cerita ngentot sama anak tiri

ngentotsama tetangga di saat suami keluar kota cerita mesum selingkuhan cerita sex selingkuh rumah , download dan streaming video dewasa video bokep rusia anak dan ibu kandung ngentot di sofa terbaru disini download gratis koleksi dan kumpulan video dewasa video bokep jepang video TanteYang Ngentot Sama Anak Tiri | bokep online,memek genit, memek terbaru, download bokep, bokep hot menantang, artis viral, indo viral, abg ngentot bikin baper, bokep tetangga, bokep barbar, nonton bokep indo viral,western,bokep harian 2020, bokep siswa sma,video,videobacol fun,bokep kakek sugiono,bokep ngentot memek gede, MEMEK ABG SMA, bokep tante hot indo, cerita bokep ibu kandung dengan MamahMuda Yang Dientot sama Anak Tiri (Miss Kocok) | bokep online,memek genit, memek terbaru, download bokep, bokep hot menantang, artis viral, indo viral, abg ngentot bikin baper, bokep tetangga, bokep barbar, nonton bokep indo viral,western,bokep harian 2020, bokep siswa sma,video,videobacol fun,bokep kakek sugiono,bokep ngentot memek gede, MEMEK ABG SMA, bokep tante hot indo, cerita bokep ibu kandung dengan sd, ngentot terbaru, Poto gadis payudara besar mulus bugil, video abg semok Sejakia mulai sekolah , Xanty kelihatannya mulai bisa mengurus dirinya sendiri dan dia menolak untuk diasuh baby sitter. ngentot anak kecil umur 2 tahun (4) Poto memek kecil (4) anak kecil ngentot sama ayah (4) Cerita dewasa hamili ibu (4) memek anak kecil di ewe (4) bokep full. Bapa main dgn anak sendiri umur 13 tahun AnakTiri Jadi Pemuas Birahiku. Aku ingin berbagi pengalaman, ketika aku memperoleh seorang anak tiri yang bernama Alex. Awalnya tidak pernah terlintas sedikitpun untuk menjadikan Alex pemuas birahiku yang begitu besar, tapi mau diapakan lagi, Alex benar benar membuatku mencapai titik nikmat yang belumku peroleh selama ini. minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. inCerita hot – Cerita kisah ini bermula ketika aku baru saja menikahi janda Muda yang sudah mempunyai anak yang seksi membuat birahi naik sampai ubun-ubun. penasaran ? mari kita simak..Sebut saja Roby, laki-laki 41 tahunan yg menikahi Mamahhku 1,5 tahun yg lalu. Papa Roby menikahi Mamahhku sejak Mamahh menjanda akibat Papa kandungku meninggal karena penyakit. Setelah Papa Roby menikahi Mamahhku, dgn sebisa mungkin Mamahh mendekatkanku pada Papa Roby, dgn sering mengajakku jalan-jalan, sering membelikanku barang-barang yg aku suka, pokoknya semua yg aku inginkan selalu dipenuhi oleh Papa Roby, hingga akhirnya hatiku luluh dan aku dekat dgn Papa tobi meskipun usianya sudah 40 tahunan, namun Papa masih terlihat gagah sekali. Wajahnya ganteng, tubuhnya masih atletis karena Papa Roby setiap pagi selalu rutin berolah raga. Semakin lama Papa Roby semakin dekat dgnku, aku merasakan kasih saying yg lebih dari Papa sering manja-manjaan dgn Papa Roby ketika sedang santai dirumah bersama dgn Mamahh juga. Namun semakin lama aku merasakan ada yg nberbeda dari Papa rabi, entah itu hanya perasaanku saja atau emang benar aku belum aku lahir aku diberi nama oleh Mamahhku Tania, umurku saat ini 18 tahun. Namun postur tubuhku tidak seperti pada gadis seumuranku, aku mempunyai postur tubuh yg tinggi, badan sintal, dan yg jelas perkembangan payudara dan pantatku cepat sekali, jadi payudara terlihat besar 36 dan pantatku besar hingga menonjol keluar. Penampilanku jika berdandan bisa dibilang mirip wanita yg sudah bekerja. Kalau dirumah aku juga suka menggunakan pakaian santai dgn celana pendek yg hanya menutupi vaginaku dan tengtop srtitku sehingga payudaraku terlihat menonjol dgn sifat Papa aku rasakan ketika sedang santai berdua dgn Papa tanpa ada Mamahh, Papa mengelus paha mulusku sambil sesekali mencolek pantatku yg besar. hingga saat aku berpamitan untuk pergi kesekolah aku yg biasanya hanya mencium pipi Papa Roby sekarang Papa juga mencium bibirku. Aku pun merasakan ciuman Papa menandakan sesuatu hal. Namun aku masih bingung dgn yg aku rasakan, aku tidak meolak sama sekali dgn yg Papa lakukan kepadaku. Bahkan aku sedikit menikmati perlakuan Papa kepadaku. hingga pagi seusai sarapan, aku mencoba untuk Tan upakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku memberikan ciuman ke Mamah, Papa beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau tidak mau kuikuti Papa ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papa. Respon Papa pun kulihat biasa saja. dgn sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papa menerima ciumanku. Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papa mendaratkan bibirnya ke bibirku. Serr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya bergesekan dgn bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papa mengulum lembut nafas Papa Roby menerpa wajahku. Hampir satu menit kubiarkan Papa menikmati bibirku.“Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!” begitu yg kudengar dari Papa. Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat ini kunikmati sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan Papa tiriku, begitu yg tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit kami bersentuhan. Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papa menjadi tradisi. Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mamah di dapur, aku dan Papa berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan Papa yg masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papa juga begitu. Kalau tidak memikirkan Mamah yg berada di dapur, mungkin kami akan Tan akukannya lebih panas lagi. Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya sendirian di rumah. Mamah membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan sekolah. dgn hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku. Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba satu suara yg cukup akrab di telingaku menyebut namaku. “Tan .. Tan .., Papa pulang..” ujar lelaki yg ternyata Papaku. “Kok cepat pulangnya Pah..?” tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari. “Iya nih, Papa capek..” jawab Papa dari luar. “Kamu masak apa..?” tanya Papa sambil masuk ke sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja. Handuk yg Tan ilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi. Kemudian membalikkan tubuh. Papa rupanya sudah tiduran di ranjangku.“Ada deh..,” ucapku sambil memandang Papa dgn senyuman. “Ada deh itu apa..?” tanya Papa lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke arahku. “Memangnya kenapa Pa..?” tanyaku lagi sedikit bercanda. “Nggak ada racunnya kan..?” candanya. “Ada, tapi kecil-kecil..” ujarku menyambut canda Papa. “Kalau gitu, Papa bisa mati dong..” ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku. Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papa tepat di depanku. “Kalau Papa mati, gimana..?” tanya Papa lagi. Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu. “Lho.., kok kamu diam, jawab dong..!” tanya Papa sambil menggenggam kedua tanganku yg sedang memegang kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yg membuatku diam, tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi terjawab, tangan kanan Papa memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam tanganku dgn hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja diperlakukan begini. Kulihat pancaran mata Papa begitu kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papa mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan ini. Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papa menyentuh payudaraku dan Tan akukan remasan hanya bibirku yg dijamah bibir tebal Papa. Leher jenjang yg ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papa. Bibir itu kemudian berpindah ke telingaku.“Pah..” kataku ketika lidah Papa masuk dan menggelitik telingaku. Papa kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk. “Pah.. nanti ketahuan Mamahh..” sebutku mencoba mengingatkan Mamah. Tetapi Papa diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama, handuk yg Tan ilit di tubuhku disingkapkannya. “Tania, tubuh kamu sangat harum..” bisik Papa lembut sambil mencampakkan guling ke posisi ini, Papa tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yg membalut kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku.“Kamu udah punya pacar, Tan ..?” tanya Papa di telingaku. “Aku hanya menggeleng pasrah”Papa kemudian membelai dadaku dgn lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru, Papa mencium pinggiran payudaraku.“Uuhh..,” desahku ketika bulu kumis yg dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara tangan Papa mengelus pahaku yg putih. Puting susu yg masih merah itu kemudian dikulum. “Pah.. oohh..” desahku lagi. “Pah.. nanti Mamm..” belum selesai kubicara, bibir Papa dgn sigap kembali mengulum bibirku. “Papa Sayaang Tania..” kata Papa sambil lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papa mencium bibirku, aku tidak diam. dgn panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi. Puas mengecup putingku, bibir Papa pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papa memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya. Tubuhku pun mengejang dan merasakan ada sesuatu yg mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan.“Ohh, ohh..” desahku rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku Tan ihat batang kemaluannya Papa, besar dan tegang. dgn mata yg sedikit tertutup, aku menggenggamnya dgn kedua tanganku. Setan yg ada di tubuh kami seakan-akan kompromi. Tanpa sungkan aku pun mengulum benda itu ketika Papa mengarahkannya ke mulutku.“Terus Tan .., oh.. nikmatnya..” berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam mulutku. Sesekali kuhisap dgn kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papa ygmerasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papa mempermainkan kedua putingku dgn tangannya. Cerita Sex Terbaru Karena birahi yg tidak tertahankan, Papa akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku sambil mencium bibirku dgn ganas. Kemudian kejantanannya Papa menempel lembut di selangkanganku dan mencoba kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala penis itu menyeruak masuk menembus selaput dinding vaginaku.“Sakit.. pah..” ujarku. “Tenang Sayaang, kita nikmati saja..” Papa dgn lembut menekan, sehingga penis yg berukuran 18cm dan berdiameter 4cm itu mulai tenggelam keseluruhan. Papa Tan akukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papa memang cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yg tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia. Aku mengimbangi kenikmatan ini dgn menggoyg-goygkan pantatku. Cerita Hot dengan Papa Tiri“Terus Tan , ya.. seperti itu..” sebut Papa sambil mempercepat dorongan penisnya. “Papa.. ohh.., ohh..” renguhku karena sudah tidak tahan itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih Tan eleh di bibir vaginaku. Kutarik leher Papa hingga pundaknya kugigit keras. Papa semakin terangsang rupanya. dgn perkasa dikuasainya diriku. Vagina yg sudah basah berulangkali diterobos penis Papa. Tidak jarang payudaraku diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papa. Birahiku kembali tiga menit kami Tan akukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yg dilakukan Papa. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku. Kenikmatan ini semakin tidak tertahankan ketika kami berganti gaya. dgn posisi 69, Papa masih perkasa. Penis Papa dgn tanpa kendali keluar masuk vaginaku.“Nikmat Tan ..? Ohh.. uhh..” terang, gaya ini lebih nikmat dari sebelumnya. Berulangkali aku Tarenguh dan mendesah dibuatnya.“Pah.. Tania nggak tahan..” katakuku ditengah terjangan Papa. “Sa.. sa.. bar Sayaang.., ta.. ta.. han dulu..” ucap Papa terpatah-patah. Tetapi aku sudah tidak kuat lagi, dan untuk ketiga kalinya aku mengeluarkan mani kembali. “Okhh.. Ohkk.. hh..!” seketika lemas dan aku tertelungkup di ranjang. dgn posisi telungkup di ranjang membuat Papa semakin belingsatan. Papa semakin kuat menekan penisnya. Aku memberikan ruang dgn mengangkat pantatku sedikit ke atas. Tidak berapa lama dia pun keluar juga.“Okhh.. Ohh.. Ohk..” erang Papa. Hangat rasanya ketika mani Papa menyiram lubang peluh di tubuh, Papa menindih tubuhku. Nafas kami berdua tersengal-sengal. Sekian lama Papa meTan ukku dari belakang, sementara mataku masih terpejam merasakan kenikmatan yg baru pertama kali kualami. dgn penis yg masih bersarang di vaginaku, dia mencium lembut leherku dari belakang.“Tan , Papa Sayaang Tania. Sebelum menikahi Mamahmu, Papa sudah tertarik sama Tania..”Ucap Papa sambil mengelus rambutku. Mamah dan adikku, tiga hari di rumah nenek. Selama tiga hari itu pula, aku dan Papa mencari kepuasan bersama. Entah setan mana yg merasuki kami, dan juga tidak tahu sudah berapa kali kami lakukannya. Terkadang malam hari juga, walaupun Mamah ada di rumah. dgn alasan menonton bola di TV, Papa membangunkanku, yg jelas perbuatan ini kulakukan hingga sekarang…                     Hello semua , kalini aku nak bercerita tentang incest dengan mak tiri aku , pada mulanya aku ni duduk dengan kat kandung di sebuah kampung dan pada masa tu aku dapat kerja di luar bandar . Tempat kerja tu berada di petaling jaya , mula2 aku fikir nak tinggal kat mana kalau dapat kerja situ . Lalu aku terlintas dalam otak yang ayah aku berada di sana , dan aku call ayah aku untuk bagitahu yang aku nak tinggal dengan dia buat sementara waktu , bila aku bagitahu hal ni kepada ayah aku dan dia bagi izikan untuk aku tinggal dengan dia . ketika malam hari , aku bagitahu kat mak aku yang ayah bagi duduk dengan dia , dan mak aku pun suka dengan khabar itu , malam tu jugak aku kemas barang dan sediakan apa yang patut bawak . +                    Jam menunjukkan , bangun je dari katil terus aku bersiap untuk gerak ke selangor . Done breakfast apa semua aku salam mak dan adik beradik aku , Aku panaskan enjin motor yzf r3 ayah aku punya yang dia bagi dekat aku , tepat saja pukul aku gerak ikut highway yang terus tembus ke petaling jaya / sungai buloh .                    Dengan cuaca panas aku ride untuk pergi rumah ayah aku , tepat saja pukul aku sampai ke rumah ayah aku yang berada di petaling jaya . Aku datang dekat di pagar rumah tu dan menekan loceng yang ada di tepi tu , dan ade perempuan 30ans yang keluar dari rumah tu , perempuan tu bertanyakan kepadaku awak ni ismail ke anak tiri saya ? saya ni mak tiri awak dan aku menjawab ye saya la ismail dalam hati aku berkata dia ni tak mandi lagi ke dengan pakai baju tido , dah siang hari kot Lalu aku di jemput masuk ke dalam rumah ayah aku tu . Masuk je halaman rumah aku tu baru aku perasan yang ayah aku bekerja . Mak tiri aku menunjukkan bilik yang aku tido nanti , rumah ayah aku agak besar tapi tinggal berdua , maklum lah ayah aku dah tua , tenaga pun takde .                    Di sebabkan cuaca panas lalu terus aku tanggal kan baju dan seluar yang aku pakai dan hanya memakai boxer , aku pasang aircond dan terus baring kat atas katil bilik aku . Maklum la kat bandar ni cuaca panas kan ? Aku rasa nak rehat sekejap di dalam bilik tu , aku baring di atas bantal yang lembut dan empuk membuatkan aku terlelap sekejap . Tak lama tu aku perasan yang ade orang masuk ke dalam bilik aku , rupa2 nya mak tiri aku yang masuk dan dia mengambil baju dan seluar yang aku guna tadi dan dia nak masuk ke dalam mesin basuh , dengan aku batang aku keras selamber je dia masuk , cepat2 aku cover guna tangan dan dia memandang aku dengan mata yang agak nakal dan dia senyum sinis kat aku membuatkan aku rasa pelik . Aku mengambil tuala di dalam beg dan terus mandi di dalam bilik air yang berada di dapur . Kat dalam bilik air tu ada shower ,yang aku tak pernah guna , al maklum la duduk kg . Aku menggunakan shower tu dengan suhu yang agak rendah membuatkan aku horny sedikit dan membuatkan batang aku keras dengan sendiri . Habis je mandi aku keluar dan mak tiri aku tengah buat sayur apa entah dengan hanya pakai bra dan panties . Aku terkejut melihat tetek mak tiri aku agak besar membuatkan batang aku keras sekali lagi .             Mak tiri aku datang kat aku dan terus tarik aku ke ruang tamu , dia membuka seluar boxer aku dengan ganas , dia sendiri terkejut tengok batang aku yang besar             Mak tiri aku datang kat aku dan terus tarik aku ke ruang tamu , dia membuka seluar boxer aku dengan ganas , dia sendiri terkejut tengok batang aku yang besar .       Mak tiri aku terus blowjob batang aku dengan lemah lembut , pandai mak aku hisap dengan cara ni , membuatkan aku rasa nak enjut dia puas2 ,                 Mak tiri aku enjut aku dengan position reverse cowgirl , mak aku enjut dengan cara kasar , dan dia menggerang ahh sedapnyaa sayanggg dalam hati aku berkata mungkin dah lama tak dapat batang agaknya . 30minit dia enjut aku akhirnya aku pancut kat dalam puki mak tiri aku yang agak ketat        Godaan mak tiri aku yang aku tewas , dia macam dah tak fikir apa , terus buat macamtu kat aku . Huhuhuhuhu , untungkan aku dapat mak tiri yang nakal macamni ? aummmmmmmm sedap auuuu wehhhhhhhhh . Hari itu aku ingat sudah dua bulan aku menikahi Surwati janda beranak satu. Hidupku termasuk miskin, maklumlah sehari-hari kerjaku hanya tukang ojek. Aku menempati rumah kontrakan yang hanya mempunyai satu kamar. Jadi aku tidur sekamar dengan anak tiriku Yuni yang baru kelas 2 tidak pernah akan lupa pada hari itu, karena peristiwa yang mengejutkanku ketika pagi-pagi saat istriku duluan bangun dan masuk kamar mandi, Yuni yang tadinya tidur jauh dariku dia mendekat lalu memelukku. Awalnya aku yang masih ngantuk tidak peduli, karena kupikir anak ini ingin dimanja. Aku biarkan saja dia tidur masih berat untuk bangun, karena cuaca di luar masih gelap, mungkin masih sekitar jam 5 pagi. Aku ingin memuaskan tidurku karena biasanya aku keluar mencari penumpang di pangkalan ojek sekitar jam 8 pagi. Sedang dalam keadaan masih mengantuk, antara sadar dan tak sadar aku merasa ada tangan yang meremas penisku yang kalau pagi memang selalu nikmat diremas-remas itu membuatku menjadi terbangun dan sadar. Namun aku tetap berpura-pura tidur. Kulihat apa yang terjadi, ternyata anak tiriku Yuni yang masih kecil, tangannya meremas-remas berpikir mengenai dua kemungkinan, pertama anak ini tidak tahu apa yang dia lakukan dan yang kedua mungkin dia tahu apa yang dia lakukan tetapi mungkin tidak tahu bahwa tindakannya itu adalah perilaku menikmati remasannya aku tetap tidur meski penisku makin keras dan sempurna sekali untuk di tancapkan ke dalam memek. Yuni meremas-remas hanya sekitar 2 menit lalu dia berbalik dan menjauhiku. Mungkin dia sudah puas, atau mungkin karena mendengar ibunya selesai mandi dan mendengar pintu kamar mandi dibuka. Istriku tidak lama kemudian memang masuk itu kepalaku penuh rasanya oleh rasa penasaran terhadap apa yang dilakukan si yuni anak tiriku yang umurnya masih 7 tahun. Di usiaku ke 49 tahun rasanya tidak mungkin melakukan hubungan sex dengan anak 7 tahun. Tapi kenapa dia meremas-remas kontolku ketika ibunya tidak ada. Ini pertanyaan yang mengganggu akal aku ingin menanyakan ke Yuni mengenai perbuatannya pagi itu, tetapi seharian tidak ada kesempatan aku bisa berdua untuk berbicara 4 mata. Di hari kedua , juga pagi-pagi yuni mengulangi lagi perbuatannya, aku masih tetap diam dan berpura-pura tidur, tetapi menikmati remasannya sampai rasanya maniku hampir muncrat. Bukan soal remasannya yang istimewa, tetapi rangasangan yang timbul diimbuhi oleh fantasi kontol diremas anak yang masih sangat kedua juga tidak berlangsung lama, karena istriku juga cepat menyelesaikan mandi dan kembali ke kamar. Pada hari itu aku tidak punya kesempatan menginterogasi Yuni, padahal aku sudah pensaran hari ketiga berulang lagi. Rasa penasaranku makin sulit aku bendung. Aku mencari jalan agar bisa mengklarifikasi hari ini. Kalau di rumah rasanya tidak mungkin karena selalu ada istriku dan karena rumahku kecil, tidak mungkin aku bicara berdua dengan Yuni. Aku mendapat gagasan yaitu dengan mencari kesempatan ketika aku jemput sekolah. Sekolah Yuni cukup jauh biasanya dia pulang pergi selalu ikut temennya yang diantar abangnya naik motor. Hari ini aku katakan ke Yuni bahwa pulangnya akan aku jemput. Aku sudah membayangkan dalam perjalanan pulang akan melewati kebun karet yang sepi. Mungkin aku bisa berhenti sebentar dan di kesempatan itu aku bisa banyak yang kutunggu tiba, Sepulang sekolah ketika aku jemput, Yuni tidak memperlihatkan perasaan apa-apa. Aku memang sesekali menjemput dia juga tempat yang kurasa tepat aku berhenti di gubuk bekas orang jualan buah-buahan yang sedang tidak terpakai. Yuni bertanya kenapa berhenti. Aku bilang sebentar duduk di dalam gubuk. Dan Yuni kuajak mendekat. Gubuk itu terbuka jadi setiap orang lewat bisa dengan mudah melihat siapa yang ada di gubuk. Aku langsung bertanya, tanpa basa basi, karena aku memang tidak bisa basa-basi, maklum orang tanya, kenapa setiap pagi megangi kontol bapak. Dengan tenangnya Yuni menjawab bahwa dia pengen ngentot. Jawaban yang lirih tetapi aku mendengarnya seperti petir di siang hari. Aku tanya siapa yang mengajari kamu ngentot. Yuni menceritakan terus terang bahwa yang ngajari adalah mantunya adik istriku.“Kamu sudah diapain aja,” tanyaku penasaran.“ memekku dicolok-colok pakai jari, lalu kontolnya dimasukin ke memekku, tapi belum bisa masuk selalu sudah keluar maninya,” kata si panas, tetapi kontolku ngaceng mendengar pengakuan anak ini. Aku lantas berpikir apakah aku harus mengambil tindakan untuk memperkarakan mantunya adik istriku yang bernama Deni atau bagaimana. Sebetulnya aku jadi penasaran juga pengen ngrasai memek anak kecil ini, yang bikin aku penasaran anak masih kecil gini sudah punya keinginan di aku perkarakan si Deni, bisa bisa aku tidak bisa dapetin memek si Yuni, padahal penasaran banget pengen tau rasanya. Otakku langsung membayangkan ngentot sama anak kecil rasanya enak banget karena memeknya masih putuskan, Deni tidak aku perkarakan dan selanjutnya aku akan mencari waktu untuk mencoba memek si yuni. Yang bikin penasaran adalah anak sekecil ini sudah pengen di entot, padahal tetek aja belum tumbuh, apalagi jembut, masih gundul kenapa ada saja jalan yang memberi peluang. Hari itu hari minggu, Yuni dirumah saja. Ibunya minta diantar ke rumah saudaranya yang jaraknya sekitar 3 km. Biasanya dia jalan, tapi karena aku punya motor dia minta aku antar. Jam 9 pagi aku antar biniku dan segera aku Yuni masih dirumah nonton TV sendirian. Motor aku masukkan ke dalam rumah dan semua pintu aku tutup, sehingga mengesankan rumah sedang ditinggal sama langsung aku gandengan masuk ke kamar dan kusuruh telanjang. Dia tidak menolak dan langsung telanjang dan tidur telentang dengan kedua kaki dikangkangkan. Tubuhnya masih seperti anak-anak, ya maklum masih 7 tahun. Aku hanya melepas celana dan celana dalamku saja. Kontolku sudah tegang luar biasa karena dorongan rangsangan dan ujung kontolku dengan ludah dan di belahan memek di lubangnya aku lumuri juga ludah cukup banyak. Maksudnya biar kontolku licin bisa masuk ke lubang yang masih kecil itu.`Yuni sudah pasrah dan siap menerima kontolku. Ujung kontolku aku jejalkan ke lubang memeknya. Rasanya sempit banget, kepala kontolku aja susah banget masuknya, selalu kepeleset ke atas atau ke bawah. Yuni membantu memegangi kontolku dan mengarahkan masuk ke lubang memeknya. Kedua tanganku bersetumpu di sikut dan kosentrasi menekan kontolku menerobos masuk ke dalam memek kontolku bisa maju dan rasanya kepalanya sudah bisa masuk. Rasa penasaran makin menjadi-jadi aku tekan terus, dan memang bisa masuk terus meskipun pelan sekali majunya. Aku raba batang kontolku ternyata sudah tenggelam setengah. Wah rasa jepitannya kuat banget. Kalau tadi malam aku tidak “main” sama biniku, pasti aku gak bisa nahan. Aku tekan agak sulit masuk lagi karena rasanya terlalu seret, Pelan-pelan aku tarik dan dorong lagi, berkali-kali begitu sampai rasanya makin lancar. Setelah itu aku tekan lagi dan bisa masuk memang termasuk tinggi besar, tetapi kontolku ukurannya kecil, karena pernah aku ukur ketika ngaceng penuh panjangnya 10 cm. Aku sempat berpikir apakah kontolku bisa masuk semua, karena memeknya kan masih kecil tekan terus sampai rasanya masuk semua. Aku raba kontolku ternyata memang sudah semua tenggelam di memek si Yuni. Aku mulai melakukan gerakan tarik – dorong pelan-pelan. Nikmatnya luar biasa karena jepitannya yang kuat kelihatannya merasa sakit tetapi dia tidak berusaha menghentikan gerakanku. Lama-lama rupanya dia mulai menikmati karena roman mukanya sudah tidak terlihat dia merasa sakit lagi. Aku makin bersemangat karena meski lubangnya sempit tapi sudah lancar kontolku maju mundur. Aku tidak mampu bertahan lama-lama dan ketika kenikmatan mulai menjalar kulepas saja tembakan maniku ke dalam memek biarkan kontolku terpendam sampai semua maniku habis ditembakkan. Setelah denyutan selesai, rasanya kok masih enak. Pelan-pelan aku genjot lagi, rasanya masih enak dan makin lancar karena maniku ikut melancarkan gerakan kontolku di memek yang masih sempit. Rasa enak ini rupanya membuat kontolku tidak melemas, malah pelan-pelan makin keras dan gerakanku juga memberi rangsangan sehingga rasa nikmat yang luar biasa aku kedua ini aku cukup lama menggenjot Yuni. Kalau ditanyakan apakah Yuni mencapai kepuasan, aku tidak tahu, karena aku belum ngerti soal itu. Maklum orang Desa yang sekolahku juga hanya sampai tamat SD aku mendapat dua kali muncrat maniku di dalam memek Yuni. Setelah itu kontolku melemas dan aku juga merasa capek. Memek Yuni kelihatan memerah dan dari lubangnya meleleh maniku. Buru-buru kualasi kain agar tidak mengotori sprei tempat pertama kali aku entot anak tiriku. Perbuatanku terhadap dia bukan membuat dia takut malah dia makin manja kepadaku. Ibunya saja sampai heran, mengapa aku bisa begitu cepat mengambil hati anaknya. Dia tidak tahu kalau anaknya sudah aku entot dan aku pengalaman pertama itu, di hari-hari berikutnya Yuni selalu minta dientot bahkan sehari dia bisa minta dua kali kalau rumah sedang sepi. Untungnya kontolku bisa ngaceng terus kalau diminta sama waktu aku mandi kira-kira jam 4 sore, waktu itu istriku lagi ngrumpi di rumah tetangga. Yuni mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Dia masuk saja dan langsung ngomong memeknya gatal minta dientot. Sebetulnya aku khawatir karena istriku sewaktu-waktu bisa pulang dan mergoki kami. Tapi karena rumah kami berhimpitan dan kecil-kecil, jadi suara mereka ngobrol di rumah tetangga kedengaran sampai ke kamar aku telanjangi dan aku suruh jongkok di bibir bak mandi. Kontolku yang langsung ngaceng setelah mendengar permintaan Yuni, aku tancapkan ke memeknya yang posisinya jongkok. Posisi itu agak sulit, sehingga Yuni aku gendong dengan kontolku tertancap di memeknya, Kedua kaki Yuni melingkar di pinggangku dan kedua tanganku aku kaitkan menopang pantatnya. Yuni menggoyang-goyang pantatnya dan sesekali melakukan gerakan memutar bahkan ketika dia merasa nikmat dia melakukan gerakan seperti melompat-lompat. Anak umur 7 tahun tentu saja tidak terlalu berat bagi ku yang memiliki bobot 80 berhubungan dengan posisi seperti itu sampai aku mencapai kepuasan dan menembakkan mani ke dalam memeknya. Aku tahu dia belum bisa bunting karena masih belum mendapat setahun kemudian baru aku punya kesempatan bertemu dengan Deni. Maklum kampungku jauh dari jakarta. Deni kerja di Jakarta. Pada kesempatan itu Deni sedang pulang kampung dan aku ajak istriku untuk menginap di rumah Deni. Dia tinggal di rumah bersama ceritakan sedikit masa lalu Yuni. Istriku adalah TKW bekerja di Arab Saudi. Setahun lalu dia pulang kampung karena kontraknya habis setelah bekerja 3 tahun. Pada waktu itulah aku nikahi ditinggal ibunya Yuni tinggal di rumah Deni diurus oleh Istri Deni dan Mertuanya. Mungkin ketika masih umur 6 tahun anak ini sudah mulai diperkenalkan sex oleh si Deni. Kalau dilihat, Deni sebetulnya seperti orang baik-baik dan jauh dari sangkaan melakukan pelecehan sex kepada anak kecil. Malah pembawaannya kalau menurut pendapatku rada kebanci-bancian. Tapi dia sudah punya anak satu, anak perempuan yang usiaya terpaut 2 tahun lebih muda dari Yuni tinggal sama orang tua Deni menjadi teman main anak si meski tampilannya rada banci ternyata dia pedopil. Buktinya Yuyun yang dijadikan obyek pemuasan nafsu pedopilnya. Kata Yuni setiap ada kesempatan Deni mengobel-ngobel memeknya dan sampai memasukkan Yuni ketemu lagi dengan Deni, anak ini bukannya akrab malah berusaha menjauh dan selalu mengglayutiku. Kelihatannya Deni masih penasaran ingin mendapat kesempatan ngentotin anak satu kesempatan kami berdua berbicara empat mata di suatu tempat jauh dari rumah. Di situ aku berusaha mengkonfirmasi apa yang diceritakan Yuni. Deni tidak bisa berkilah, dan dia buru-buru minta maaf. Aku menolak permohonan maafnya karena aku katakan bahwa Yuni sudah sering aku entot. Aku ceritakan betapa yuni selalu menagih minta dientot terus tiap hari malah kalau ada kesempatan sampai minta dua Deni berbinar-binar mendengar ceritaku. Aku tau pasti dia juga nafsu. Tanpa tedeng aling-aling dia ngomong ke aku bahwa dia ingin juga merasakan ngentot sama si Yuni. Aku nyatakan dia boleh menikmati Yuni kapan pun dia mau, karena memang dia kan yang membuka itu kami berdua seperti belingsatan mencari kesempatan untuk ngentotin si Yuni. Aku sudah 3 hari tidak ngentot si Yuni. Dan gilanya Yuni sudah berkali-kali pula minta dientot. Kalau sudah terdesak nafsu begini rasanya ada saja itu sekitar jam 10 diluar hujan deras. Semua sudah masuk kamar dan kelihatannya sudah tidur. Aku dan Deni masih belum ngantuk, Dia punya ide untuk malam ini ngentot sama si Yuni. Aku tentu saja bingung, mau dientot dimana, di luar hujan di dalam penghuni sedang lengkap. Sambil berbisik Deni mengatakan di ingat di dapur tempatnya memang tidak terlalu lega, tetapi di situ ada bale-bale bambu yang biasanya digunakan untuk melakukan persiapan masak. Aku masuk ke kamar dan kuguit si Yuni. Dia ternyata belum tidur, tetapi emaknya sudah ngorok. Perlahan-lahan Yuni bangun dan aku gandeng langsung ke dan Deni sudah bersepakat untuk gantian make Yuni dan Yuni maunya aku pake dulu baru dia mau main sama si Deni. Jadi sementara aku Main, si Deni jaga-jaga untuk kalau-kalau ada penghuni yang bangun. Di dapur bersebelahan dengan kamar mandi jadi bisa saja ada yang malam-malam kebelet sepi tapi suara hujan dan petir di luar membuat suara jadi berisik. Aku memulai menggenjot si Yuni rasanya Yuni sudah terangsang banget sampai dia semangat banget ketika aku genjot. Rasanya masih sempit dan enak luar biasa. Aku tidak tahu berapa lama, tapi rasanya tidak lama banget karena aku juga sudah 3 hari tidak ngentot jadi cepat muncrat. Aku lepaskan maniku di dalam memek si Yuni. Setelah puas aku kembali menaikkan celanaku. Yuni tidur pakai sarung, jadi waktu dientot dia cuma angkat sarungnya dan tidak pakai celana kasi kode si Deni untuk main sama Yuni. Si Yuni masih tidur ngangkang di bale-bale langsung di tiban sama Deni. Memek Yuni sudah licin karena bekas air maniku. Kelihatannya Deni tidak terlalu kesulitan memasukkan kontolnya dia langsung genjot, kayaknya baru sebentar dia sudah muncar, mungkin baru 10 kali goyangan dia sudah gak bisa nahan dia, sempit banget dan enak luar biasa jadi dia gak kuat nahan main lama-lama. Sebetulnya aku ingin main lagi, tetapi kelihatannya situasi kurang aman. Akhirnya kami sudahan dan bergantian mencuci kontol dan memek. Setelah itu Yuni kembali tidur di sebelah ibunya yang masih ngorok. Aku dan deni membuat kopi dan kami berdua ngobrol di teras sambil ngrokok dan cerita Yanto si bapak tiri kepada ku lalu aku susun menjadi cerita ini. Aku sudah mengenal Deni di Jakarta. Soal si Yuyun itu juga sudah dia ceritakan sebelum ibunya pulang dari Arab. Aku sebetulnya juga ingin merasakan, tapi kalau aku datang ke kampung Deni belum tentu di sana ada ini sebetulnya ingin aku perpanjang, karena akhirnya aku bisa juga merasai si Yuni, bahkan bukan itu saja, ternyata Deni sudah ngerjai anaknya yang 5 tahun. Tapi tidak bisa nembus, karen kontolnya kurang tegang dan cepat muncrat. Dia minta aku membuka jalan memek anaknya.***** Aku adalah anak tunggal. Ibuku adalah seorang wanita yang disiplin dan agak keras sedangkan ayahku kebalikannya bahkan bisa dikatakan bahwa ayah di bawah bendera ibu. Bisa dikatakan ibulah yang lebih mengatur segala-galanya dalam keluarga. Namun, walaupun ibu keras, di luar rumah aku termasuk cewek bandel dan sering tukar-tukar pacar, tentunya tanpa sepengetahuan ibuku. Tapi suatu saat, pada saat aku duduk di kelas 2 SMA, ibuku pergi mengunjungi nenek yang sakit di kampung. Dia akan tinggal di sana selama 2 minggu. Hatiku bersorak. Aku akan bisa bebas di rumah. Tak akan ada yang memaksa-maksa untuk belajar. Aku juga bebas pulang sore. Kalau Ayah, yah.. dia selalu kerja sampai hampir malam. Pulang sekolah, aku mengajak pacarku, Anton, ke rumah. Aku sudah beberapa kali mengadakan hubungan kelamin dengannya. Tetapi hubungan tersebut tidak pernah betul-betul nikmat. Selalu dilakukan buru-buru sehingga aku tidak pernah orgasme. Aku penasaran, bagaimana sih nikmatnya orgasme? Singkat cerita, aku dan Anton sudah berada di ruang tengah. Kami merasa bebas. Jam masih menunjukkan angka 300 sedangkan ayah selalu pulang pukul enam lewat. So, cukup waktu untuk memuaskan berahi. Kami duduk di sofa. Anton dengan segera melumat bibirku. Kurasakan hangatnya bibirnya. "Ah.." kurangkul tanganku ke lehernya. Ciumannya semakin dalam. Kini lidahnya yang mempermainkan lidahku. Tangannya pun mulai bermain di kedua bukitku. Aku benar-benar terangsang. Aku sudah bisa merasakan bahwa vaginaku sudah mulai basah. Segera kujulurkan tanganku ke perut bawahnya. Aku merasakan bahwa daerah itu sudah bengkak dan keras. Kucoba membuka reitsleting celananya tapi agak susah. Dengan segera Anton membukakannya untukku. Bagai tak ingin membuang waktu, secara bersamaan, aku pun membuka kemeja sekolahku sekaligus BH-ku tapi tanpa mengalihkan perhatianku pada Anton. Kulihat segera sesudah CD Anton lepas, senjatanya sudah tegang, siap berperang. Kami berpelukan lagi. Kali ini, tanganku bebas memegang burungnya. Tidak begitu besar, tapi cukup keras dan berdiri dengan tegangnya. Kuelus-elus sejenak. Kedua telurnya yang dibungkus kulit yang sangat lembut, sungguh menimbulkan sensasi tersendiri saat kuraba dengan lembut. Penisnya kemerah-merahan, dengan kepala seperti topi baja. Di ujungnya berlubang. Kukuakkan lubang kecil itu, lalu kujulurkan ujung lidahku ke dalam. Anton melenguh. Expresi wajahnya membuatku semakin bergairah. "Ah.." kumasukkan saja batang itu ke mulutku. Anton melepaskan celana dalamku lalu mempermainkan vaginaku dengan jarinya. Terasa sentuhan jarinya diantara kedua bibir kemaluanku. Dikilik-kiliknya klitorisku. Aku makin bernafsu. Kuhisap batangnya. Kujilati kepala penisnya, sambil tanganku mempermainkan telurnya dengan lembut. Kadang kugigit kulit telurnya dengan lembut. "Nit, pindah di lantai saja yuk, lebih bebas!" Tanpa menunggu jawabanku, dia sudah menggendongku dan membaringkanku di lantai berkarpet tebal dan bersih. Dibukanya rok abu-abuku, yang tinggal satu-satunya melekat di tubuhku, demikian juga kemejanya. Sekarang aku dan dia betul-betul bugil. Aku makin menyukai suasana ini. Kutunggu, apa yang akan dilakukannya selanjutnya. Ternyata Anton naik ke atas tubuhku dengan posisi terbalik, 69. Dikangkangkannya pahaku. Selanjutnya yang kurasakan adalah jilatan-jilatan lidahnya yang panas di permukaan vaginaku. Bukan itu saja, klitorisku dihisapnya, sesekali lidahnya ditenggelamkannya ke lubangku. Sementara batangnya tetap kuhisap. Aku sudah tidak tahan lagi. "Ton, ayo masukin saja." "Sebentar lagi Nitt." "Ah.. aku nggak tahan lagi, aku mau batangmu, please!" Anton memutar haluan. Digosok-gosokannya kepala penisnya sebentar lalu.. "Bless.." batang itu masuk dengan mantap. Tak perlu diolesi ludah untuk memperlancar, vaginaku sudah banjir. Amboy, nikmat sekali. Disodok-sodok, maju mundur.. maju mundur. Aku tidak tinggal diam. Kugoyang-goyang juga pantatku. Kadang kakiku kulingkarkan ke pinggangnya. Tiba-tiba, "Ah.. aku keluar.." Dicabutnya penisnya dan spermanya berceceran di atas perutku. "Shit! Sama saja, aku belum puas, dia sudah muntah," rungutku dalam hati. Tapi aku berpikir, "Ah, tak mengapa, babak kedua pasti ada." Dugaanku meleset. Anton berpakaian. "Nit, sorry yah.. aku baru ingat. Hari ini rupanya aku harus latihan band, udah agak telat nih," dia berpakaian dengan buru-buru. Aku betul-betul kecewa. "Kurang ajar anak ini. Dasar egois, emangnya aku lonte, cuman memuaskan kamu saja." Aku betul-betul kecewa dan berjanji dalam hati tak akan mau main lagi dengannya. Karena kesal, kubiarkan dia pergi. Aku berbaring saja di sofa, tanpa mempedulikan kepergiannya, bahkan aku berbaring dengan membelakanginya, wajahku kuarahkan ke sandaran sofa. Kemudian aku mendengar suara langkah mendekat. "Ngapain lagi si kurang ajar ini kembali," pikirku. Tapi aku memasang gaya cuek. Kurasakan pundakku dicolek. Aku tetap cuek. "Nita!" Oh.. ini bukan suara Anton. Aku bagai disambar petir. Aku masih telanjang bulat. "Ayah!" aku sungguh-sungguh ketakutan, malu, cemas, pokoknya hampir mati. "Dasar bedebah, rupanya kamu sudah biasa main begituan yah. Jangan membantah. Ayah lihat kamu bersetubuh dengan lelaki itu. Biar kamu tahu, ini harus dilaporkan sama ibumu." Aku makin ketakutan, kupeluk lutut ayahku, "Yah.. jangan Yah, aku mau dihukum apa saja, asal jangan diberitahu sama orang lain terutama Mama," aku menangis memohon. Tiba-tiba, ayah mengangkatku ke sofa. Kulihat wajahnya makin melembut. "Nit, Ayah tahu kamu tidak puas barusan. Waktu Ayah masuk, Ayah dengar suara-suara desahan aneh, jadi Ayah jalan pelan-pelan saja, dan Ayah lihat dari balik pintu, kamu sedang dientoti lelaki itu, jadi Ayah intip aja sampai siap mainnya." Aku diam aja tak menyahut. "Nit, kalau kamu mau Ayah puasin, maka rahasiamu tak akan terbongkar." "Sungguh?" Ayah tak menjawab, tapi mulutnya sudah mencium susuku. Dijilatinya permukaan payudaraku, digigitnya pelan-pelan putingku. Sementara tangannya sudah menjelajahi bagian bawahku yang masih basah. Ayah segera membuka bajunya. Langsung seluruhnya. Aku terkejut. Kulihat penis ayahku jauh lebih besar, jauh lebih panjang dari penis si Anton. Tak tahu aku berapa ukurannya, yang jelas panjang, besar, mendongak, keras, hitam, berurat, berbulu lebat. Bahkan antara pusat dan kemaluannya juga berbulu halus. Beda benar dengan Anton. Melihat ini saja aku sudah bergetar. Kemudian Aku didudukkannya di sofa. Pahaku dibukanya lebar-lebar. Dia berlutut di hadapanku lalu kepalanya berada diantara kedua pangkal pahaku. Tiba-tiba lidah hangat sudah menggesek ke dalam vaginaku. Aduh, lidah ayahku menjilati vaginaku. Dia menjilat lebih lihai, lebih lembut. Jilatannya dari bawah ke atas berulang-ulang. Kadang hanya klitorisku saja yang dijilatinya. Dihisapinya, bahkan digigit-gigit kecil. Dijilati lagi. Dijilati lagi. "Oh.. oh.. enak, Yah di situ Yah, enak, nikmat Yah," tanpa sadar, aku tidak malu lagi mendesah jorok begitu di hadapan ayahku. Ayah "memakan" vaginaku cukup lama. Tiba-tiba, aku merasakan nikmat yang sangat dahsyat, yang tak pernah kumiliki sebelumnya. "Oh.. begini rupanya orgasme, nikmatnya," aku tiba-tiba merasa lemas. Ayah mungkin tahu kalau aku sudah orgasme, maka dihentikannya menjilat lubang kewanitaanku. Kini dia berdiri, tepat di hadapan hidungku, penisnya yang besar itu menengadah. Dengan posisi, ayah berdiri dan aku duduk di sofa, kumasukkan batang ayahku ke mulutku. Kuhisap, kujilat dan kugigit pelan. Kusedot dan kuhisap lagi. Begitu kulakukan berulang-ulang. Ayah ikut menggoyangkan pantatnya, sehingga batangnya terkadang masuk terlalu dalam, sehingga bisa kurasakan kepala penisnya menyentuh kerongkonganku. Aku kembali sangat bergairah merasakan keras dan besarnya batang itu di dalam mulutku. Aku ingin segera ayah memasuki lubangku, tapi aku malu memintanya. Lubangku sudah betul-betul ingin "menelan" batang yang besar dan panjang. Tiba-tiba ayah menyeruhku berdiri. "Mau main berdiri ini," pikirku. Rupanya tidak. Ayah berbaring di sofa dan mengangkatku ke atasnya. "Masukkan Nit!" ujar Ayah. Kuraih batang itu lalu kuarahkan ke vaginaku. Ah.. sedikit sakit dan agak susah masuknya, tapi ayah menyodokkan pantatnya ke depan. "Aduh pelan-pelan, Ayah." Lalu berhenti sejenak, tapi batang itu sudah tenggelam setengah akibat sodokan ayah tadi. Kugoyang perlahan. Dengan perlahan pula batang itu semakin masuk dan semakin masuk. Ajaibnya semakin masuk, semakin nikmat. Lubang vaginaku betul-betul terasa penuh. Nikmat rasanya. Karena dikuasai nafsu, rasa maluku sudah hilang. Kusetubuhi ayahku dengan rakus. Ekspresi ayahku makin menambah nafsuku. Remasan tangan ayahku di kedua payudaraku semakin menimbulkan rasa nikmat. Kogoyang pantatku dengan irama keras dan cepat. Tiba-tiba, aku mau orgasme, tapi ayah berkata, "Stop! Kita ganti posisi. Kamu nungging dulu." "Mau apa ini?" pikirku. Tiba-tiba kurasakan gesekan kepala penis di permukaan lubangku kemudian.. "Bless.." batang itu masuk ke lubangku. Yang begini belum pernah kurasakan. Anton tak pernah memperlakukanku begini, begitu juga Muklis, lelaki yang mengambil perawanku. Tapi yang begini ini rasanya selangit. Tak terkatakan nikmatnya. Hujaman-hujaman batang itu terasa menggesek seluruh liang kewanitaanku, bahkan hantaman kepala penis itupun terasa membentur dasar vaginaku, yang membuatku merasa semakin nikmat. Kurasakan sodokan ayah makin keras dan makin cepat. Perasaan yang kudapat pun makin lama makin nikmat. Makin nikmat, makin nikmat, dan makin nikmat. Tiba-tiba, "Auh..oh.. oh..!" kenikmatan itu meladak. Aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Hentakan ayah makin cepat saja, tiba-tiba kudengar desahan panjangnya. Seiring dengan itu dicabutnya penisnya dari lubang vaginaku. Dengan gerakan cepat, ayah sudah berada di depanku. Disodorkannya batangnya ke mulutku. Dengan cepat kutangkap, kukulum dan kumaju-mundurkan mulutku dengan cepat. Tiba-tiba kurasakan semburan sperma panas di dalam mulutku. Aku tak peduli. Terus kuhisap dan kuhisap. Sebagian sperma tertelan olehku, sebagian lagi kukeluarkan, lalu jatuh dan meleleh memenuhi daguku. Ayah memelukku dan menciumku, "Nit, kapan-kapan, kalau nggak ada Mama, kita main lagi yah." Aku tak menjawab. Sebagai jawaban, aku menggelayut dalam pelukan ayahku. Yang jelas aku pasti mau. Dengan pacarku aku tak pernah merasakan orgasme. Dengan ayah, sekali main orgasme dua kali. Siapa yang mau menolak? Sesudah itu asal ada kesempatan, kami melakukannya lagi. Sementara mama masih sering marah, dengan nada tinggi, berusaha mengajarkan disiplin. Biasanya aku diam saja, pura-pura patuh. Padahal suaminya, yang menjadi ayahku itu, sering kugeluti dan kunikmati. Beginilah kisah permainanku dengan ayahku yang pendiam, tetapi sangat pintar di atas ranjang.

cerita ngentot sama anak tiri