cerita perkosa adik ipar

adikipar aku sgt sporting Tetapi saya menyembunyikan perasaan itu dengan tersenyum dan saya lihat pakaian dan tudungnya tidak ada yang tidak kena lepas sorang2 aku balun termasuk Wani merasakan Wani menjadi wanita dalam permainan N Wani merasakan Wani menjadi wanita dalam permainan N. 30 malam kami masuk tidur Kena maki bakal bini muda aku tu NgentotAdik Sepupu Sewaktu Masih Tidur - Aku baru saja pulang dari KKN di desa, di daerah Kabupaten Blora (sekarang masuk Kabupaten Cepu), dua hari setelah sampai di rumah, ada telepon dari salah satu sepupuku, katanya dia sedang Study Tour ke kotaku. Sepupuku ini masih sekolah di SMK di daerah Madiun, sebenarnya aku belum pernah bertemu langsung dengan dia, jangan heran ya, sebab dia Rasamenyesal ada juga pasal aku dah tak virgin lagi Ini adalah biasa,setiap kali selepas bersama,dia akan tertidur sehingga pagi Tak silap aku masa tu umur anak dia baru dua tahun setengah Rupanya bini aku selama ni bercerita pasal aku nak kawin lagi kat adik beradik dia " Pak Mat bawa tangan Milah ke perutnya dan terus ke ari-ari, rapat ke pangkal tiangnya " Pak Mat bawa tangan Milah ke CIREBON Seorang remaja perempuan berusia 14 tahun di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, diperkosa pemuda 29 tahun asal Banyumas, Jawa Tengah.Korban yang kenalan di game online FreeFire, termakan bujuk rayu pelaku.. Pelaku nekat menjemput korban di Cirebon dan membawa kabur korban ke Banyumas selama 8 hari. Pelaku memerkosa korban berulang kali hingga trauma. SOdia kata okay Emak Mertua aku masih lagi solid bentuk tubuh badannya,dengan kedua-dua tetek yang besar,dan bontotnya sedikit tonggek dan untuk makluman anda semua,Emak Mertua aku ni sememangnya berketurunan Punjabi Muslim Type of Business: Wireless Broadband ( Hotspots ) capital : RM5K - Maximum (depending on where and how the implementation sayang bang,senah sayang 'Bukan main Dik Mar minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. Cerita Sex - Cerita Pengen - Geisha - Pemerkosaan - Perkenalan di sebuah warung bakso dekat kampus, karena dia tak sengaja telah menumpahi tangan ku dengan sauce yang berujung minta maaf dan akhirnya kami berkenalan. Dari tukar no Hp, terjalin sebuah pertemanan hingga cinta yang begitu istimewa. Nama ku Elly. Usia ku kini 23 tahun. Aku sudah menikah dengan Albert yang kini berusia 25 tahun, dan kini aku adalah seorang ibu muda, dengan seorang anak yang baru berusia 6 bulan yang kami beri nama pacaran dan menikah sampai sekarang ini, suami ku sering berpergian ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Aku sendiri adalah wanita yang mendapat karunia wajah yang cantik, itu menurut teman-teman memiliki rambut yang lurus dan panjang sampai sebahu. Tubuh ku sudah kembali ramping dan indah seperti pujian suami ku, meskipun aku baru melahirkan setengah tahun yang hal itu karena aku rajin mengikuti senam aerobik, dan memang aku menjaga pola makan ku supaya badan ku tak semakin sendiri tidak bekerja, karena suami ku memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Dan memang suami ku ingin aku menjadi ibu rumah tangga yang baik saja, dengan tinggal di rumah untuk merawat anak kami dengan seks kami juga luar biasa. Suami ku adalah lelaki perkasa di tempat tidur, dan aku sungguh menikmati kehidupan ku ini. Kini kalau suami ku tak ada di rumah, aku hanya tinggal dengan anak ku, juga pembantu kami yang ku panggil bi Iyem, satpam kami yang bernama Adrian, tukang kebun kami yang bernama pak Jono, dan juga sopir kami yang bernama usia ku yang sekarang ini, nafsu seks ku tentu sedang tinggi tingginya. Di tinggal oleh suami ku bekerja seperti ini, kadang aku amat merindukan bermain cinta dengannya. Demikian sekilas tentang keadaan ku dan keluarga itu hari Sabtu. Siang hari itu, aku menerima telepon dan aku terkejut dengan berita yang aneh. Aku mendapatkan hadiah sebuah mobil lewat undian sebuah produk. Dan seingat ku, aku tak pernah mengikuti prosedur undian santai aku berkata, “Pak, terserah bapak mau bicara apa, tapi saya tak akan pernah mentransfer uang apapun untuk pajak atau yang lain”.Dan orang itu berkata panjang lebar, "Ibu Elly, kami memaklumi kalau ibu berhati hati, memang kami tak menyuruh ibu membayar apapun, karena pajak hadiah di tanggung oleh kami. Kami akan mengantarkan hadiah itu langsung ke rumah ibu sekitar satu jam lagi. Gratis bu, tak di pungut biaya apapun. Ibu boleh mencobanya, kalau ternyata mobilnya bermasalah kami langsung mengganti dengan yang baru. Tapi itu tidak akan terjadi bu, karena kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap mobil ini”.Mendengar hal ini, aku hanya bisa mengangkat bahu dan berkata, “Ya terserah bapak. Maaf, dengan bapak siapa saya bicara?”.Dan orang itu menjawab, “Dengan bapak Anto. Ibu bisa menghubungi kantor kami di nomer *** ****. Aku mengiyakan saja dan kemudian memutus pembicaraan. Dalam hati aku merasa aneh, tapi ya kalau gratis, kenapa nolak?"Ku lihat sekarang ini adalah jam 1 siang. Aku baru selesai makan siang, maka aku menyusui dan menidurkan anak ku, supaya nanti ketika aku pergi aku tak begitu memang satu jam kemudian aku mendengar bel rumah ku berbunyi, dan ketika aku keluar, aku melihat sebuah mobil Kijang Innova keluaran terbaru, dengan cat yang mulus Dewasa - Di belakangnya berhenti sebuah mobil Kijang pickup. Mungkin untuk mereka yang mengantar mobil ku ini pulang nanti. Aku agak terkejut juga, berarti mungkin ini benar. Seseorang turun dari mobil pickup itu, sementara orang yang sudah berdiri di depan pintu rumah menyapa ku.“Bu Elly? Saya Anto”, kata orang yang bernama Anto itu sambil mengulurkan menjabat tangannya dengan sedikit perasaan ragu dan menjawab “Elly”.Orang itu memang penampilannya rapi. Tapi wajahnya agak seram. Aku mencoba membuang semua pikiran negatif. Dan kemudian orang satunya yang berpenampilan biasa biasa, yang juga berwajah biasa biasa, menjabat tangan ku.“Seto”, menjabat tangannya dan menjawab, “Elly”.Setelah acara kenalan yang menurut ku hanya formalitas ini, kami duduk di teras rumah, dan aku disodori formulir yang aku baca di bagian awal dan akhir saja, untuk memastikan aku tak keluar uang apapun untuk mendapatkan hadiah Anto menawarkan padaku untuk mencoba mobil itu, karena nantinya aku harus mengisi formulir untuk memberikan penilaian’ tentang kondisi mobil itu, sebelum acara serah terima surat kendaraan setuju saja, dan aku menerima kunci mobil itu dari Anto. Aku masuk ke dalam mobil itu, joknya masih terbungkus plastik semua, baunya khas mobil baru. Dan dengan didampingi mereka, aku mulai mencoba mobil baik baik saja, sampai tiba tiba di sebuah gang yang sepi di dekat rumahku, Anto yang duduk di kursi depan menarik terkejut sekali, sampai lupa menginjak pedal kopling dan mesin mobil ini mati. Aku menoleh kepada Anto, tapi belum sempat aku bertanya, dari belakang aku dibekap, oleh Seto tentunya. Kurasakan bau yang menyengat, dan tak lama kemudian semuanya gelap…Perlahan aku mulai sadar. Aku mengeluh perlahan, ketika aku tak bisa menggerakkan kedua tangan ku yang terentang. Sakit rasanya. Aku mulai mencoba mengerti apa yang terjadi pada diriku. Ternyata kedua pergelangan tangan ku yang terentang ini, terikat erat pada semacam pilar di ruangan aku sendiri terbaring di atas matras. Yang membuat ku tercekat, aku sudah tak mengenakan apa apa lagi selain bra dan celana dalam ku memang masih bebas, tapi apa artinya? Aku kini sudah tak berdaya dengan tangan yang terpasung seperti ini. Aku memejamkan mata dan menggigit bibir, tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada ku. Aku mulai menyesali kebodohan ku tadi, mengapa bisa terjebak dengan iming-iming hadiah tiba pintu ruangan ini terbuka, lalu masuk seseorang yang membuat ku ternganga tak percaya pada pengelihatan ku.“Arman?”, seru ku tak percaya.“Halo Elly… lama tak jumpa… bagaimana kabarnya?”, kata Arman dengan senyum yang membuat hati ku dingin seperti disiram air es. Aku takut sekali.“Arman… apa yang kamu lakukan ini? Aku ini kakak ipar mu. Cepat lepasin aku..”, aku mencoba menyadarkan Arman walaupun aku tahu ini mungkin sekali merupakan hal yang sia tahu Arman memang menginginkan aku sejak aku dikenalkan Albert pada keluarganya. Arman adalah adik Albert yang kini berusia 24 tahun dan wajahnya memang cukup sejak ia mengenal ku, ia sudah beberapa kali mencoba mendekati ku, tapi tentu saja aku tak memberinya respon. Dan suatu hari saat itu aku sedang berkunjung ke rumah Albert saat masih tinggal bersama keluarganya, Arman pernah nekat dan nyaris berhasil memperkosa saja waktu itu kepulangan Albert menyelamatkan ku, dan sejak itu aku tahu aku harus menghindari orang ini. Tapi kini aku sudah jatuh ke dalam tangannya. Tanpa sadar aku bergidik kata kata ku, Arman hanya tertawa. Ia mendekati ku dan krek…’. Arman merenggut bra ku hingga tali talinya putus.“Aduh…”, aku mengeluh perlahan, sedikit sakit rasanya pada bagian tubuh ku karena tali bra ku di renggut secara paksa sampai putus oleh Arman. Aku memejamkan mata ku erat erat, malu sekali rasanya payudara ku terlihat oleh laki laki lain selain suami ku.“Elly… Elly… kamu kira aku segoblok itu sudah bersusah payah menjebak mu seperti ini dan melepaskan kamu begitu saja? Hahaha… aku belum gila, Elly”, kata Arman sambil menyeringai mengerikan saat aku menatapnya dengan marah bercampur takut.“Arman, kamu gila… lepaskan aku!!”, aku mulai panik dan membentaknya.Breeet… breeet’… seruan ku dijawab Arman dengan merenggut robek celana dalam ku, hingga kini aku sudah telanjang menjerit kecil. Kini aku hanya bisa memandangi Arman dengan jantung berdebar ketika ia mulai melucuti pakaiannya sendiri. Sesekali aku mencoba meronta, tapi tak ada hasil sama sekali karena aku benar benar tak bisa menggerakkan kedua tangan ku yang terentang lebar. Aku tahu, nasib yang buruk akan segera menimpa ku, dan perlahan aku mulai menangis.“Lho sayang… kok nangis sih? Tenang saja, sebentar lagi kamu juga akan keenakan kok”, ejek Arman yang sudah bersiap di selangkangan semakin ngeri, dengan suara gemetar aku memohon, “Arman, tolong jangan begini… aku ini kakak mu… kakak ipar mu… kamu itu tidak boleh melakukan hal ini pada ku…”.Arman tertawa sinis dan berkata dengan suara kasar, “Diam Elly. Kamu telah merendahkan ku. Kamu selalu menolak ku. Kamu tak pernah menghargai aku”.Aku sadar kalau aku memang selalu menjaga jarak dengannya, karena aku merasa ia berbahaya. Dan kini memang semuanya terbukti kan?Dan sambil merenggangkan kedua paha ku lebar lebar, Arman melanjutkan, “Kamu tak pernah mau aku ajak pergi makan berdua. Kamu anggap aku tak layak pergi berdampingan bersamamu. Benar-benar perempuan sombong! Karena itu sekarang rasakan pembalasan ku!”.Berkata begitu, Arman menempelkan kepala penisnya ke bibir liang vagina ku. Aku makin panik dan berusaha menggerakkan pinggul ku menghindari hunjaman penis Arman saat Arman mulai memajukan penis itu tak sampai melesak masuk menerobos liang vagina rupanya Arman marah dengan perbuatan ku, ia menampar ku dengan keras, hingga aku mengaduh dan menangis kesakitan.“Jangan coba coba lagi Elly, atau nanti kamu akan ku berikan pada dua kacung ku di depan itu!”, ancam Arman dengan suara yang hal itu aku langsung melemas dan pasrah, di sela tangisan ku, aku hanya bisa mengumpat getir, “Kamu gila.. Arman”.Arman hanya tertawa dan aku hanya bisa membiarkan kepala penis Arman menemukan bibir liang vagina ku, dan sesaat kemudian aku mengerang kesakitan saat liang vagina ku tertembus oleh batang penis terus menangis saat Arman memompa liang vagina ku. Walaupun aku sudah pernah melahirkan, tapi berkat senam dan ramuan khusus, liang vagina ku kembali menyempit. Konsekuensinya, kini aku merasa kesakitan karena liang vagina ku dipompa penis Arman yang cukup memalingkan muka ku supaya tak melihat wajah Arman yang kesenangan karena berhasil mendapatkan tubuh ku. Ia meremasi kedua payudara ku dengan gemas, seolah melampiaskan segala nafsunya yang tak kesampaian untuk menikmati tubuh ku sejak aku sendiri hanya bisa terus menggeliat kesakitan.“Elly… punya mu enaak”, erang Arman dengan tatapan penuh gairah pada ku sambil terus menggenjot aku menamparnya, tapi kedua tangan ku tak bisa ku gerakkan. Yang hanya bisa ku lakukan hanya merelakan liang vagina ku ditembusi oleh laki laki yang harusnya memperlakukan ku sebagai kakak Arman memang sudah kesetanan, ia mulai mencumbui ku dengan sangat bernafsu. Bibir ku di lumatnya dengan ganas dan kedua payudara ku diremasnya dengan aku mulai terangsang karena perbuatan adik ipar ku ini, rasa terhina karena di perkosa mulai berganti dengan rasa nikmat yang melanda selangkangan ku dan juga sekujur tubuh vagina ku sudah mampu beradaptasi dengan ukuran penis Arman yang tadinya terasa begitu menyesakkan. Aku malu sekali, ingin rasanya aku menyembunyikan wajah ku yang mulai terbawa suasana ini. Tapi tentu saja hal itu tak bisa ku lakukan, maka aku hanya bisa pasrah dan harus mati-matian juga berusaha menahan diri supaya tak kelihatan menikmati hal ini. Tapi sayangnya, tubuh ku terlalu jujur, perlahan tanpa mampu ku cegah, pinggang ku terangkat saat aku menahan nikmat yang luar biasa. Ku rasakan penis Arman melesak begitu dalam ketika ia menghunjamkan kuat kuat kedalam liang vagina ku, membuat ku menggeliat keenakan seperti cacing tertawa sinis dan mulai menghin aku, “Ternyata kamu menikmati punya ku juga kan Elly. Makanya kamu jadi cewek jangan sok suci.. hahaha.. kalau sudah kemasukan gini, toh kamu keenakan juga..”.Sambil menghina ku Arman terus memompa liang vagina ku dengan gencar. Aku sudah tak tahu apa yang harus ku lakukan, karena perlahan tapi pasti aku sedang di antar menuju orgasme.“Arman… oohh… sudaah… ampuuun… ennngghh”, aku mulai mengerang dan melenguh.“Kenapa El? Enak ya?”, ejek Arman dan malah makin gencar memompa liang vagina ku.“Kamu…”, aku tak bisa menjawab, tubuh ku menggigil, selangkangan ku serasa akan terus mengerang dan melenguh, sampai akhirnya aku mengejang hebat, kepala ku terlempar ke sana kemari karena aku menggelepar dihantam badai orgasme ini.“Oh Elly… kamu cantik sekali kalau seperti ini”, desah Arman yang tak menunjukkan tanda tanda akan orgasme, sementara aku sendiri sedang menderita dalam kenikmatan orgasme yang berkepanjangan ini, dan nikmatnya selangkangan ku yang terus dipompa Arman semakin menjadi rasa ngilu mulai menghampiri liang vagina ku, dan makin lama rasa itu makin mendera sudah tak kuat lagi, dan berteriak “Armaaan… aaaaah… hentikaaaan… amppuuuun…”.Ia benar benar perkasa seperti suami ku, hanya saja suami ku lebih pengertian, membiarkan ku beristirahat kala aku mengalami orgasme. Sedangkan Arman sama sekali tak memperdulikan keadaan ku, ia hanya mencari kenikmatannya makin menderita dalam kenikmatan ini, rasanya tulang tulang di dalam tubuh ku terlepas semua dari sambungannya, sementara tubuh ku meliuk liuk dan menggelepar terhempas badai orgasme yang terus menerus cairan cinta ku sudah membanjir berapa banyak, aku mulai pening dan tak mampu mengerang lagi. Dengan kejam Arman terus memompa liang vagina ku, sampai akhirnya ruangan ini rasanya berputar, semuanya gelap…Ketika aku mulai sadar, ku rasakan kedua puting susu ku seperti ada yang mengulum dan menyedoti dengan kuat. Vagina ku masih terasa sedikit sakit, tapi sudah tak terasa sesak, artinya Arman sudah selesai memompa liang vagina sekali rasanya liang vagina ku, aku tahu si brengsek itu pasti mengeluarkan spermanya di dalam sana. Untungnya aku sedang dalam masa tidak subur, jadi aku tak perlu takut kini aku sadar, ada dua orang sekaligus yang mengulum puting susu ku, yang berarti ada orang lain selain Arman. Dan aku mulai mengenali mereka berdua ini, bahkan Arman bukan salah satu dari mereka. Ternyata Anto dan Seto yang kini sedang menyusu pada kedua payudara ku.“Jangaaaan”, aku menjerit tak bisa berbuat apa apa, kedua tangan ku yang terentang ini tak bisa ku gerakkan sedikit pun, sementara mereka berdua dengan santai meneruskan perbuatan mereka.“Lepaskan aku… Armaaan kamu bajingaaaan…”, aku mengumpat dalam keputus asaan ku dengar tawa yang membuat ku bergidik ngeri. Kemudian aku melihat Arman masuk, dan memegang merekam ku! Merekam ku yang sedang pasrah tak berdaya saat kedua puting susu ku di sedot oleh kedua kacungnya.“Biadab kamu Arman…..”, aku langsung tertawa dengan hanya bisa menangis. Habislah aku, aku sudah dalam cengkeraman Arman sepenuhnya. Entah seperti apa nasib ku di hari hari kedua kacung Arman ini tertawa senang, dan mereka kembali mencucup kedua puting susu ku dengan bersemangat, tak lupa tentunya mereka juga meremasi payudara saat kemudian, dengan gaya yang menjijikkan, mereka membuka mulut mereka yang penuh air susu ku ke arah kamera.“Wow.. air susu Elly”, kata Arman sambil menyorot mulut kedua orang itu menelan air susu ku.“Bagaimana rasanya Anto? Seto? Enak tidak?”, tanya Arman penasaran.“Gurih abis bos, susu amoy gini”, kata Anto.“Lebih enak dari susu sapi”, sambung ajar sekali mereka ini. Dan Arman kelihatannya penasaran, lalu ia menaruh handycamnya.“Aku juga ingin coba”, mendekati payudara ku, dan setelah memberikan beberapa jilatan yang membuat ku kembali merasa terangsang, tiba tiba ia sudah mencucup puting susu ku. Beberapa sedotan dilakukannya, sementara aku hanya bisa mendesah keenakan.“Bos, susunya diremas”, kata Anto.“Bisa tambah banyak keluarnya”, Seto Arman menyedot puting susu ku sambil meremasi payudara ku. Aku sedikit menggeliat kesakitan. Ia terus melakukannya sampai puas, sementara aku hanya bisa menggigil menahan nikmat.“Susu yang enak, Elly”, kata Arman dengan nada puas.“Nanti aku minta lagi”, sambungnya sambil kembali mengambil handycamnya.“Lanjutkan”, perintah Arman pada Anto dan berdua yang sudah melepaskan semua baju mereka hingga telanjang bulat selagi menunggu Arman mencicipi susu ku. Mereka tentu saja kembali mengerubuti ku dengan itu kembali merekam ku. Kini Anto dan Seto berniat memuaskan diri mereka sendiri, bisa terlihat dari mereka mengocok penis mereka sendiri untuk makin menegangkan ereksi penis ukuran penis mereka berdua ini, aku makin ngeri. Baik panjang maupun diameternya semuanya lebih dari ukuran milik berusaha mematikan semua perasaan ku. Kini aku di gumuli oleh dua kacung si Arman. Kedua paha ku dilebarkan oleh Anto. Aku masih terlalu lemas untuk mencoba bless… kembali liang vagina ku tertusuk oleh sebatang penis orang lain lagi selain suami menggigit bibir, menahan segala perasaan malu dan sakit ini, air mata ku terus mengalir. Handycam yang dipegang Arman terus menyorot ke arah vagina ku yang sedang dipompa oleh ku rasanya panas sekali membayangkan aku sedang membintangi film porno amatir Arman mengarahkan sorotan handycamnya ke arah tubuh ku bagian atas dan sempat berhenti agak lama ketika menyorot kedua payudara ku. Seto sempat meremasi kedua payudara ku dan semua itu disorot oleh itu tubu hku harus terus menggeliat karena menerima rangsangan dua orang sekaligus. Liang vagina ku dipompa dengan gencar oleh Anto sementara kedua payudara ku diremas dengan gemas oleh sendiri antara mendesah keenakan dan merintih kesakitan. Liang vagina ku masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan ukuran penis Anto, tapi sudah mendatangkan nikmat yang membuatku serasa melayang.“Sudah… hentikaaan…”, aku mengerang dan mulai menggelepar, karena ku rasakan liang vagina ku kembali ngilu di pompa segencar sendiri kelihatannya sudah akan berejakulasi, tubuhnya bergetar hebat saat menggenjot ku, dan tak lama kemudian ia mengerang panjang dan meneriakkan nama ku, “Ooouuuhhh… bu Ellyyy…”.Tubuhnya berkelojotan di atas ku, dan ku rasakan penisnya berdenyut keras di dalam sana. Beberapa semprotan lahar panas ku rasakan membasahi liang vagina ku, dan Arman segera bergerak ke tempat yang bagus untuk menyorotan handycamnya ke arah vagina rasakan Anto mencabut penisnya perlahan, dan Arman terus menyorot daerah vagina ku, aku malu sekali. Gejolak yang sempat membuat ku hampir orgasme kini gilanya, si Seto langsung bersiap menggilir ku, ia sudah mengarahkan penisnya ke liang vagina ku. Aku memang tak bisa apa apa, hanya bisa menggigit bibir saat ku rasakan liang vagina ku tertusuk oleh penisnya saja sekarang rasanya tak begitu sakit, dan setelah beberapa genjotan, Arman menyorot muka ku, karena si Anto sudah menempelkan penisnya ke mulut ku.“Elly, ayo kulum”, perintah hanya bisa menurut saja, karena aku sudah tak berdaya lagi bahkan untuk membantah. Daripada aku juga akan mendapat tamparan atau siksaan lain, aku lebih baik mengikuti kemauan para bedebah ku buka mulut ku, dan penis Anto yang masih belepotan sperma dan cairan cinta ku, menerjang masuk ke dalam mulut ku. Rasanya amis dan asin, membuat ku ingin aku berusaha tak memikirkan rasanya, dan ingin cepat menyelesaikan tugas ku. Aku terus mengulum penis si Anto ini, ku bersihkan cepat cepat dan ku telan semua sisa spermanya dan cairan cinta ku sendiri. Anto yang sudah tak tahan mengerang panjang dan menarik penisnya dari mulut ku belum selesai.“Buka mulut mu, Elly”, perintah Arman sambil menyorotkan handycamnya ke mulut ku.“Cepat!”, perintahnya mulai membuka mulut ku perlahan, dan Arman terus menyorot mulut ku.“Bagus”, katanya dengan malu sekali, pasti aku terlihat layaknya seorang wanita nakal dalam handycam itu. Tak lama kemudian tubuh ku terguncang guncang, rupanya Seto mulai menikmati liang vagina bersemangat ia menggenjot liang vagina ku, sementara aku tak tahu bagaimana sekarang raut wajah ku saat menahan malu dan nikmat dan di sorot oleh handycam milik sekali wajah ku rasanya, untungya Arman kemudian ganti menyorot tubuh ku bagian bawah. Kini aku tinggal memusatkan perhatian ku pada si diam aku melakukan gerakan kegel, sejenis gerakan menahan buang air kecil, sambil pura pura merintih keenakan, supaya Seto cepat ejakulasi dan semua ini segera berakhir. Sesuai harapan ku, tak lama kemudian Seto yang terangsang habis habisan, melolong lolong dan meneriakkan nama ku.“Aaaaarrrrghh… Bu Ellyyyyy…”, jeritnya dan kemudian ia menarik penisnya, setelah membasahi lahar panasnya di dalam liang vagina ku. Arman dengan giat terus menyorot liang vagina ku yang tentunya tak mampu menampung sperma kedua pemerkosa ku tangannya di tusukkan ke liang vagina ku mengorek sisa sperma Anto dan Seto. Seto sendiri segera beranjak ke arah wajah ku, aku tahu ia hendak menagih jatah servis oral dari tadi, Arman yang buru buru mengarahkan handycamnya ke wajah ku memberikan instruksi instruksi pada ku hingga membuat ku kembali terlihat seperti pelacur. Tapi aku hanya bisa menurutinya, walaupun dengan hati semua selesai, Arman mematikan handycamnya.“Arman, sudah, lepaskan aku…”, aku Arman tak menjawab, malah ia dengan bernafsu melihat ke arah payudara langsung tersadar dan teringat keinginan Arman tadi, yaitu ingin merasakan air susu ku lagi. • MERASA PUAS DI PERKOSA 4 ORANGDan memang benar, Arman segera melumat puting susu ku, ia menyedot susu ku sepuas puasnya. Aku mendesah keenakan, memang rasanya nikmat sekaligus amat merangsang menggigit bibir, apalagi Anto ikutan melakukan hal yang sama pada puting susu ku yang sebelah. Kini dua orang dewasa menyusu pada kedua payudara ku seperti bayi, dan aku hanya bisa memejamkan mata berharap mereka segera melamunkan suami ku… maafkan aku Albert… aku bahkan sempat orgasme ketika di perkosa adik mu…Tak terasa sampai si Seto juga sudah puas menyusu, dan akhirnya ikatan ku dilepaskan. Lega rasanya, walaupun terasa sakit pada bekas ikatan di kedua pergelangan tangan duduk dan mengurut kedua pergelangan tanganku, dan aku memandang Arman dengan benci sekaligus takut, karena dengan rekaman handycam itu, ia pasti akan menggunakannya untuk mengancam ku agar menurutinya kelak kalau ia menginginkan tubuh ku lagi. Ia tersenyum dengan penuh kemenangan ketika bersama dua kacungnya melihat hasil rekaman film porno malu sekali, dan aku mencari cari pakaian luar ku yang ternyata berserakan tak jauh dari tempat aku di gangbang memakai pakaian ku kembali tanpa bra dan celana dalam. Keduanya memang sudah tak bisa aku pakai karena tadi direnggut paksa dari tubuh ku hingga tertawa tawa dan beberapa saat lamanya mereka menonton rekaman pemerkosaan terhadap diri ku, kemudian Arman mematikan handycamnya. Ia menghampiri ku dan tiba tiba melumat bibir menarik wajah ku ke belakang untuk melepaskan diri dari ciumannya, lalu aku menamparnya, keras sekali.“Bajingan kamu Arman! Kamu sudah gila…! Sekarang antarkan aku pulang!”, kata ku lirih, sambil mengelus pipinya yang baru ku tampar keras itu dan memandang ku dengan aneh. Aku bergidik di tatap oleh Arman seperti itu. Lalu Arman melangkah ke arah luar di ikuti oleh kedua mengikuti mereka, dan dengan tegang aku masuk ke dalam mobil Kijang Innova pembawa petaka itu. Aku duduk di kursi penumpang depan, Arman yang menyetir, sementara Anto dan Seto duduk di perjalanan, kami semua diam, sedangkan aku sendiri dalam ketegangan yang luar biasa, karena aku berada semobil dengan para pemerkosa ku. Tapi untungnya mereka tak melecehkan ku lebih lanjut, dan mobil sialan ini langsung mengarah ke rumah aku turun dari mobil, aku mendengar Arman berkata, “Elly, sampai ketemu lagi, kapan-kapan kita main main lagi ya”.Dengan muak aku membanting pintu mobil, dan aku segera masuk ke dalam rumah sambil menahan segera melihat anak ku. Agak lega melihatnya masih tertidur segera mandi dan keramas, membersihkan tubuh ku yang sudah ternoda oleh adik ipar ku yang bejat itu, yang juga gila hingga menyerahkan ku pada dua memang rindu bermain cinta, tapi itu adalah dengan suami ku sendiri, bukan dengan mereka ini. Apalagi di perkosa seperti tadi, sakit sekali hati ku rasanya. Tanpa sadar aku kembali tahu hari ini adalah hari pertama aku mengalami penghinaan seperti ini, dan ini bukan hari dua hari kemudian, aku mendapat kiriman DVD dari Arman, yang berisi rekaman pemerkosaan terhadap diri ku oleh dua kacungnya itu, dengan sebuah surat bertuliskan “Elly, lain kali kita bermain tanpa ikatan pada kedua tangan mu… kamu pasti akan lebih menikmatinya”. Sebut saja nama saya Baim serta biasa di panggil mas Bams oleh istri & teman-temanku. Sekarang saya telah menikah serta baru saja berjalan 8 bulanan belum genap setahun dan kami belum mempunyai momongan sebab istriku masih ingin terasa pacaran tuturnya, serta saya menghormati permintaaanya lewat cara biarkan ia memakai alat kontrasepsi ditambah lagi saya sadar jika kami berpacaran cuma sepanjang 5 bulan. Tetapi langsung putuskan untuk mengikat bukanlah mengapa tetapi saya memang menghindarkan diri dari permaianan adegan seperti dalam narasi sex 17 tahun dalam luar nikah. Usiaku fresh mencapai 25 tahun sedang istriku 24 tahun kamipun kerja pada tempat yang sama, serta terkadang selama saat ini kami berjumpa dalam tempat kerja itu. Karenanya banyak rekan kantor kita yang sudah tahu jika kami betul-betul sepasang kekasih. Sekarang saya tinggal di rumah Lewat istriku dengan ke-2 orang tuanya serta wahid orang2 adik perempuannya Tia namanya. Ia masih seseorang pelajar SMA serta biasa kelas 3, Tya seseorang gadis yang pendiam disaksikan dibanding mukanya ia memang lebih cantik dari kakaknya yaitu istriku. Warna kulitnya saja Lewat kalah dengan Tya yang mempunyai warna kulit putih cemerlang. Sedang istriku mempunyai risa kuning langsat turun dibanding kulit ayahnya, sedang Tya nurun dari mamanya. Ke-2 mertuaku memiliki satu minimarket yang cukup jauh dibanding rumah, mereka berdua mengurus sendiri tempat usaha itu. Jadi pulangnya tetap tengah malam, karenanya itu minta saya dengan Dengan tinggal rapi mereka agar menolong dalam keluarganya. Seperti dalam mempersiapkan sarapan olehkarena itu terkadang keluarga mertuaku tidak menggunakan layanan pembantu. Seperti pengantin baru kamipun seringkali lakukan adegan seperti pada kaul sex 17 tahun bila ada waktu, baik itu sepulang dari ropak-rapik atau baru dibanding bangun pagi. Ditambah lagi jika yang lalu hari tidak ada waktu yang terbuang buat saya dan istriku Lewat ia tetap mengikuti nafsu sexku yang demikian besar. Sampai pada akhirnya saat masuk umur 4 hari perkanikahan abdi istriku sakit, entahlah mengapa ia selama-lamanya alami pendarahan yang berlangsung karena siklus haid yag bukan teratur, kami telah konsultasi pada Pada akhirnya ingin tidak sasaran saya harus berhenti dahulu dari melakukan kecek seks dengannya. Tetapi jadi lelaki yang betul-betul tinggi libidonya, akupun sering ingin mengerjakannya tetapi dan siapa saya sendiri bukan tahu. Sampai dalam satu tarikh waktu ada pada wisma kebetulan hari itu perian minggu serta saya ada di dalam rumah dengan Tya adinda iparku. Tetapi Dengan sehat mertuaku jaga minimarket itu, sebetulnya Tya acap menolong namun ketika itu ia katakan bila ingin jalan bersama temannnya. Namun sebelum ia pergi kami ada dalam teras belakang, saya sedang memerhatikan burung yang saya memelihara begitupun Tya yang saaat itu sedang bersihkan sepatunya. Dengan bajunya yang mini dan super ketat membuat lekuk tubuhnya demikian jelas kelihatan, hingga saya merasakan kontolku turut bergerak di celana dalamku dan akupun seringkali mengambil pandang kepadanya. Saya lihat Tya berdiri akupun selekasnya memeperhatikan burungku, serta tanpa ada saya sadari kaki kita sama-sama sangkut. Tyapun jatuh tersuruk pas pada atas tubuhku, dengan sigap saya sinambung memeluk tubuhnya “OOouuwww… maaf mas…” Ia terlihat malu namun punya pengaruh di atas tubuhku sebab tanganku demikian erat memeluknya, salah satunya biasa kontolkupun turut turun di seluar. Sebab saya cuma kenakan celana enjoy jadilah kontolku demikian jelas di rasa sekalian paha Tya yang melekat pada selangkanganku. Serta entahlah siapa yang mengawali kamipun sama-sama berciuman di lantai teras esok itu, saya dekap sanding leher tamat Tya hingga ia tidak dapat berpikir saya lumat bibirnya dengan lembut Waktu itu saya lihat Tya mendesah “OOoouugghh.. mas.. Braaam.. jaaangaaan… aaaahhhhh… aaaaaaaahhh…. ” Tanganku mulai berani meremas toketnya ditambah lagi tanktop yang ia gunakan membuat toketnya seolah melawan untuk cepat saya remas, Tyapun bergelinjangan dengan dikit pergerakan menarik tubuhnya dari dekapan eratku. Tetapi sekarang bukan hanya tanganku kakiku masuk juga meredam tubuhnya. Mungkin karena rasakan enaknya kuluman bibirku sekarang Tya membalas ciumanku dengan mesra “OOoouuuuugghh… aaaaaggghh.. sayaaang.. kitaaa.. pindaah yaaaa.. ” Kataku berbisik pada Tya serta ia tidak menjawab, tetapi saya lihat ia demikian pasrah padaku dan perlahan-lahan saya bangun lalu saya gendong badan Tya serta membawanya masuk dalam kamarnya. Disana abdi tetap berdiri serta saya terlepas pekaian Tya dengan lembut saya dorong tubuhnya dengan tempelkan bibirku di bibirnya. Demikian ia rebahan di pada kasurnya saat itu saya menindihnya “OOOOOUUUgghh… maaas…. Perlahan-lahan akupun bergerak di buat tubuhnya demikian kontolku dapat menerobos keperawanannya. Memek Tya mulai keluarkan darah fresh serta saya ketahui ia masih perawan. Sekarang ia tidak mengeluh tapi mendesah dengan penuh kesenangan “OOOOOuuuuuuggghhhh… aaaaggggghh… aaaggghh.. niiikmmaaaat.. maaas… aaaaggggghhh…” Saya tersenyum mendengarnya selanjutnya saya kecup bibirnya. Lama kami melakukan perbuatan pergerakan seperti dalam narasi sex sampai pada akhirnya kontolku menegang dalam memek hangat Tya. Serta tidak berapakah laa selanjutnya akupun mengeluh panjang “Aaaaaggghh… aaaaggggghhh… aaaaaaagggghhhhh…. aaaaaaaggggghhh… aaaaaaggggghhhhh…… aaaaaaggggg.. ” Muncrat semua sperma pada kontolku penuhi lubang memek Tya yang telah basah. Akupun memeluk erat tubuhnya serta saya cium berkali-kali Tya. Diapun membalas pelukanku sekalian menangis “Gimana nich mas.. Tya tidak pernah melkaukan ini.. kelak Tyaaa… ” Saya memeluknya sekalian berupaya menentramkan. Hingga kemudian Tya terdiam dan ia kembali menciumku, semenjak itu kami seringkali lakukan adegan kaul sex ini di graha serta kita seringkali juga sewa kamar hotel. Ia berlaku tanpa sengaja. Hari dah petang. Anak adik ipar aku ni menangis jer. Demam katanya. Adik ipar aku nie walau pun dah anak dua tapi disebabkan badannya bersaiz kecil, ramai yang sangka dia masih anak dara lagi. Muka dia memang cantik, body pun boleh tahan juga. Tinggi dia Cuma 4'11".Dia sedang mendokong anaknya. Kesian pula tengok dia, husband dia kena kerja di luar negeri dah 3 bulan tak balik. Rasanya itulah yang menyebabkan dia lebih berserabut agaknya. Aku Tanya kat dia "kenapa tak bawa ke klinik?Abang boleh hantar" dia senyum jer. Kemudian terdengar anak sulungnya memanggil "mami, abang nak mandi!" aku cakap kat dia "na mandikan lah abang tu biar abang jaga imran".Semasa aku cuba mengambil imran dari dokongannya dia meronta dan memeluk dengan erat emaknya. Aku sambil memujuk "imran dengan ayah chik ok" dan memegang nya. Semasa tangan aku mengambil imran itulah belakang tangan aku tanpa sengaja tersentuh dada adik iparku. Dia tidak memakai coli. Kerana imran memaut kemas tengkuk maminya menekan belakang tangan ku pada buah cuba mangambil imran itu, tangan ku bergeselan dengan putingnya beberapa kali dan aku dapat rasakan ianya mula mengeras. Aku tengok muka adik ipar ku. Konsentrasinya bukan pada imran lagi masa tu. Tak sangka pulak dia begitu sensitive dan senang terangsang. Aku lihat matanya kuyu dan mulut dia separuh nakal aku mula bekerja, dengan sengaja aku tekankan belakang tangan aku rapat pada buah dadanya. Akhir sekali aku sepit putingnya diantara jari telunjuk dan jari hantu aku dan menggentelnya perlahan-lahan. Dan dari na keluar keluhan "oh!" ketika itu anak sulung nya memanggil lagi membuatkan dia kemerahan, sama ada kerana malu atau kerana terangsang. Dia melihat tepat kat mata aku sambil tersenyum. Dia menyerahkan imran kepada aku dan bergegas ke bilik air untuk memandikan anaknya. Isteri aku masa tu tengah menyuap anak ku yang kecil sekali di dapur. Setelah selesai semuanya na datang kepada aku dan mengambil imran. "Bawa ke keliniklah na?" kata maghrib, aku pun bersiap untuk menghantar na dan imran ke klinik. Isteri aku sibuk dengan anak-anak aku yang 2 orang dan anak sulung adik ipar aku tu. Dia yang mencadangkan aku menghatar mereka ke kelinik walaupun pada asalnya dia sendiri yang hendak kereta kami diam jer, sehinggalah sampai ke kelinik. Sambil duduk menunggu giliran tu kami berbual-bual. Pasal dia, husband dia dan anak-anak dia. Husband dia akan pulang dari US minggu depan. Dan dalam tu aku kata kat dia "maafkan abang pasal petang tadi". Dia hanya tunduk sahaja dan berkata "emmmm!" "Tak sangka pula na begitu sensitive." Sambiltersenyum dia berkata "mana tak sensitive bang, dah 3 bulan tak kena." Sambil tergelak matanya melirik ke depan seluar aku. Dalam hati aku "isk, dia ni boleh tahan juga".Selesai dengan doktor kami naik kereta untuk pulang. Kemudian dia berkata "boleh tak kita singgah kat supermarket kejap, nak beli barang sikit". "OK, no problem" jawabku. Setelah selesai membeli barang yang dia hendak kami pun balik. Dalam perjalanan balik tu kami sembang lagi. Aku tak pernah tanya benda-benda sulit pada na, tapi malam tu aku rasa lebih open. "Na macam mana sekarang?" "Macam mana apa?" tanyanya pula. "Yer la, dah 3 bulan n tak balik ni." "Oh itu" katanya… "tak tau lah nak cakap bang." Imran tidur di seat belakang kereta setelah diberikan ubat demam, doctor terpaksa memberikan ubat sertamerta kerana suhu badannya yang agak tinggi. Aku beranikan diri memegang tangan na. Dia diam. Aku elus tangannya. Sambil memandu tu aku ramas tangannya dan kemudian melarat ke pahanya. Dia membetulkan duduk tapi tidak membantah. Tangan kiri aku mengosok pehanya dan kemudian dengan beraninya mula merayap ke buah dadanya yang ternyata masih mengkar. Aku ramas perlahan buah dadanya itu. "Isk…. Aahhhh!" itu sahaja yang keluar dari menyandarkan badan dan membuka kangkangnya. Tangan aku tanpa dipelawa terus menerpa pada celah kangkangnya yang ternyata telah sedikit lembab. Dari luar kain yang dipakainya jari telunjuk aku aku gerakkan turun naik di celah alurnya. Sampai di satu kawasan yang agak gelap aku berhentikan kereta di tepi jalan. Tempat yang agak terlindung dan gelap. Aku paut tengkuk na dan dekatkan mulutku ke mulutnya. Mulutnya dengan rela menerima kucupan ku dan kami berkuluman lidah untuk seketika. Nafasnya semakin mendesah dan tidak kanan ku terus memainkan celah kelengkangnya. Aku singkap kainnya ke atas dan tangan ku menggosok peha gebu na dengan rakus. Semakin ke atas dan akhirnya melekap di cipapnya yang tembam dan ternyata telah bajir. Aku tekankan telapak tangan ku pada cipapnya dan gosok ke atas dan ke bawah menyebabkan dia menggeliat kegelian. Aku masukkan tangan ku ke dalam seluar dalam nya dan jari telunjukku pantas berada di celah gosok ke atas dan ke bawah dengan ibu jariku menekan kelentitnya. Ibu jariku mengusap kelentitnya sementara telunjukku semakin terbenam dalam lurah berairnya. Dia mengerang dan kemudian dengan tiba-tiba aku dapat rasakan seluruh urat sarafnya mengejang dan nafasnya jadi tidak karuan. Kepalanya terpaling ke kiri dan ke kanan dan kemudian aku rasa satu kemutan yang kuat pada telunjukku…. "aaahhhhh!" katanya dan kemudian dia terus megucup bibirku dengan rakus sambil matanya merenung ku, "thanks abang" sambil tersenyum. Tangannya pula berani menjalar ke pahaku. Dan tanpa di pelawa jemari halusnya telah menarik zip seluarku ke bawah dan tangannya telah berada di dalam seluarku. Sebaik saja tersentuh batang ku dia tersentak… "Abang tak pakai underware?" "Jangan salah anggap, abang memang tak penah pakai underware" kataku sambil tersenyum. Jemarinya terus mengurut-urut batang ku yang telah sedia keras tanya " Na nak ker?" "Emmmmmm!" jawabnya. "Jom kita balik lah… nanti akak kata apa pula lama sangat ni" kataku. Aku lihat mukanya berubah, macam sedih aja. "Kalau na betul-betul nak, malam ni boleh?" Sekali lagi raut wajah nya berubah, di rumah dah pukul 10 malam. Anak-anak kami semua dah tidur. Isteri ku menunggu di dapur dan kami minum kopi bersama sambil berbual. Aku dah tak dapat nak mengawal kedudukan aku sekarang memikirkan yang sekejap lagi aku akan dapat merasa tubuh adik iparku yang comel tu. Lepas minum aku masuk dalam bilik, berbaring. Tak lama lepas tu wife aku pula masuk. Aku memang dah masak betul dengan perangai dia, kalau dia tidurkan anak awal-awal dan buat kopi sebelum tidur dia mesti hendak malam tu. So tanpa berlengah lagi kami pun bercumbuan sehinggalah dia klimaks dan sahaja aku kata kat dia aku nak duduk di luar tengok berita tengah malam. Selepas mengucapkan selamat malam dia tertidur. Aku keluar memasang TV dan duduk di sofa. Lebih kurang setengah jam aku matikan TV dan bangun menuju ke bilik air. Bilik air dikongsi oleh dua bilik. Bilik Na dan sebuah bilik kosong berhampiran dengan ruang tamu. Aku ketuk bilik na. Tak ada jawapan. Aku tolak… tak perlahan-lahan, kerana tak mahu mengejutkan anak-anak na. Dengan perlahan aku terus berbaring di atas katil di sebelah na. dia tidur mengiring, aku pelok dari belakang. Tanganku melekap pada buah dadanya. Na menggeliat. Antara sedar dan tidak dia berkata "ingatkan abang tak datang" "Dah janji kan tadi". "Ermmmmm!" sambil memusingkan badannya dan memeluk aku balik. Mulut kami bertemu. Aku jilat bibirnya. Na mengerang kesedapan. Lidahku meneroka ke mulutnya yang mungil itu. Lidah bertemu lidah. Tangan ku meramas buah dada na dengan mengerang lagi. Aku buka baju kaftan yang dipakainya, dia tidak memakai apa-apa di bawah baju itu. Serangan pertama aku ialah puting teteknya yang kecil dan keras. Aku hisap putingnya dan lidah ku bermain-main di puncak putingnya. Aku jilat sekeliling putingnya dan belitkan lidah ku kesekeliling putting itu. Na menggeliat. "Bestttt nyerrrrrrr banggggggg!"Beralih pula pada putting yang satu lagi. Begitulah aku buat bergiliran sehingga na menggeliat-nggeliat kesedapan. Aku sedut keliling buah dada na dengan rakus. Melurut turun ke perut. Aku nyonyot pusatnya dan aku jilat dalam pusatnya dengan perlahan. "Isttt! Geli bang!" Semakin kebawah dari pusat. Satu aroma yang manis menerpa ke hidung ku. Ternyata na memiliki bulu yang halus dan sentiasa di jaga rapi. Aku berhenti. Aku perhatikan cipap na yang sudah banjir. Aku tiup. "Eiiiiii! Geli bang!"Tanpa amaran, aku kuit kelentitnya dengan hujung lidah aku menyebabkan na menggeliat sambil berkata "Oooooooooooooooooh! Best nyerrrrrrrrrrrrrrrr!" Kuit lagi sekali, sekali lagi dia menggeliat. Kemudian aku lekapkan lidah aku pada cipap dia dan aku jilat dari hujung alur bawah hingga ke kelentitnya. Kali ini na tak dapat menahan lagi "Abangggg! I'm cumminggggg!" aku dapat rasakan betapa banyaknya air yang mencurah keluar dari telaga yang selama ini selanjutnya aku terus menjilat pinggir kedua bibir cipapnya. Aku sedut-sedut bibir dalamnya dan aku nyonyot kelentitnya semaunya. Kemudia lidah ku meneroka bahagian dalam cipapnya. Aku jilat dinding cipapnya. Sekali kiria ke atas dan sebelah kanan hala kebawah. Paha Na mengepit kepala ku sekarang. Kedua kakinya berada di belikatku. Dia mendorong cipapnya ke mulutku setiap jilatan yang aku tangan ku memain kan putingnya dan meramas buah dadanya. Jilatan ku semakin ganas di cipap na dan dia semakin liar. Akhirnya sekali lagi Na climaks. Kakinya menekan bekilat ku, pehanya mengepit kepalaku, kedua tangannya menarik kepalaku ke arah cipapnya sementara cipapnya ditunjahkan pada nak lemas aku dibuatnya. "Best abang!" katanya. Setelah dia melonggarkan sepitannya pada kepalaku, aku mula menjilat ke arah atas tubuhnya. Setiap inci tubuhnya aku jilat dengan satu pergerakan yang perlahan. Berhenti memberi tumpuan pada buah dadanya. Aku jilat mengelilingi buah dadanya yang masih tegang itu dari bahatian bawah menuju ke hujung putingnya. Beralih kepada yang satu lagi. Begitulah silih berganti sehingga na memberi respond jilat ke atas. Lehernya. Tengkuknya. Telinganya. Dan akhir sekali mulutnya menjadi sasaran aku. Lidah kami bertemu. Berkuluman. Batang ku sekarang berada di alurnya. Aku gosokkan batangku ke atas dan kebawah di alur cipapnya. Bila kepala ku menyentuh kelentitnya, dia mengerang dan beberapa lama mengusiknya begitu, aku ubah degree batang ku. Perlahan-lahan kepala batang ku tenggelam ke dalam cipap Na. Ternyata cipap na masih sempit lagi. Kemutan-kemutanya pun masih mencengkam walaupun telah melahirkan dua orang anak. Akhirnya, santak batang aku dalam cipap na. terasa ia mengemut-ngemut untuk menyesuaikan keadaan. Aku tarik keluar perlahan-lahan, kemudian aku sorong perlahan juga. Bila keseluruhannya terbenam, aku goyang-goyang kannya membuat kan Na merintih. Setelah beberapa lama melakukannya slow motion, aku mengubah rentak. Secara beransur aku lajukan tunjahan dan na mengikut rentak ku. Sambil merintih"Unnh! Ah! Ahh! AaaaahhhhH! Unhhhh! Istttt! Best nyerrr bang!"Kemudian aku balik pada slow motion. Aku lihat na mengetap bibir. Memusingkan kepalanya ke kiri dan kanan. Terangkat-angkat punggungnya menerima tujahan ku. Kemudian secara mendadak aku melajukan tujahan ku setelah lebih kurang 5 minit gerakan laju itu "OOOHHHHHHHHH! Istttt… Aahhhhhhhhhhhhhhhhhh!" badan na mengejang sekali lagi dan aku rasakan cipapnya mengemut kuat batang ku. Dia mendakap aku dengan kuat dan menarik pinggang ku dengan kakinya. Dia klimaks buat kali ke lima malam itu. Aku sendiri pun dah tak dapat mengawal diri lalu aku teruskan tujahan dengan laju dan akhirnya aku tekankan batangku dalam ke dalam cipap na dan memancutkah benih ku dalam cipapnya. Cipap na terus aktif mengemut-ngemutbatangku. Aku rasa macam nak tercabut pulak. Buat sekatika aku terkulai diatas dapat sedikit tenaga balik aku, menggulingkan badan dan terlentang disebelah NA. Na memandang kepadaku sambil tersenyum. "Dah puas?" tanya ku. Sambil tersenyum dia berkata "Emmmmm!" aku peluk dia dan kulum lidah nya sekali lagi. "Isk, tak puas lagi ker abang ni?" tanyanya sambil tersenyum meleret. "Geram" kataku sambil tergelak kecil."Nanti na tak boleh bangun esok ni….." aku kucup dia sekali lagi di mulut dan kemudian di dahi. "Thanks abang". Kata na. Aku masuk ke bilik air dan keluar melalui bilik satu lagi. Hai Agan-agan. Ini kisah nyata saya. Saya tuliskan untuk memeriahkan lapak kesayangan kita ini. Saya usia 25 tahun, pekerja swasta dan memiliki dua orang anak. Istri saya anak pertama dan memiliki seorang adik perempuan beda usia 1,8 tahun. Karena mertua yang tidak memiliki anak laki-laki menyebabkan saya sangat rumah, mertua, istri dan adik ipar terbiasa menggunakan celana pendek dan merupakan hal biasa bagi saya melihat mulusnya paha mereka, terutama mertua dan adik ipar. Merekapun terbiasa duduk sembarangan hingga sering saya melihat sampai ke paha bagian dalam. Wuihhhh, menggiurkan. Bila si Otong gelisah, maka ada istri semasa lajang saya sudah membeli satu unit rumah kecil, namun sejak menikah sampai usia anak pertama 5 tahun kami tetap tinggal dengan mertua. Kami tidak diperbolehkan pindah, apalagi semenjak kelahiran anak pertama saya yang laki-laki. Mertua semakin menahan kami untuk tetap tinggal dengan kelahiran anak pertama itu pula mertua perempuan saya semakin sering ke kamar untuk menegok cucu, bahkan sering pula sampai tertidur menemani cucunya. Seiring itu pula saya semakin sering menikmati keindahan tubuh dan kemulusan paha mertua saya. Bahkan sering, dalam tidur sampai bagian celana dalamnya tampak jelas di antara daster yang pekerja swasta, saya sering ke luar kota atau pulang malam. Terkadang waktu pulang kerja antara jam WIB saya mendapati mertua, adik ipar dan istri tidur di kamar saya. Mereka begitu sayang sama anak saya. Tak ada waktu tersisa untuk tidak bersama cucunya bahkan beberapa kali, jika mereka saya dapati sedang tertidur di kamar, saya akhirnya harus pindah tidur ke kursi di depan seterusnya, kehidupan rumah tangga saya berjalan normal, kasih sayang dan perhatian kedua mertua kepada kami tetap hangat, apalagi semenjak kehadiran anak pertama saya, rasa bahagia mertua semakin bertambah. Menangis sedikit saja si bayi, sang nenek dan kakek sudah sibuk menanyakan kenapa cucu mereka usia anak saya tiga tahun dan anak kedua yang juga laki-laki lahir, saya dipindahkan ke provinsi lain untuk memimpin kantor cabang di sana. Dengan berat hati, istri dan mertua saya menerima perpindahan ini. Sayapun akhirnya hanya dapat pulang sekali sebulan. Kantor hanya menanggung tiket pesawat PP sekali sebulan, jika pulang setiap akhir minggu ditanggung skip, sudah saya bekerja di provinsi A. Suatu siang, istri saya menelpon untuk menceritakan bahwa adik ipar saya, Anggi, diketahui positif hamil di luar nikah. Kandungannya sudah dua bulan. Saya pulang dan malamnya kami berdiskusi untuk mencari solusi kehamilan adik ipar tersebut. Menikahkan dengan laki-laki yang menghamilinya?Akhirnya disepakati, adik ipar diungsikan di rumah saya di provinsi A dan mertua ikut menjaga. Dengan pikiran masih bersih, saya dan istri menerima. Apalagi rumah yang saya tempati cukup besar. Selama ini di rumah yang dikontrak kantor tersebut hanya saya yang tinggal. Asisten rumah tangga datang pagi, pulang skip, ini, saya, adik ipar dan mertua berangkat ke Provinsi A. Satu jam perjalanan dengan pesawat udara, kami sampai. Di bandara supir telah menunggu untuk menjemput. 30 menit kami tiba di rumah dan malamnya sayapun melapor ke Pak RW mengenai kedatangan adik ipar dan mertua. Kepada Pak RW saya tak mengatakan dia adik ipar hari berjalan normal dan satu siang, saya pulang jam WIB. Badan saya agak meriang. Tadi malam saya lembur mengerjakan laporan ke kantor pusat. Cuaca panas siang itu dan badan yang kedinginan, sesampainya di rumah, membuat saya segera ke kamar saya. Kamar sebelah, tempat mertua dan adik ipar saya lihat di tempat tidur, mertua dengan dasater tersingkap sampai ke pangkal paha sedang nyenyak tertidur. AC kamar yang dingin membuatnya begitu nyenyak sehingga tidak mengetahui kehadiran saya. Sayapun maklum, di kamar yang mereka tempati AC sudah dua hari rusak. Tehnisi baru besok datang untuk mertua yang begitu nyenyak, saya tak ingin mengganggu. Sayapun akhirnya memilih tidur di atas karpet di lantai. Hingga, dalam tidur, mertua membangunkan dan menanyakan kapan datang dan kenapa tak membangunkannya. Saat itu pula mertua sadar, setelah memrgang tangan saya yang hangat, menanyakan apakah saya pijat ya badannya biar enak?. Boleh, Ma jawab saya. Apalagi selama inipun mertua sering memijat badan saya. Jika pulang dari tugas luar kota saya sering masuk angin dan biasanya mertualah yang memijat, dari kaki, paha, punggung, perut, tangan hingga kebiasaan mijat di rumah sebelumnya, kali inipun mertua menyiapkan minyak plus bawang merah. Keduanya merupakan obat pijat yang saya dipijat? Kok pakaiannya belum dibuka? Ujar mertua dengan suara agak pelan. Ia, Ma, jadi. tapi kok beum di buka pakaiannya, apa Mama yang mau bukain?. Boleh, Ma. Ya sudah… buka ikat pinggangnya. Klek… dan mertua menarik celana saya. Selembar sarung kemudian ditutupkan ke bagian pusaka saya yang masih dibalut acara gosok-menggosok minyak ke dua kaki, dari telapak kaki sampai ke paha. Pijatan dimulai dari kaki, betis dan paha. Dengan posisi masih telungkup, tangan mertua yang lembut dan halus menjalar untuk memijat hingga ke bagian paha. Nah… saat di bagian paha inilah rasa geli bercampur nikmat mulai meminta saya untuk terlentang. Dimulai dari kaki, naik ke paha, dada, kepala dan terakhir perut. Mmmhhhh, di bagian perut inilah sentuhan tangan mertua membawa kenikmatan lain. Sesekali telapak tangannya menyentuh area berbulu itu. Saya diam saja. Menikmatinya. Semoga semakin ke bawah, pikiran saja. Telapak tangan mertua memulai pijatannya semakin dari bawah. Sampai akhirnya si Junior saya bergerak bangun, memenuhi bagian sempak dan setengah kepala si Junior mulai eh eehhhh, ini kok bangun. apaan, Ma?. Ini, neh, adeknya kok bergerak-gerrak, pancing mertua sampil mengelus kepala si Junior yang menyembul. Ah, Mama, itu tandanya dia masih normal, wow besar juga, adeknya, kata si Mama Mertua sambil memegang si Junior dari balik sebesar punya Kuda kali, Ma, jawab saya. Mama Mertua hanya cengengesan, namun tangannya masih mengelus-elus di kok malah dibangunkan, Ma?. Ntar kalau dia pengen, gimana? Apa saya harus pulang ke .menyebut nama kota asal kami.Tanpa menjawab, si Mama, langsung membuka CD dan mengelus si Junior saya. Sayang. gak usah juga. Mama kan ada sayang.. Ayo sayang berikan Mama kepuasan. Mama dah lima tahun lebih gak di sentuh Papa Mertuamu. Adeknya gak kuat lagi, dah loyo. Memek Mama dah lama gatal ne, pengen ditusuk adekmu ini, rayu Mama, sembari terus mengelus di usah takut, Sayang. Si Anggi adik ipar lagi keluar, tadi dijemput teman sekolahnya dulu. Gak apa-apa sayang. Dah lama Mama menginginkan ini. Mama pernah kok ngintip kalian lagi begituan di kamar. Mama ini masih normal, Sayang, rayu Mama ba bi bu, perlahan saya tarik tangan mertua dan melumat bibirnya yang putih-tipis. Tangan saya langsung bergerilya pada dua bukit kembarnya. Wuuuhhhhhh, kedua putting itu sudah mengeras. Dasternya saya sibak, dan seketika Martua membuka tali BH-nya. Pijatan kecil dan elusan pada kedua putting bukit kembari berganti membuat erangan Mertua semakin ayo terus Sayang.. Isap nenen Mama, Sayang.. uhhhhhhhh, ahhhhhhh. Sayangayo Sayangngggg, puasin Mama, Sayang.. erangnya, membuat nafsu saya semakin sayapun menjalar ke bagian meki Mertua. Dari balik Cdnya jari tengah saya perlahan menekan ujung kilotrisnya, membuat badan Mama bergetar dahsyat. Sayanggggggggg, terus sayangggg erang mengisap kedua itil nenen dan memijat-mijat kilotrisnya, jurus lidah maut saya mainkan di area vagina Mama. Hisapan, sedotan dan.. sampai akhirnya Mama Mertua meracau sayanggggg gigit sayang.. uhhhhhhhhh, uhhhhhhh, ahhhhhhhh, enak benar sayangggggg, Mama dah lama gak merasakan kek gini15 menit area vagina mama saya obrak-abrik dengan lidah dan tangan sampai akhirnya sayanggggg terusssssss sayangggggg, isap sayanggggg, mama mau keluar ne. ayo sayangggg dan tak lama vagina Mama Mertua menyemburkan larva Mama puas sayang.. ujar Mertua sembari mencium bibir dan memeluk. Tapi belum, Ma. Masih ada kepuasan yang akan Mama nikmati. Sayapun bangkit dan si Junior segara menghujam goa vagina Mama Mertua. Perlahan namun pasti si Junior terus mengobok-obok liang vaginanya. ssshhhhh, aduhhhh sayangggg, enak benar dah lama gak diginiin sayang. Ohhhhh sayaaaaaangggggg Jerit mertua tatkala hujaman si Junior semakin mendalam. enak benar sayangggggg, kontolmu enak benar sayangggg, mama belum pernah merasakan kontol segede ini sayangggg, akhhhhhh sayangggggg, mama mau keluar lagi ne. ayo sayangggg pompa terus lama saya merasakan semburan kedua Mertua. Saya terus menggoyang dan menggoyang. Jeritan kenikmatan terus keluar dari bibir mungil mertua. 10 menit kemudian, untuk ketiga kalinya Mama menjerit lagi; sayanggggg mama mau keluar lagiiiiiiii. Crot-crot-crot, pertahanan sayapun puas kali sayangggg, kamu hebat puji Mama Mertua. Nanti malam masih kuat, ngak? Mama mau lagi. atau mama tinggal di sini saja ya sayang agar tiap waktu kamu puasin.. goda Mama SayangMalam itu, setelah Angga, adik ipar, tidur, Mama Mertua menyerbu pertahan saya lagi. Diam-diam dia masuk ke kamar saya. Bukan tiga kali, Mama Martua sampai muncrat lima kali. Kalau gini neh, jadi deh Mama lama tinggal di sini ujar Mama pagi itu, sebelum meninggalkan kamar hari 3 malam puncak kenikmatan itu kami reguk bersama. Sampai akhirnya, Martua menyampaikan hari itu juga dia harus pulang ke Kota M, karena Papa Mertua sakit dan telah dirawat di rumah sakit. Katanya Papa Mertua kena DBD. Sayapun dan adik ipar mengantarkannya ke lama keluar dari bandara, satu SMS masuk. Mama Mertua sayang, semoga Papa cepat sembuh ya, kalau dah sembuh mama akan datang, mmmmuaaachhh sudah kami antar dan kini hanya saya dan Anggi, adik ipar serumah. Semua normal, sampai malam menjelang tidur, si Anggi mengetuk pintu kamar. Bang, boleh gak tidur di sini? Anggi takut tidur sendiri. Pintanya ya, trus kita satu ranjang gitu? Bahaya kaleeee jawab saya ringan. Saya seh paham kebiasaan adik ipar saya ini. Kalau tidur gak berani sendiri dan lampu harus juga kale, kalau dua-dua tidur kan gak papa juga jawabnya sambil merebahkan badannya di tempat tidur. Lagian kamarnya masih panas, kalau disini kan dingin. Oke adek sayang. silahkan tidur jawabku sembil terus memeriksa laporan kerja itu, kamipun tidur dibatasi bantal guling. Baru sesaat, Angga adik ipar bangun. Katanya mau pipis. Angga membangunkan saya. Minta ditemani ke kamar mandi belakang. Katanya takut ke kamar mandi sendirian. Kasusnya, kamar mandi di ruang tidur saya sejak sore airnya minta diceboin juga? tanya saya. hehhh sergahnya sembari menarik tangan saya untuk segera menemaninya ke kamar di kamar mandi Angga langsung nyemprot, tanpa menutup pintu kamar mandi sehingga bagian dapur belakangnya kelihatan, putih dan mulus. Suara pipisnya juga mengalir deras. Hmmmmm cukup jadi diceboi, Dek? Mau nyeboi atau mau yang lain? balasnya sembari berdiri dan menarik CD di balik daster ah, ngantuk, mo tidur lagi, seketika Angga berlalu meninggalkan saya. Saya menyusul dan mendapatinya sudah terbaring di kamar dengan daster tersingkap yang menampakkan bagian paha dalam yang putih mulus, layaknya paha Mama ngantuk adek sayang?. Mau dikeloni atau ngak neh, sambil melingkarkan tangan dan mencium keningnya. Ih genit ah. ne adek ipar lho, bukan istri abang. Tapi kemaren waktu lapor ke Pak RT, istri lho dilaporinnya, hayooo gimana tuhheeh deh. Istri tapi kan bukan istri yang sah, istri yang sah itu Kak menyebut nama istri saya, masak adeknya juga digarap.. Trus kemaren malam, Mama ke kamar ini ngapain? Kirain Angga gak tau Mama jam 11 malam itu masuk ke sini.?Serrrrr, darah saya berdesir, ternyata Angga tau sudah 3 malam Mama Mertua masuk ke kamar saya. yaabang kan agak demam gitujadi Mama datang pijatin badan abang, adek sayang. Mijat atau njilati.?. maksudanya njilati itu apa. Adek sayang?.Gak tau ah njilati apa, kalau mijati aja masak sampai pagi, memang ada mijat semalaman ya, atau mijatnya gantian?benar, adek sayang. Mama memang mijat badan abang. dah ah, males, ngantuk ne. Dah deh, Bang, sekarang gantian neh, abang yang mijatin badan Angga malah abang, sayang?mau gak ne. tanya Angga sambil menarik dasternya ke atas. Jantung saya berdegub kencang, karena ternyata Angga masih dengan kebiasaannya, jarang memakai BH, sehingga kedua bukit kembarnya tampak menantang. Bukit kembar yang kelihatannya mulai agak membesar, seiring umur kehamilannya yang dua adek sayang. Tapi mijatnya dari mana neh duluan, dimulai dari bagian atas atau bawah dulu. Soalnya abang grogi melihat adek abang yang cantik ini sudah buka abang aja ah, yang penting mijatnya gak sakit, jawabnya sambil memeluk saya dan seketika bibir putih yang merekah itu segera saya lumat. Angga membalasnya, ujung lidahnya meneyentuh lidah saya dan enzim exchange terjadi. Saling melumat, menghisap, membelai dan selanjutnya turun ke puncak dua bukit semakin menaikkan birahi. Rintihan-rintihan kecil dan pelukan mesranya menambah semangat saya untuk terus mempermainkan kedua itilnya. Sementara kedua kakinya terus bergerak dan sesekali masukin memek Anggaaaa, gak kuat ne, baanggggg pintanya. Gak kuat apa, adek sayangggg. Gak mau lagi maksudnya.. Dah kalau gak kuat kita hentikan aja ya, gak kuat gak dimasuki ini, sayang, rayunya manja sambil menggenggam Junior saya yang sedari tadi menyentuh pusaka Adek Ipar saya dari balik CDnya. Anggapun seketika membuka CDnya dan menggesek-gesekkan serabinya yang tanpa bulu itu ke Junior saya. Gesekannya sungguh terasa nikmat karena ternyata kue serabinya hanya dihiasi bulu-bulu yang baru jadi paham, istri saya, yang tak lain kakak kandung Angga, yang saat ini sedang saya cumbui, begitu dahsyat setiap kali kami bergumul. Mama Mertua yang selama tiga hari lalu saya beri kenikmatan kualitas bercumbunya juga luar biasa. Goyangannya begitu berirama dan membuat Junior saya ini, Angga, sudah memprlihatkan irama dahsyat ketika menggesek-gesek Junior saya. So pasti, saya tidak akan menyerah. Saya bangkit dan menyerbu kue serabinya dengan lidah saya yang lihai mempermainkan bagian-bagian paling merangsang di kue serabi yang tembem dan basah mengkuyup itu saya hisap. Ujung kilotris yang menyembul itu saya kelilingi dengan ujung lidah dan sesekali dengan hisapan kecil, membuat Angga mengejang ampuuuunnnnn baangggggg, ampuuuuuuuuunnnnnnn, masukin baaaanggg. Gak kuat ne bang. Dah mau sampe ne, sayangggg Saya tak peduli dengan rintihannya, saya tetap mengelum, mengisap dan sesekali menggigit kecil ujung kilotrisnya. Sementara satu tangan saya terus bergerilya di kedua bukit lama, larva dari kue serabinya tumpah, crot crot crot, semburannya sampai membasahi muka saya. Saya tak peduli, hisapan dan sedotan pada kilotrisnya. Jari tangah sayapun kemudian menggelitiki mulut vaginanya yang tanpa bulu. Sesekali jari tengah saya menusuk vaginanya yang membuat Angga kejang-kejang tak ampun, Sayang. Gak kuat enaknya, Sayang ujarnya dengan suara serak sambil memeluk. Yakin udah, Sayang? Hmmmmhhhh gak yakin sih, bang, tapi kita istirahat sebentar ya, Sayang. Masih mau lagi, kok. Semalaman juga mau kok kalau enaknya kayak adekku sayang, tapi gak lama, kan?. Sayapun ke kamar mandi untuk pipis sekalian minum segelas air putih. Tapi si Junior masih tetap sayang, jadi dulu waktu pacaran gak seenak yang tadi, ya? dah, ah. Gak usah diingat lagi, dasar laki-laki keparat si Jali itu, maunya enak aja, dah hamil gini gak tanggung jawab imbuhnya kesal pada pacarnya yang ini jujur, bang. Abang kasih kenikmatan luar biasa. Pantes kakak pengen abang pulangnya cepat-cepat. Jadi, adek mau cepat-cepat juga neh..?, Cepat apanya, seh? cepat-cepat dikasih kenikmatanlah. Gak ah, maunya kenikmatan yang lama, gak mau kenikmatan yang cepat. Ujarnya manja dan seketika bibir mungilnya saya lumat sayang, ohhhhhh sayaanggggg, enaakkkk sayanggggg, ohhhhhhh, rintihnya dengan goyangan melebihi goyang ngebor si penyanyi dangdut itu. Goyangan yang membuat Junior saya semakin mengeras. Ahhhhhh, sayanggggg, lagi sayanggggg, pintanya ketika dari bawah saya mengimbangi goyangan ngebornya. Kali ini, goyangan Angga maju-mundur dan kiri-kanan, dan lobang mekinya yang basah menghasilkan suara sayang, abang di atas sekarang, ayo, bang, tusuk pepek Angga sekuat-kuatnya, Bang. Angga segera mengangkang. Lobang vagina mulusnya yang becek siap dihujam, namun saya tidak buru-buru. Bibir mungilnya kembali saya lumat, kedua bukit kembarnya saya permainkan dan ini menghasilkan desahan Angga semakin merangsang Junior menit kami bergumul dengan bibir, nenen dan seluruh bagian leher dan telinganya. Angga sampai meronta tatkala sekitar telinganya saya elusi dengan ujung lidah. Baanggg, gak kuat di situ bang. geli bang. Geli apa enak?. ya dua-duanyalahAnggapun menggenggam Junior saya yang sejak tadi membesar. Dikulum dan dihisapnya. Jari lentiknya menelusuri kedua buah pelir saya. Nikmat luar biasa hisapan adek ipar saya ini. Clop, clop, clop. kepala penis saya dilumat dan sesekali ditelannya, itu mendatangkan kekejangan nikmat bagi saya. Puas menghisap batang Junor saya, Angga menjilati kedua buah pelir permainan adek ipar saya ini. Dalam hati saya berfikir, apakah karena nafsu seperti ini menyebabkan dia hamil di luar nikah?. Tapi, ngapain repot mikirinya, toh sekarang dia sedang menggumuli saya. Kami sedang bersama-sama di satu rumah dan orang sekitar tahu, dia adalah istriku yang ayo bang, tusuk memek adek, bang. Pintanya diantara lamunan saya. Ayo bang, tangannya membimbing Junior saya ke mulut vaginanya. Sekali hentakan, si Junior sudah amblas dalam vagina yang becek itu. Seketika Angga menggoyang pinggulnya dari bawah. Saya mengambanginya dengan hentakan-hentakan sayangggg, enaknya kontol, abaangggg. Terus sayangggggg, terusssssssss, abanggggg, kencanggggggggg banggggggggg, dah mau keluar lagi nee. Abaaaanggg Sekita dia meraung panpang, kedua tangannya erat memeluk sebentar sayang, abang dah mau keluar jugaGenjotan demi genjotan tak lagi berirama. Kenikmatan diujung Junior saya semakin terasa. Erangan nikmat Angga di bawah saya juga semakin tak karuan, dansecara bersamaan, peju saya menyembur dan Anggapun memuncaratkan larvanya. Saya masih memompa perlahan demi perlahan sampai akhirnya seluruh peju saya enak gila, Sayang. Mau nambah lagi neh, bang. Tapi gak sekarang. Besok pagi kita ulangi yang lebih seru ya, sayang pelas Angga manja dan bibirnya yang mulus mengecup kening saya yang masih berkeringat. Tangannya memeluk. Malam itu. Kami tidur dengan tubuh tanpa sehelai benangpun.

cerita perkosa adik ipar