pasti ialah kepala konek ku telahpun berada di dalam lubang bontot Nuria. aku tolak lagi perlahan-lahan. “Ah. pakcik, sakit! Lubang pantat lah pakcik. Nuria tak pernah buat camni, ” rayu Nuria. “Nantilah. Kita cuba dulu. Nuria puas! Pakcik dah puaskan Nuria. Bagilah pakcik puas pulak kat lubang Nuria yng ini. Lubang pantat Nuria memang sedap. Ketat. Tembam. Pak dah rasa. Dah jilat. Dah korek. Nuria pandai kemut, tak mcm makcik. Nuria bagilah lubang yng ni pulak. ye”, aku merayu. Sambil merayu batang konek ku aku tolak lagi lebih jauh ke dalam lubang bontot Nuria hingga ke pangkal. Nuria menonggeng dngan rela hati. aku biarkan Nuria beralih sedikit supaya selesa. Lubang bontot nya memang first class. Hebat. Panas dan padat. Ketat. Kemutan bontot nya tak dapat nak di critakan hebatnya. Sambil bediri, perlahan-lahan aku tarik dan tolak sepuas hati. Terasa kehebatan kemutan lubang bontot Nuria. Lebih hebat dari otot lubang pantat nya. Nuria mula dapat menyesuaikan lubang bontot nya menerima tujahan batang konek ku, dan merelakan batang konek ku keluar masuk. Henjutanku semakin lama, semakin laju. Nikmat lubang bontot Nuria tidak tergambar lazatnya. Nuria mula merasakan nikmat lubang bontot nya dihentak bertubi-tubi oleh batang konek ku. Henjutanku semakin laju. Nuria menjerit kecil keenakan. Kitorang sama-sama bertarung. Setiap tujahanku disambut oleh Nuria dngan kemutan. Agak lama juga kitorang bertarung dalam keadaan doggy ini. aku tahu Nuria juga merasakan nikmat hentakan batang konek ku ke dalam lubang bontot nya.

cerita sex di hotel