cerita pendek tentang jasa guru
TeksCerita Pendek; Teks Cerita Pendek Disukai Diunduh 1 ( Calon Guru Penggerak ) angkatan 6. Pada RPP ini terdapat A. Tujuan Pembelajaran B. Kegiatan Pembelajaran ( Meliputi : Kegiatan Pendahuluan 2 menit,Kegiatan Inti 5 menit dan Kegiatan Penutup 3 menit. RPP Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa 20 Juli 2022 09:53. SMA/MA/Paket C, 12, Ekonomi
TimBlogger Cabaca. 8 Rekomendasi Buku dan Novel Tentang Guru - Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang harus kita hormati. Tanpanya, kita bukan siapa-siapa. Maka dari sanalah, kita diwajibkan hormat kepadanya. Salah satu cara itu adalah dengan menghargai seluruh pengorbanannya, seperti para penulis di buku ini.
Ceritapendek tentang cinta, cerita pendek tentang ikhtiar, cerita pendek tentang binatang, cerita pendek tentang keadilan, cerita pendek tentang tawakkal, cerita pendek tentang toleransi, cerita pendek tentang perceraian, cerita pendek tentang tiga persaudaraan, cerita pendek tentang hadiah ulang tahun, cerita pendek tentang lika liku percintaan, cerita pendek tentang persahabatan, cerita
Beraniberbuat harus berani bertanggung jawab. Penyesalan tidak akan menyelesaikan masalah, namun justru membah parah keadaan. Sesama manusia semestinya tidak saling mencela dan menyiksa, karena cencerung melahirkan perpecahan. Penyesalan itu datangnya diakhir, oleh sebab itu pikirkan 2 kali sebelum berbuat 1 kali.
Bacajuga: Kumpulan Puisi tentang Keindahan Alam yang Mengingatkanmu agar Selalu Bersyukur. 2. Maafkan Kami. Terlalu ramah bila berceramah. Setiap kata diberi hingga melimpah ruah. Tiada terlintas penat serta lelah. Mereka yang mendengar biasa terlena. Karena yang berulang kali. Berlaku di setiap hari.
minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. Hari pertama, sudah disambut oleh sikap anak-anak yang cukup dingin, dan tidak perduli kepadanya, namun dirinya harus sabar karena dirinya yakin suatu hari anak-anak akan sayang kepadanya. Robert adalah salah satu siswa yang diajar oleh ibu guru Jasmine, dimana dirinyalah yang selalu dituakan dalam kelas. Bukan karena Robert penurut, namun karena Robert yang paling berani diantara anak yang lain, jika Robert berkata a maka semua teman-temannya akan mengikutinya. Baca Juga 6 Contoh Puisi Tema Hari Pahlawan Nasional 2021 untuk Tugas Sekolah SD, SMP dan SMA Pada suatu pagi di hari ke 4 ibu guru Jasmine mengajar, Robert dan teman-temannya tidak ingin belajar, dan mereka pergi dari kelas. Ibu guru Jasmine pun merasa bingung, sebab, harusnya ini bukan hari libur, dan ia merasa heran mengapa semua anak-anak didiknya tidak ada di kelas. Akhirnya, mendengar kabar seperti itu, kepala sekolah memberikan sanksi terhadap semua murid dan memanggil semua orang tua murid. Kepala sekolah yang merasa marah, berniat memarahi seluruh siswa, namun ibu Jasmine berusaha menghadapinya dengan sikap yang hangat. Baca Juga Sejarah Telaga Menjer di Wonosobo, Sekadar Mitos Cerita Rakyat atau? Inilah Legenda Wisata yang Indah Itu “Pak, biar saya saja yang ngobrol dengan anak-anak”, ucap Jasmine kepada kepala sekolah. Sejak hari itu, ibu guru Jasmine mulai dekat dengan anak-anak, pendekatan secara emosional akan lebih baik daripada harus memarahi anak, itulah yang Jasmine terapkan. Setiap hari, mulai dari hari itu, anak-anak mulai akrab dan hangat dengan sosok Jasmine, setelah di cari tahu olehnya mengapa anak-anak didiknya tidak mau terbuka. Ternyata pernah ada seorang guru baru yang datang, dan menerapkan cara belajar yang sangat keras dan membuat mereka malas untuk belajar. 3 Bulan berjalan, Jasmine harus pergi kembali ke kota asalnya, dikarenakan akan mengikuti program S2 yang dirinya sudah idamkan selama ini. Berat sekali hatinya meninggalkan anak-anak hebat ini, yang menyayangi dirinya dengan hangat selama 3 bulan terakhir.
Foto dok. Dina Rahmalinda Jakarta - Hari Guru Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Oktober untuk menunjukkan penghargaan dan ungkapan terimakasih terhadap jasa guru. Tapi sayangnya, profesi guru TK masih kerap dipandang sebelah mata. Tak sedikit yang menganggap remeh dan menyepelekan guru TK dengan menyebutnya cuma mengajarkan bernyanyi saja. Hal itu dialami oleh seorang guru TK dari Jawa Timur yang jadi viral setelah menceritakan profesinya disepelekan oleh ini guru TK dengan nama akun Twitter akuitudina berbagi postingan tentang perjuangan dan tanggung jawab untuk mengajar murid Taman Kanak-kanak. Cuitannya itu berawal dari percakapan Whatsapp dimana temannya menyepelekan profesi Dina sebagai guru TK dan menyebutnya cuma mengajarkan nyanyi-nyanyi saja dan digaji sedikit."Kata profesi 'Guru TK' ... 'Ohh,, hanya guru TK'. 'Gampanglah kerjaannya,, cuma ngajari anak nyanyi-nyanyi doang kan??'. 'Hmm.. ilmunya nggak harus tinggi-tinggilah, lulus SMA juga bisa kok langsung jadi guru TK'. 'jadi guru TK mah gampang...'. 'Iihh,, ga level banget lah yaaa'. Dan mungkin masih banyak cibiran yang lain tapi saya mencoba khusnudzon saja lah," cuit Dina yang kini telah disukai 21 ribu lebih pengguna Twitter. Foto dok. Dina RahmalindaGuru TK asal Mojokerto, Jawa Timur ini pun mengungkapkan bahwa banyak yang hanya menilai dari satu sudut pandang karena ketidak tahuan mereka. Ia kemudian menjelaskan apa saja yang harus dilakukan guru TK saat mengajar muridnya. Bukan hanya mengajar atau bernyanyi serta neggambar, guru TK berperan penting dan bertanggung jawab dalam pembentukan karakter dan perkembangan anak-anak."Menjadi guru TK bukan sekedar mengajari anak menyanyi, menggambar, mewarnai, menulis, tapi lebih dari itu. Semua ilmu tentang aspek perkembangan anak dari mulai Kognitif, Fisik-Motorik, Sosial-Emosional, Bahasa, Seni, Moral dan Nilai Agama harus dikuasai oleh seorang guru TK," Dina profesi guru TK bisa dikategorikan sebagai tugas berat. Pada cuitan yang telah diretweet 11 ribu lebih itu pun Dina menjelaskan guru TK diibaratkan sebagai pondasi untuk membangun karakter murid yang kuat. Tak hanya itu beberapa perjuangan dan tantangan menjadi tenaga pendidik untuk murid di usia 'golden age' dijelaskan dengan detail oleh Dina."Mulai dari pagi, guru-guru TK sudah di sekolah lbh awal dari pada anak-anak agar saat anak datang sudah ada yang menyapanya dan sudah menata/menyiapkan media yang nantinya akan dipergunakan dalam kegiatan anak. Menyapa anak dgn senyuman yang tulus meski mungkin guru ada masalah," terangnya.[GambasTwitter]Postingan Dina itu pun dibanjiri komentar oleh netizen Twitter. Banyak dari mereka yang kagum dan memuji kerja keras Dina sebagai guru TK meskipun profesinya masih dianggap sepele oleh sebagian dok. Dina RahmalindaSaat dihubungi Wolipop, guru TK dengan nama lengkap Dina Rahmalinda ini mengaku mengaklumi saat orang lain memandang rendah profesinya. "Saya memakluminya saja karena mereka tidak mengerti suka dukanya menjadi guru TK," ungkap Dina kepada berusia 18 tahun ini belum lama menjalani profesinya sebagai guru TK. Dina memilih pekerjaan tersebut karena sangat menyukai dunia anak."Saya bisa happy enjoy bersama anak. Pada mereka saya menemukan tawa canda yg masih polos. Ungkapan-ungkapan atau kata-kata spontan yang polos dan lucu-lucu. Dan suatu kebetulan syukur alhamdulillah ada sekolah RA TK islami yang mau menerima saya sebagai guru bantu disana. Dan alhamdulillah ibu kepsek juga banyak membimbing saya," imbuhnya Simak Video "Penelusuran Video Viral Jodohku Ternyata Tetangga Sendiri" [GambasVideo 20detik] agm/agm
Hari-hari terakhir ini laman media sosial kita disibukkan oleh sosok guru. Terkait perayaan Hari Guru yang katanya terinspirasi kelahiran Ki Hajar Dewantara dan juga kehadiran sosok muda dan berbahaya di kursi tertinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi kehidupan dan keseharian sosok guru dalam lima tahun mendatang dengan kebijakan kebijakan yang beliau tak akan masuk kepada klise, bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, bahkan tanpa balas jasa menurut seorang teman karena hal itu seperti mengurai benang kusut yang tak tahu mesti darimana kita memulainya. Ijinkan saya untuk bercerita tentang guru guru saya, yang telah mengantarkan saya sampai pada titik ini. Guru sebagai seorang manusia yang tak lepas dari cacat, dan tak luput dari banyak guru dari saya SD sampai kuliah sarjana dulu yang mewarnai kehidupan saya, dan tak adil rasanya kalau saya mesti menempatkan mereka dalam sebuah pemeringkatan. Saya hanya ingin menceritakan sebagian darinya tanpa mengurangi hormat dan cinta saya kepada yang pertama yang ada di benak saat mendengar kata guru, pasti guru SD saya. Guru yang pertama saya kenal dan paling lama mengajar saya. Hampir 5 tahun beliau menjadi wali kelas merasakan cinta yang tulus layaknya seorang bapak kalau berada di dekatnya bahkan sampai hari ini. Beliau menyemai cinta saya pada bacaan. Saat ada buku baru koleksi perpustakaan, maka saya lah yang paling dulu diberikan kesempatan untuk membcanya, bahkan diijinkan untuk membawa yang tak mampu saya lupakan dan bahkan saya warisi sampai saat ini adalah kekaguman beliau pada negara Inggris, sebagai negeri penguasa lautan dan tak terkalahkan dalam perang. “ Siapa berani melawan Inggris di lautan, pasti kalah, apalagi kalau cuma negara kecil seperti Argentina”, begitu cerita beliau pada suatu kesempatan . Kebetulan waktu itu sedang hangat hangatnya berita tentang perang Malvianas antara Inggris dan Argentina di ujung selatan benua Amerika itu. Dari apa yang saya baca di kemudian hari memang demikian adanya, Napoleon dan Hitler tak mampu menaklukkan bangsa Inggris. Saya pun sampai saat ini adalah penggemar berat tim nasional Inggris untuk urusan Sepakbola. Bukan karena permainannya yang indah, lebih kepada semangat pantang menyerah yang memang mereka warisi dari pendahulunya saya yang lain, adalah sosok guru yang ideal menurut saya. Kebetulan dia mengampu tiga bidang studi yang sepertinya memang lebih menitik beratkan kemampuan otak kanan. Yaitu bidang studi olah raga, kesenian dan ketrampilan. Beliau mengajarkan kami membuat puisi, naskah drama dan terus memainkannya di depan kelas. Dibidang ketrampilan beliau menyuruh kami belajar mengulat ketupat, membuat stempel dari umbi keladi, membuat gambar mozaik dari daun pisang yang kering. Dan yang paling membekas bagi saya adalah saat disuruh memanfaatkan ketela pohon dari awal sampai akhir dan bisa dimakan. Minggu pertama beliau menyuruh kami membawa ketela dari rumah, lalu di sekolah ketela itu kami kupas dan potong kecil kecil cacah lalu dibawa pulang dan disuruh menjemur setiap hari sampai kering. Lalu beberapa hari kemudian ketela yang telah kering itu dibawa lagi ke sekolah untuk kemudian ditumbuk halus menjadi serbuk halus menyerupai tepung. Dan langkah terakhir tiga hari kemudian kami lanjut memasak penganan yang berbahan dasar tepung ketela tadi. Jadi hari itu kami membuat jajanan kolak onde onde yang nikamt dan manis dari ketela pohon mentah yang kami bawa beberapa minggu sebelumnya. Benar benar sebuah proses yang lengkap dalam menambah nilai sebuah bahan makanan. Saya meragukan apakah guru guru anak saya sekarang bisa menyamai atau justru melebihi kreativitas yang orisinil dari guru saya berikutnya adalah sosok yang semakin mematrikan kecintaan saya pada keindahan kata kata dan bahasa Indonesia. Guru bahasa saya di SMA selalu hadir dengan ide ide baru bagi saya tentang Bahasa Indonesia. Pada satu kesempatan dia bertanya kepada kami setelah menuliskan sebuah kalimat di papan tulis.” I shall return”,diucapkan oleh tokoh ini saat dipaksa meninggalkan Philipina. Siapakah orang ini?, tanya beliau. Saya yang kebetulan sudah suka membaca menjawab dengan yakin. Benigno Aquino, suami Cory aquino yang diusir oleh pemerintah Marcos. Bukan, jawab beliau singkat, and tak ada yang lain menjawab. Ini adalah kata kata panglima perang Amerika di Pasifik, Douglas McArthur saat pasukannya terusir dari Philipina di awal tahun 40-an. Dan dia membuktikan ucapannya berapa tahun berselang, saat Jepang menyerah tanpa syarat dalam perang dunia ke2. Dialah pimpinan tertinggi pasukan Amerika yang melucuti tentara Jepang yang tersisa dan memimpin perode peralihan di Jepang pasca perang dengan bijaksana dan menghormati Kaisar Hirohito sebagai pihak yang kalah kesempatan yang lain, guru saya ini menuliskan sebait puisi di papan tulis dan kita para murid diminta untuk menafsirkan puisi tersebut. Saya masih ingat jelas bunyinya Sepasang bambu muda Rembulan tersenyum diantaranya“Coba siapa diantara kalian yang bisa menafsirkan bait puisi ini?”, tantang beliau dengan suaranya yang berwibawa. Empat sampai lima anak coba memberi tafsiran, dari yang pendek sampai yang lumayan berbusa. Tapi tak satupun yang seseuai dengan harapan beliau. Untuk memenuhi rasa penasaran kami, beliau menjawab singkat. ”Menurut Bapak, bait puisi itu meyiratkan kearifan”. Benar benar berkesan cara beliau mengenalkan puisi untuk kami, dan sampai detik ini kejadian itulah salah satu pengungkit saya mencintai sastra guru di awal orde lama, menurut bapak saya diambil begitu saja dari mereka yang telah tamat SD waktu itu. Kebetulan bapak yang tamatan SD SR juga ditawari. Dan karena merasa kehidupan seorang guru tak menjanjikan secara ekonomi, beliau melepasnya dan lebih memilih untuk berdagang ke gunung. Sementara seingat saya sendiri, teman teman yang dari kelas pavorit di Singaraja waktu SMA, jarang bahkan tak ada yg memilih sekolah keguruan. Mereka beramai- ramai mencari sekolah ke pulau Jawa, meskipun harus di perguruan tinggi swasta ditarik kesimpulan ringan, mereka yang memilih profesi guru barangkali bukanlah orang orang terbaik dari suatu generasi. Tanpa mengurangi rasa hormat pada guru-guru saya, kualitas pendidikan seperti apa yang bisa diharapkan dari mereka yang memilih pendidikan keguruan sebagai cadangan terakhir saat tak diterima di fakultas lain misalnya. Tanpa menafikan bahwa mereka yang bukan orang orang terbaik sekalipun, sudah mampu menjadi seorang guru yang pantas saya kenang seumur hidup saya, seperti ketiga guru saya diatas tadi. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kualitas pendidikan kita nantinya saat yang terbaik dari satu generasi tertarik untuk menjadi guru. Saya dengar ini sudah dipraktekkan di Finlandia, saat guru di tingkat paling dasar pun bergelar magister, dan dengan gaji yang sangat layak , sehingga hanya yang terbaik bisa menjadi terlihat akhir akhir ini, apalagi setelah adanya remunerasi guru. Kecenderungan anak-anak muda kita mudah mudahan yang terbaik ikut juga untuk menjadi guru terlihat meningkat signifikan,. Tinggal kita tunggu dengan optimis, kapan tiba waktunya buat mereka menempati kursi kursi ruang guru yang kosong ditinggalkan oleh generasi pendahulunya yang akan pensiun. Saat itulah kita bisa berharap lebih banyak tentang masa depan pendidikan di negeri yang cukup aneh, dengan profesi saya saat ini pastilah banyak dosen-dosen yang berperan besar sampai saya bergelar dokter. Tapi tak satupun yang bisa saya ingat dengan baik, kecuali memang dosen yang suka membanyol dalam memberi kuliah. Mungkin ini terkait dengan minat dan ketertarikan pada mata kuliah yang diampu dosen tersebut, dan saya merasa memang ketertarikan saya pada bahasa melebihi medis sampai saat ini. Profesi dosen dianggap jauh lebih terhormat dari guru, setidaknya untuk saat ini, dan khusus di Indonesia barangkali. Ini mungkin terkait jenjang karier yang lebih jelas dan tak terbatas dibanding guru misalnya. Dan yang kedua kemungkinan untuk melanjutkan ke luar negeri sesuai disiplin ilmu yang dipelajari, Tapi dalam hal peran sertanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa secara umum, para guru saya rasa tak perlu berkecil hati untuk itu. Buktinya saya sendiri merasa lebih terungkit minat belajar dan bisa mengingat guru guru saya dibanding dosen dosen seperti biasa, ini murni opini pribadi penulis dari kacamata yang dialami dan dirasakannya sendiri. Siapa tahu bapak Nadiem Makariem membaca tulisan ini dan beliau mempunyai sudut pandang yang lain setelah membacanya. Dan pada saatnya beliau siap kalau ada yang bertanya dengan menyitir syair sebuah lagu Mau dibawa kemana pendidikan guru-guru kita … [T]
Puisi guru ditulis sebagai salah satu ungkapan terima kasih terhadap jasa-jasa guru yang telah membimbing dan memberikan perhatian serta kasih sayangnya kepada kita di sekolah sehingga bisa menjadi orang yang berilmu dan beradab. Pada gurulah alasan mengapa ada orang yang hebat. Kita tidak boleh melupakan itu. Kumpulan puisi untuk guru tercinta yang ada di halaman ini merupakan karangan orang-orang yang senantiasa mengingat jasa-jasa gurunya di sekolah, yang merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Baca juga puisi tentang pendidikan Menjadi guru di sekolah yang telah menjadi orang tua kedua kita, bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, penuh perjuangan dan pengorbanan, yang tidak jarang siswanya sadari. Semoga dengan cara sederhana ini, puisi guru tercinta, bisa menjadi sebuah cara untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kita untuk Bapak dan Ibu guru. Contoh puisi guru goresanpena_gpf Pena sang guru Pena guruku Tak pernah bosan menari-nari di diriku Menuliskan banyak warna di jiwaku Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku Pena guruku hebat Karena penanya aku tak telat Tugas-tugasku tak lambat Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat Pena guruku sangat mengagumkan Aku pun terbuai angan Dunia akan kuguncangkan Menuju sebuah pencapaian Kuingin penaku seperti miliknya Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa Hasil penamu kan kujunjung penuh makna Kaulah Sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa. Oleh Mesdiana, S. Pd Guru dalam sandera Guru… sosok insan yang begitu mulia ia rela menghabiskan waktunya demi anak bangsa tak mengenal lelah, hanya semangat, asa dan doa yang keluar dari bibirnya demi mencerdaskan anak bangsa kini ia telah disandera disandera akan beribu administrasi ia jarang bercengkerama dengan siswa-siswanya ia hanyut bahkan tenggelam akan administrasi demi kesejahteraan yang ingin diraihnya kini ia telah disandera disandera akan berbagai aturan hingga ia segan untuk mendidik anak bangsa ia terbelenggu… tak hanya itu, rayuan dilema merasuk dirinya ketika nurani berbisik untuk mendidik dengan ikhlas hati kecilnya pun berkata “tak takutkah engkau dengan jeruji besi?” oooh guru… sampai kapankah engkau akan tetap disandera? Oleh La Jumadin Sang pengabdi Setiap pagi kau susuri jalan berdebu Berpacu waktu demi waktu Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot Tak hirau dingin memagut Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya Wajah-wajah lugu haus kan ilmu Menari-nari di pelupuk mata menunggu Untaian kata demi kata terucap seribu makna Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu Menyaksikan tingkah polah sang penerus Canda tawa penghangat suasana Hening sepi berkutat dengan soal Lengking suara kala adu argumen Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu Entah berapa tinta tergores di papan putih Entah berapa lisan terucap sarat makna Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi Entah berapa ajaran budi kau tanamkan Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi Berserah diri mengharap kasih Ilahi Ilmu kau beri harap kan berarti Satu persatu sang penerus silih berganti Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri Kau tetap di sini setia mengabdi Sampai masa kan berakhir nanti. Oleh Zaniza riansah_reza Guruku Engkau selalu sabar dalam menghadapi ku .. Engkau selalu tabah memberikan ilmu .. Oh guru ku .. Engkau selalu sayang kepada ku Meski aku membuatmu marah .. Oh guru ku .. Engkau memilih ku atau membimbing ku dijalan yang lurus .. Engkau membuat ku sukses hingga saat ini. Oleh Ali Guru Guru ku .. Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa Yang tidak lelah mengajari ku .. Merelakan waktu istirahat nya Hanya untuk mengajari ku .. Oh guru ku .. Engkaulah pahlawan ku .. Aku tidak bisa seperti ini tanpa mu .. Guru ku .. Terima kasih atas jasa-jasa Yang engkau berikan selama ini .. Oh wahai guru ku .. Guruku Kau adalah sumber ilmu ku .. Kaulah pembimbingku .. Kaulah yang mendidikku Dengan sabar dan tulus .. Guruku .. Sungguh besar jasamu .. Kau yang tak pernah bosan Dalam mengajar dan membimbingku .. Engkau pahlawan tanpa tanda jasa .. Guruku .. Terima kasih .. Atas segala jasa-jasa Dan engkau pahlawanku .. Oleh Amelia Prishanty Guruku Setiap hari kau bagi ilmumu Dengan keihlasan dan kesabaran Setiap hari kau bimbing aku Dengan nasehatmu yang penuh makna Guru ku Tak pernah lelah kau ajar aku Selalu semangat setiap tugas mu Guruku terimakasih Atas semua pengorbananmu untukku Maafkan salahku jika kau pernah terluka dengan kataku Guruku… kau tak kan pernah terlupakan dalam hidupku. Oleh Nurwawan Puisi tentang guru diini_tr Sang guru Tentang kegelapan… Tentang buta pada zaman dahulu kala.… Tentang kebodohan yang merajalela…. Dan tentang sosok penumpas itu semua…. Ialah sang guru…. Sosok yang ikhlas berbagi ilmu…. 1, 2, 3 ,4 dan seterusnya…. Harapnya tetap tak lekang dimakan usia…. Tetap tak basi dari sebuah tradisi…. Dia tetap mulia… Dengan segala wibawanya…. Masa depan? Jangan kau tanyakan…. Aku dan kamulah sang harapan… Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan…. Maka genggamlah apa yang ia percayakan… Oleh Fitriana Munawaroh Pahlawan yang terlupakan Cermatilah sajak sederhana ini, kawan Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula Sosok yang terkadang terlupakan Sosok yang sering tak dianggap Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini Ingatlah lagi kiranya apa jasanya Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya Bukan ia yang diharap menang Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini Karenanyalah kudapat tulis sajak ini Karenanyalah kau dapat baca sajak ini Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa Mungkin telah teringat olehmu kawan Mungkin telah kau terka jawabnya Ialah pahlawan dan orang tua kedua Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan. Oleh Ahmad Muslim Mabrur Umar Jangan ajari aku korupsi, guruku Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmu Senyum sapa salammu setia menyambut kedatanganku Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu Aku mungkin bukan anak yang pintar Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar Ilmumu aku goreskan dengan ujung pena Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asa Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masa Aku ingin guruku memberi angka apa adanya Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya Menipu diriku… orang tua… dan seluruh bangsa Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa Terpaksa memberi angka yang cetar membahana Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya. Guruku… jangan ajari aku korupsi Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri Guruku… Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati. Oleh Abdul Hakim Puisi guru 4 bait Guru Guru, kau laksana bunga berembun sejuk bagaikan bunga bermekar indah bagaikan langit berawan senja Guru, jasamu sungguh tak kulupa jasamu tak terhingga mengajar tanpa pamrih Guru, apa yang harus ku balas dari kebaikanmu guru ibu di sekolah melaksanakan terbaik demi muridmu ini Engkaulah ibu kedua kami kau habiskan setengah hari hanya untuk mendidik kami Guru, kuucapkan terimakasih padamu. Guruku pelitaku Ketika saya t’lah lelah Mengikuti langkah nasib Yang selalu berjalan Tanpa arah tujuan Ketika saya tak tahu Langkah apa yang harus kuambil Agar saya sanggup berguna Bagi Nusa dan Bangsa Engkau tiba untukku Untuk menunjukkan semua ilmu Untuk mengajarkanku Apa yang tak kuketahui Guruku, Engkaulah pelitaku Di kala saya dikelilingi kebodohan Juga ketidaktahuan Guru Tak kenal lelah kau bekerja Di kala hatiku mulai lelah Kau tetap menguatkan kami Memberikan bekal untuk Masa depan kami kelak Wahai guruku Engkaulah cahaya pelita Penerang di dalam kegelapan Kaulah jagoan tanpa tanda jasa Yang tak mengharapkan balas jasa Kau yang mengajariku semua Kesederhanaan, kesopanan, serta tanggung jawab Berkat usahamu mendidikku Aku sanggup mengetahui Apa yang sebelumnya tak kuketahui Terima kasih guruku Atas semua usahamu Tak akan kulupakan besar jasamu Guruku cahaya pelita Kau yaitu pahlawanku Guruku Guru, kaulah pendidikku kaulah pengajarku kaulah pembimbingku serta orang tuaku di sekolah Kau yang selalu mengajarkan kami akan ilmu menulis, membaca, bermain, serta berhitung kau tidak pernah lelah kau tidak pernah mengeluh tetapi kau selalu mengajarkan kami dengan kesabaran Guru, kaulah jagoan tanpa tanda jasa kaulah pelita penerang dalam gulita jasamu tiada tara mengajar sampai kami kelak berkhasiat bagi masa depan kami Guru, terimakasih atas segala jasamu tanpamu kami tidak tau akan ilmu kami tidak tau menulis, berhitung, dan membaca terima kasih guru guruku. Sumber katacintame Puisi untuk guru tercinta diini_tr Kepada guruku Kulihat kau berdiri di pelupuk mataku Menyampaikan pesan waktu Tatkala tatapan bertemu Aku menangkap sejuta cahaya darimu Cahaya ilmu kian merasuk ke benakku Bahkan aku berharap ia menjadi segumpal daging Kau pelita di hitam legamnya jiwaku Laksana tetesan air di gersangnya gurun pasir Duhai guruku Kau taman Kehidupan Berjuta ilmu kau tanamkan Tanpa lelah dan putus asa Berjuang mencerdaskan generasi bangsa Kau mempunyai laut yang terpenuhi dengan mutiara-mutiara ilmu Izinkan aku melayarinya, sehingga matiku penuh ketenangan Hidupmu penuh perjuangan Maka, tak berdosa jika aku memberimu gelar pahlawan. Oleh Winda Puspitasari Bersamamu, guruku Ketika aku menatap langit Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku Aku dapat menggapai cita setinggi itu Ketika aku memandang samudera Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku Aku bisa merangkul mimpi seluas itu Ketika aku melihat gunung Beratnya takkan mampu kupikul di punggung Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima Berkatmu. Kumantap, kumemandang, kumelihat sisi lain dunia Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung Terhatur terima kasih untukmu, guruku. Oleh Yoga Permana Wijaya Pipit kecil Awal jumpa kita Kami bukan siapa-siapa Hanya pipit kecil dengan paruh menganga dan sayap setengah terbuka Kami hanya berputar… berputar… Dan hinggap di pundak ilmu guru-guru kami Awal jumpa kita Kami bukan apa-apa Hanya sobekan-sobekan kertas tak bermakna Menunggu tangan-tangan kokoh dan jemari lentik guru kami Merangkainya menjadi buku yang patut diperhitungkan Guruku… lihatlah pipitmu Kami telah seperkasa garuda, selincah merpati Dengan ilmu dan petuahmu Picing mata nanar telah sejelita mentari siang hari Langkah seok… telah mantap menapaki jalan tajam beronak Kini pipitmu… Telah siap terbang… terbang memetik cita-cita kehidupan Dia meninggalkan Secuil sejarah hidup kami di sini. Oleh Zuarni, S. Pd. Puisi hari guru penyairasa Guruku yang hebat “Bagaimana tidak hebat rutinitas pagi harus serba hemat bangun tepat mandi cepat sarapan kalo sempat guruku hebat jam sudah wangi menjemput sang pelangi mengantarkannya meraih mimpi demi ibu pertiwi guruku hebat bertahun tahun menahan diri dari keinginan hati dari nafsu yang menghampiri walau kadang makan hati guruku hebat bagimana tidak hebat tiap hari menopang martabat walau kadang tak bersahabat namun tetap kuat guruku tetap hebat… dalam kekurangan tetap bertahan dalam kesederhanaan tetap diam dalam kesuksesan tetap sopan dalam kemakmuran tetap tenang guruku memang hebat meski bukan konglomerat namun tak melarat meski bukan bangsawan namun tetap menawan guruku hebat mendidik anak negeri sepenuh hati mengajarkan budi pekerti agar menjadi insan yang bernurani tanpa harus menyakiti guruku tetap yang hebat gaji kecil tak sakit hati gaji cukup tak sombong diri meski banyak yang sakit hati karna guru dapat sertifikasi guruku memang hebat karena sertifikasi dituntut kompetensi kalau tak mau diamputasi oleh penguasa negeri yang “katanya” baik hati guruku memang hebat meski mutasi dan gandanya kompetensi mengancam diri tak menjadikannya patah hati mengabdikan diri untuk negeri sambil menunggu panggilan Surgawi.” Oleh Moh Adhuri Ali Syaban via Puisi guru di bawah ini juga spesial untuk hari guru nasional. Selamat hari guru, terpujilah engkau wahai para guru. Guru Untukmu para guru; Yang telah menciptakan & menjadikan generasi-generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab Untuk negeri tercinta Indonesia Tak pernah lelah dalam mendidik Walaupun kadang kuatnya raga sedang tak bersahabat Semuanya kau jadikan semangat yang berkobar dalam sebuah filosofi; “Tuntaskan Kebodohan” Demi kemajuan bangsa Bagiku; Kau bukan hanya sekedar Patriot Pahlawan Bangsa yang Tanpa Tanda Jasa Namun, kau lebih daripada itu Karena tak akan ada bangsa atau negara yang hebat di jagat ini Tanpa pengabdian yang telah kau ukir dalam jiwa mereka Teruslah berjuang Teruslah kau berjuang wahai para guru, biarpun namamu tak tertulis dalam alur Kisah Pahlawan Bangsa Tapi percayalah; Kau akan selalu menjadi Pahlawan di Hati Para Anak Negeri Harum namamu; Bak harum nama para pahlawan yang berjuang untuk tetap kokohnya Indonesia Sinar pelita pengabdianmu; Tak akan pernah padam sampai kapanpun Untukmu wahai para guru; Sebuah ucapan terima kasih yang tak terhingga dariku untuk hakikat pengabdian Tanpa Tanda Jasa Oleh Defry Al Hasb Puisi pendek untuk guru statusinaja Guruku Guru adalah pahlawanku Guru mengajariku Guru mendidikku Guruku… Aku selalu membanggakanmu Aku selalu mengingatmu Guruku… Terima kasih atas kasihmu Karena kasih sayangmu Membawaku ke tempat yang lebih baik. Oleh Syafni Puisi terima kasih guru beelgrout Sang penerang dalam gelapku Jarang pernah ada guratan luka Guratan luka yang menemanimu Tanpa ada kecerahan di wajahmu Jangan pernah kau terlalu memikirkan samar itu Begitu jauh begitu samat Kini kurangkai kata Untuk segala kebersamaan Yang pernah ada Kelas tua itu menjadi saksi Saksi atas segala tindakanku Prestasi dan kenakalanku Aku rindu pada segala yang kulewati Kau selalu terikkan perangi kebodohan Majulah dan berprestasilah himbauanmu Seperti tak ada untuk terima kasihku Kepada bapak guru kepada ibu guru Pembawa cahaya penerang gelapku Hari masih sangat panjang Jalan masih jauh Cita-cita harus ditegakkan Cita-cita harus digapai Terima kasihku untukmu. Tombak keberhasilanku Pena menari di atas kertasku Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan Menuntunku menuju jalan kesuksesan Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku Mengajariku hal-hal baru Dengan sabar kau membimbingku Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu Sungguh besar pengabdianmu Untuk mencerdaskan generasi mudamu Terima kasih kuucapkan untukmu Guruku ………….. Kau adalah orang tua keduaku Kan kukenang selalu jasamu Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu Semoga selalu bahagia hidupmu Kebaikan akan selalu menyertaimu. Oleh Amanda Nurdhana D. Puisi perpisahan untuk guru riansah_reza Pesan untuk guruku Dalam lirih keluh di bibirku Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku Ego kami masih bangkitkan ragu Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu Di relung terdalam, aku juga pernah sadar Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar Mengalirkan bakti tanpa ingkar Demi negeri agar tidak buyar Guruku Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika. Terima kasih kuucapkan Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan Si petutur ilmu dari guratan awan Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan Guruku Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa Dan kau ibarat gerimis kiranya Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga. Oleh Lisa Ardhian Widhia Sari Penutup Nah itulah kumpulan contoh puisi guru, pahlawan tanda jasa yang kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga bisa menginspirasi kamu untuk menciptakan puisi untuk guru tercinta.
Cerpen Karangan Sahira NasutionKategori Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan Lolos moderasi pada 7 February 2016 Tidak terasa sebentar lagi tanggal 25 November. Dimana semua siswa Indonesia akan memperingati hari guru. Jika aku melihat jasa para guru, itu sangat berjasa sekali bagiku. Guru tidak pernah lelah untuk memberikan semua ilmunya, yang kelak akan bermanfaat untukku di masa depan. Tanpa guru aku bukanlah siapa-siapa. Bukan orang yang berpendidikan. Juga bukan orang yang mempunyai prestasi. Guru adalah ibu kedua bagiku. Tempat aku berdialog dan tempat aku bersosialisasi. “Wayo!! Kamu sedang mikiri apa?” Ika menepuk pundaku sambil mengagetkan aku. “Apaan sih, kaget tahu.” Jawabku yang penuh dengan kekesalan. “Oh iya, kamu tahu tidak. Sebentar lagi sekolah kita akan memperingati hari guru. Kalau boleh tahu guru Favorit kamu siapa?” Tetttt.. tettt.. tett Bel tanda masuk berbunyi. Aku tidak sempat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ika tadi. Aku langsung bergegas masuk, karena pelajaran akan dimulai. Saat aku mengingat semua jasa guru. Aku teringat dengan sosok guru yang memotivasi hidupku. Guru itu bernama Ibu Sity. Tetapi ia lebih suka dipanggil Bunda. “Assalamualaikum anak-anak.” Ibu Sity menyambut semua siswanya dengan ucapan dan senyuman. “Waalaikumsalam Bunda.” Jawaban yang diucapkan oleh semua siswa dengan semangat. Ibu Sity adalah guru yang selalu dinanti-nanti kehadirannya. Banyak motivasi yang selalu ia sampaikan. Motivasi itu yang sangat berguna sekali bagiku dan teman-temanku semua. Kadang aku berpikir apa motivasi hidupku di masa depan. “Apakah aku bisa menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak?” Namun ketika aku mengingat kata-kata Ibu Sity. Aku belajar untuk mengintropeksi diriku. “Orang yang dikatakan fisiknya tidak sempurna saja bisa menjadi orang yang sukses dan tidak pantang menyerah. Kenapa aku yang dikatakan sempurna tidak mau berusaha dan berdoa. Hanya bisa menyerah dengan keadaan. Aku mencoba merenungi semua kata-kata yang dilontarkan Ibu Sity. Hingga terbawa aku ke dalam lamunan yang tidak tahu akhirnya. “Raa..Ra..araaa” Ika memanggilku berkali-berkali dengan nada yang mulai kesal. Aku bergegas melihatnya sambil berkata. “Ada apa Ika? Kenapa teriak-teriak begitu?” “Aku memanggil kamu sedari tadi. Kamu belum menjawab pertanyaanku Ra!! Siapa guru Favorit kamu?” Ika masih penasaran dengan jawabanku. “Guru Favorit aku Ibu Sity, Ika.” “Dia baik iya Ra..” “Tentu. Ibu Sity selalu memotivasi hidupku. Membuatku mengerti kenapa ilmu sangat berguna sekali di masa depan.” Aku menatap Ika dengan senyuman. Guru itu ibarat lilin. Ia rela terbakar, demi menerangi masa depan anak muridnya. Dan guru mempunyai 1001 cara agar siswanya kelak menjadi orang yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Walaupun sudah lelah, guru tidak pernah memperlihatkannya kepada siswa-siswanya. Karena ia tidak ingin siswanya menjadi orang yang selalu menyerah. Peran guru sangatlah penting bagi Pendidikan. Guru tidak pernah meminta imbalan sedikit pun dari siswanya, meski ia sudah mengajar berpuluh-puluh tahun. Cerpen Karangan Sahira Nasution Facebook Syahira Nasution Cerpen Guru Ku Motivasi Hidup Ku merupakan cerita pendek karangan Sahira Nasution, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Kucingku, Laire Oleh Nahira Deo “Laire, kamu kok sedih? Ada masalah?” tanya Rahika “Nggak kok Ka. Cuma mikir penyakitku.” ujar Laire “Memang penyakitmu apa Lai?” tanya Rahika “Maaf ya Ra, gak kasih tau kamu Upss… Ternyata… Oleh Rahmi Adhe Amii Sore senja itu sangat mendamaikan hati… Ita kecil dengan senyum tulus nya menghampiri ibu tersayang di dapur yang sedang memasak.. ternyata ibu sedang memasak sayur namun garam di dapur My Dream Oleh Janice Shalom Gunawan Aku selalu mendengar suara hembusan angin dari luar jendela kamarku. Tapi sudah lama aku tidak mendengar suara lembut seseorang. Dia yang biasanya membangunkanku di saat pagi hari. Yup… dia Music World Oleh Tia Di malam yang indah ini aku menemukan dunia yang lain daripada duniaku dan mengapa dunia itu berada di dalam sungai dekat rumahku… Hari ini aku memanggil lalyla sahabatku untuk Perbedaan Dalam Persahabatan Oleh Yacinta Artha Prasanti Disinilah tempatku. Banyak anak anak bernasib malang sepertiku. Tak punya ayah dan ibu. Ya, tempatku di Panti Asuhan Kasih Bunda. “Yola, ayo bangun” aku menepuk nepuk pundak Yola yang “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
cerita pendek tentang jasa guru