cerita ngentot guru dan murid

Danaku pun menikahi mereka berdua, semenjak itu kami selalu bermain bertiga, tak terbayangkan nikmatnya bercinta dengan ibu dan anaknya tersebut.. Demikian artikel tentang cerita Pesta Seks Dengan Murid Dan Ibunya Yang Haus Kontol Di Memek Mereka. ABG BISPAK TELANJANG, BOKEP INDONESIA, cerita ABG, cerita bokep dewasa, cerita bokep hot, cerita minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. Paling Seks berbagi Cerita Seks Terbaru & Foto Sex, Dewasa, Mesum, Memek, ABG, HOT, Cerita Sex Guru Vs Murid Ngentot. Tentang bagaimana guru maen bareng dengan muridnya, cerita ini adalah kisah nyata dari seorang guru SMP di Jakarta, aku akan menceritakan adegan per adegan awal ceritanya begini murid muridku selalu bilang jika aku memberi pelajaran mereka mudah memahami apa yang aku sampaikan di depan muridku, oleh karena itu banyak murid yang menyukai aku. Cerita Sex Guru Vs Murid Ngentot Yang ngefans banget denganku yaitu Kirana namanya dia ini anak yang luar biasa dia selalu ingin dekat denganku papun alasannya dia berusaha ingin berkomunikasi denganku. Aku pun selalu menjaga jarak karena kalau dilihat guru lain gak enak jadinya, suatu saat aku tidak bisa mengjindar diri dari Kirana, waktu itu aku mendapat tugas dari sekolah untuk mengajar bimbel bagi siswa/i kelas tiga. Aku selalu mengoreksi hasil post tes pada hari itu juga sebab jika aku mengoreksi di rumah pasti saja terganggu oleh anak-anakku. Ketika aku sedang asyik mengoreksi seorang diri di ruang guru, aku dikejutkan oleh kedatangan seorang murid wanitaku, Fela namanya. “Belum selesai Pak ngoreksinya?” “Eh Fela, kamu koq belum pulang?” kataku. “Mendung Pak saya takut kehujanan di jalan, dan juga nemenin kirana, katanya ada perlu sama Bapak”. “O, ya! Mana kirana nya?”. “Itu Pak, sahut Fela” Kemudian aku persilakan masuk mereka berdua keruang guru yang sepi itu, karena hujanpun turun dengan lebatnya. Kami ngobrol-ngobrol bertiga, posisi duduk kirana disebelah kananku sedang Fela didepanku. Setelah cukup lama kami berbincang-bincang, kirana mengatakan, “Pak boleh engga saya lihat nilai saya?” seraya mendekat padaku dengan cepat. Aku katakan, “Ee jangan”, sambil aku ambil buku nilai di depanku dan ku angkat ke atas, tak disangka tak diduga kirana berusaha mengambil buku nilai itu sebisanya hingga badannya menempel ke badanku oh.. oh, aku merasakan harum tubuhnya dan kenyalnya payudara kirana yang baru tumbuh itu, wow dalam sekejap si iblis melupakanku bahwa aku seorang guru, aku mulai cari akal agar dapat dengan bebas melayani nafsu si kirana. Bagai pucuk dicinta ulam tiba. Tiba-tiba Fela pamit keluar ruangan, karena mungkin sudah berhasil tugasnya mengantarkan kirana bertemu denganku. Tinggallah kami berdua dalam ruang guru, kirana yang sedari tadi dekat denganku itu makin mendekat, tanpa kusadari penisku tegak tak terkendali. Di satu kesempatan kupeluklah kirana, dari belakang dan kukecup lehernya serta kuremas payudaranya yang baru tumbuh itu, dia menggelinjang kenikmatan, tak lama setelah itu terdengar langkah sepatu Fela mendekat, kami pun saling melepas peluk dan menjauh, sambil kukatakan “Nanti aku telepon kamu”. kirana hanya mengangguk. Malam harinya sekitar pukul aku telepon kirana, kami berbincang-bincang, yang berakhir dengan ku tembaknya kirana, dan ternyata itulah yang diharapkannya. Giillaa, kirana mendambakanku sebagai kekasihnya. Aku coba mengajaknya jalan pada hari minggu, karena kebetulan hari minggu itu aku mendapat tugas mencari villa disekitar puncak untuk acara organisasi sekolahku, dia pun menyetujuinya. Sesuai janji minggu pagi-pagi sekali aku sudah berangkat, untuk bertemu kirana disetasiun yang telah ditentukan. Kami berangkat menggunakan KA Jabotabek, ternyata kirana begitu romantis sekali sepanjang perjalanan aku dipegangi, dan jika ada kesempatan ia memelukku, aduh! aku benar-benar tidak membayangkan sebelumnya punya pacar gelap seorang ABG cantik nan sensual Seperti Nafa Urbach. Akhirnya sampailah kami ketempat yang dituju, setelah aku membooking villa yang kumaksud maka kami pun berniat pulang. Namun kata kirana “Pak aku capek nih, istirahat dulu dong.” “Wah dimana ?” “Itu ada hotel” seraya menunjukan tangannya ke seberang jalan tempat kami berada. Aku menjawab secepatnya, “OK, deh.” Di dalam kamar hotel, aku sangat kikuk, tapi aku pikir ah masa kalah sama anak yang bedanya 20 tahun lebih muda dariku, aku berusah menenangkan diri, kemudian bersih-bersih badan. kirana pun begitu. Setelah itu kami ngobrol diatas tempat tidur sambil menonton televisi, seraya mulai tatap menatap, yang kemudian saling mendekat, saling membelai dan akhirnya ku kecup kening mary, selanjutnya kulumat bibirnya yang sensual itu dia pun membalasnya, ketika kurujak bibirnya tanganku bergrilya masuk kedalam kaosnya kucari puting susunya yang kecil itu kupilin perlahan-lahan teranya olehku badannya merinding sambil melenguh-lenguh suaranya. Akhirnya kubuka kaosnya serta branya yang baru bernomor 34, begitu kubuka wow, pemandangan yang sangat indah, payudara kecil nan menantang dipuncaknya berwarna coklat muda dengan puting yang kecil, segera saja aku kulum puting kecil itu, rasanya akan kutelan saja payudaranya, dia menggelinjang-gelinjang kenikmatan. Sejurus kemudian kubuka juga rok nya, mulai aku bergrilya kedaerah yang jauh dibawah sana, kuterobos celana dalamnya kuusap-usap bukit venusnya dengan rambut-rambut halus yang menambah betah tanganku disana. Beberapa saat kemudian kucoba menguak labium mayoranya, ternyata sudah basah, kucari clitorisnya setelah ketemu kusap-usap perlahan sekali. Erangan-erangan yang tadinya halus mulai terdengar liar menambah semangat jari-jariku menari disela-sela lembah kenikmatan. “Bapak curang, buka juga dong bajunya.” katanya memecah konsentrasi. “OK, OK .” Kataku dengan semangat sambil membuka kaos dan celana panjangku. Kami berpelukan erat sekali, berciuman, berguling kekanan dan kekiri luar biasa. Akhirnya aku tidak tahan lagi, kutawarkanlah padanya untuk coitus. “,kita senggama ya!” “Jangan Pak!” katanya. “Kamu engga mau? Enak lho”, rayuku sambil meraba-raba kemaluannya. Cumbu rayu, isap menghisap, raba-meraba terus kami lakukan, yang jelas sebenarnya aku sudah nggak tahan tapi aku menahan diri. Sampailah akhirnya pada puncak cumbu rayu, ku arahkan kepalaku ke kemaluannya. Kubuka celana dalamku dan kubuka juga celana dalamnya ternyata kirana diam saja setelah itu kuisap-isap clitorisnya entah berapa kali dia orgasme, yang jelas perawan itu kenikmatan beberapa saat kemudian kuarahkan batang penisku pada liang vaginanya, ketika sudah pada sasarana yang tepat kutekan perlahan sekali, kemudian kudiamkan, vagina yang sudah basah itu seperti menarik batang kenikmatanku perlahan-lahan. Woow batangku masuk perlahan. Panas, licin dan terasa ada cengkraman yang kuat sekali didalam sana, aku terpejam nikmat, setelah kirana beradaptasi dengan batangku yang berada didalam baru kugerakan penisku perlahan-lahan, lagi-lagi ia mengerang hebat seraya memelukku erat sekali. “Terus Pak, terus, teruus. eehh, eehh.. oo.. hh.” Rupanya ia orgasme kembali. Kuakui nikmat sekali bersenggama dengan kirana, akhirnya akupun ingin keluar hingga kucabut batangku dari liang surga kumuntahkan spermaku diluar agar tidak hamil. Setelah puas kami pulang ke Jakarta dengan keadaan yang berbeda. Aku merasa lebih memiliki kirana dan kirana pun demikian. Sejak kejadian itu kami jadi kecanduan melakukannya, pernah suatu saat rupanya kirana ingin melepas “hajat”-nya, maka janjianlah kita untuk jalan setelah kirana pulang sekolah saat itu ia telah SMU akhirnya kami nonton di bioskop kelas kambing dengan film mesum pada jam pertunjukan siang, agar jarang yang nonton karena memang niatnya adalah senggama. Kami pilih tempat duduk di belakang, begitu pertunjukan mulai mulai juga kami lakukan Foreplay kira-kira tiga puluh menit kemudian aku gelar jaketku dibawah kursi kirana, aku pindah duduk dibawah persis menghadap kemaluan kirana, kuisap klitorisnya sampai ia puas. Setelah itu aku melakukan coitus dalam keadaan kirana duduk dan aku berdiri, nikmatnya luar biasa. Disaat lain aku lakukan dirumah orangtuaku kebetulan kedua orang tua ku pulang kampung dan aku disuruh menunggui rumah orangtuaku itu. Sebelumnya kusiapkan VCD porno sebanyak 4 CD. Rumah orangtaku yang luas itu hanya kami berdua yang menghuninya. Aku lakukan hubungan badan sepuas-puasnya, dengan kirana sayangku. Pernah juga aku melakukan hubungan intim di berbagai hotel melati di Jakarta dan Bogor. Semuanya kami lakukan dengan suka sama suka selama tiga tahun total hubungan yang kami lakukan krang lebih enam puluh kali. Akhirnya kami menyadari bahwa hal ini harus berakhir, karena saya sudah punya istri dengan empat orang anak, sedangkan kirana harus meniti karir sebagai seorang sarjana teknik. Sampai saat ini hubungan kami tidak ada yang mengetahui dan kabarnya kirana sudah mempunyai calon suami. Aku sendiri saat ini sudah tidak menjadi guru, saat ini aku berwiraswasta. Pengalamanku bersama kirana membuat aku menjadi pecandu coitus, jika aku hubungan badan kadang-kadang aku heran sendiri karena “penisku kaga ade matinye” karena sekarang aku jadi pecandu, sedangkan aku ngga ingin ngeluarin uang maka aku kini nyambi sebagai cowok panggilan. cerita dewasa, kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep, Paling Seks Cerita Dewasa Seks – Perkenalkan, namaku iky, umurku baru 24 tahun dan belum menikah. Meski begitu, aku sudah bekerja, aku seorang guru yang sering melayani konsultasi para siswa di salah satu sekolah SMA swasta di kota kembang. Aku bekerja sudah dua tahun, dan karena masih muda dan wajah serta perawakanku cukup lumayan, aku disukai para siswi. Sering, para siswi sengaja cari-cari perhatian padaku. Kadang, mereka cari-cari alasan untuk konsul denganku, meski itu tak begitu penting. Tapi meski begitu aku melayaninya. Etika profesionalku, membuatku tak bisa menolak permintaan siswa. Ruanganku ada di pojokan dibawah tangga dekat WC. Saat mata pelajaran berlangsung, jika tak ada siswa konsultasi, ruanganku begitu sepi. Sempat kesal juga kenapa aku ditempatkan di ruangan yang begini sepi, tapi untungnya dengan ini aku bebas melakukan apa saja. Ruanganku ini, bukan yang biasa dilalui para siswa maupun guru. Kecuali ada yang terpaksa ke WC dekat ruanganku yang gelap dan agak rusak, tapi masih bisa digunakan. Jika sedang diruangan, kadang aku bisa nonton bokep dengan suara sedikit keras tanpa takut ketahuan. Sesekali bahkan aku suka coli diruangan itu dengan bebas mendesah. Diruanganku memang selalu ada tisu, sengaja disediakan jika para siswa yang curhat menangis. Tahun-tahun berlalu, aku melayani konsultasi siswa dengan biasa saja. Bosan, terutama tak ada satu siswi yang cantik dan menghibur masuk ruangan. Sehingga, saat sepi, aku coli dengan membayangkan guru Biologi seumuranku yang aku sukai, tapi sudah bersuami. Aku membayangkan bisa bersetubuh dengannya setiap hari. Guru ini sungguh menggoda, dan membuat fantasiku begitu liar. Kadang aku memperhatikan tubuh dan susunya yang menyembul. Ahhh… andai aku bisa menembus memeknya. Menyemburkan maniku di mulut rahimnya. Tapi tak mungkin sepertinya. Tibalah aku mendapat siswa baru di tahun ajaran ini. Semua biasa-biasa saja, tak ada yang menarik kulihat. Namun, setelah beberapa bulan, aku melihat salah satu siswi berjilbab dan berkacamata, menarik perhatianku. Dialah Ayu, siswi cantik, putih, berkacamata, berjilbab, mukanya mungil seperti anak gadis kecil namun tingginya sepantaran denganku. Dulu aku tak menyadarinya, namun sekarang aku dibuatnya jatuh hati. Meski susunya tidak terlalu menonjol, bahkan agak keliatan rata, tapi mulut mungil dan wajah manisnya membuatku jatuh hati. Ahhh… namun begitu aku sadar siapa aku, aku mengurungkan niatku memacarinya. Namun, aku sering buka akun Instagramnya, melihat foto-foto manisnya, dan kadang aku tak tahan untuk coli melihat fotonya. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Suatu hari ketika aku membereskan beberapa dokumen di ruanganku, pintu ruanganku di ketok.. “tok..tok..tok… Assalamualaikum…” “Buka aja, silahkan masuk..” teriakku. “Bapak, lagi sibuk?” kata siswi itu. Aku terkejut bukan main, ternyata yang kali ini ke ruanganku adalah Ayu! Aku hanya melongo melihat Ayu di muka pintu. Aku lihat wajahnya yang begitu putih dan manis dihiasi kacamata berbingkai hitam tebal. Jilbabnya yang juga putih menambah kecantikannya. Seragam dan rok SMA nya, membuatku sangat bergairah. Gembiranya bukan main aku didatangi malaikat ini. “Bapak?? Hey?? Kok ngelamun??” kata Ayu mengagetkanku. “ehh.. ehmm,,Ayu.. ada apa yu? Eh,, ini bapak lg nyari sesuatu,,lupa naruhnya,,” kataku sekenanya, gelagapan karena bingung alasan apa yang aku pakai untuk menutupi kekagumanku pada pesonanya. “Silahkan masuk, duduk Yu.. sini..” ujarku kepada Ayu, diikutinya duduk didepan mejaku. Setelah kami duduk berhadapan terhalang meja, aku tanyakan maksud kedatangannya. “Mmh.. ada apa Ayu, bisa bapak bantu Ayu?” kataku dengan senyum seramah mungkin, dalam hatiku “sini sayang aku entot memeknya..hhihi” . “hehe.. sebelumnya makasih pak, Ayu pengen konsultasi nih pak..bapak ada waktu kan buat Ayu?” katanya. “Oh tentu Yu, Ayu boleh cerita apa aja, mudah-mudahan bisa bantu.. tapi, ga usah panggil bapak ah.. panggil kakak aja Yu, kita kan masih seumuran..hehhee..” candaku, memecah kekakuan dan ini adalah teknik attending dalam konseling untuk ice breaking. “iiihhhh,,,apaan, Ayu mah ga seumuran.. dasar ih,haha…tapi iya deh kaka..,,hehe.. kaka, aku teh pengen cerita..hmm,,,” Ayu membuka pembicaraan, memintaku untuk mendengarkan curhatannya tentang keluarganya yang broken. Ayu merasa begitu tidak tenang dengan kondisi rumahnya yang berantakan. “Ayu, ngerasa pengen bunuh diri aja, ka..udah ga nyaman banget di rumah tuh.. hiks..hiks..” air mata Ayu mulai bercucuran, aku lalu mengambilkan tisu mengusapkan ke matanya. Ia mengambil tisu, dan meneruskan bercerita tentang masalah yang dihadapinya. Sekarang, di rumah Ayu, ia hanya sendirian karena anak tunggal, orang tua sering sama-sama menghindar untuk bertemu dan memilih tak ada dirumah. “Ibu Ayu nganggepnya ayah ada di rumah, Ayah Ayu juga sama, ngiranya Ibu ada dirumah, padahal keduanya tuh ga ada kak.. aku sendirian… huuu..hiks..hikss…” kali itu Ayu seperti menumpahkan kekesalan dan kesedihannya padaku. Aku memegang tangannya yang halus, memberikan nasihat secukupnya, menenangkan dan menguatkan hatinya. Kadang aku mengusap pundak dan kepalanya, dan sedikit mencandainya. Ayu tersenyum kembali, meski ia teruskan cerita sedihnya. Aku hanya berempati, dan pada waktu seperti ini, aku tahu.. Ayu hanya butuh didengar, bukan diberi masukkan. Karena itu aku menjadi pendengar setianya. Sampai akhirnya, cerita Ayu berakhir dengan beberapa masukan solusi sederhana yang aku berikan. Ayu berterimakasih padaku, dan seperti senang telah meluapkan segala emosinya. “Makasih ya kak.. mudah-mudahan kaka ga bosen denger curhatan aku..” ujarnya sambil tersenyum. Kami saling memandang, saling tersenyum… ohh.. betapa cantiknya bidadari ini.. Aku sengaja memegang tangannya yang halus.. Kami masih saling memandang, “Kamu yang sabar aja ya Ayu… semua pasti bisa kamu lalui dengan baik..” kataku sambil tersenyum yang dibalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Ah, saat itu aku dan Ayu seperti kekasih yang saling mencintai. “Kalau nggak ada yang mau disampein, Ayu mending kembali ke kelas yah..” kataku. “Oiya, Ayu boleh minta nomer hape kaka? Biar Ayu bisa cerita kapan aja,,” kami bertukar nomer handphone. “Ya udah, sekarang Ayu kembali ke kelas ya..” kataku karena tak ada lagi yang ia mau sampaikan. “Iya udah..” Ayu menjawab lemah, dan menunduk seolah kecewa. Aku mengantarkannya menuju pintu keluar. Saat Ayu, hendak memegang daun pintu, Ayu malah berbalik, dan tiba-tiba memelukku! WOW! Bukan main aku kaget bercampur senang, tenang dan juga horny! “Makasih ya kak… tp aku belum mau masuk kelasss..” katanya didadaku, pelukannya malah semakin erat. Aku yang kaget sekaligus senang, mulai perlahan membalas pelukannya. Sialnya, kontolku malah berdiri dan aku yakin dirasakan pergerakannya oleh perut Ayu yang menempel erat denganku. Aku pura-pura mengelus kepala dan punggungnya. Mmmhhh…begitu hangat dan nyaman. Saat, aku mengelus kepalanya yang tertutup jilbab, Ayu mengangkat kepalanya dan melihat ke wajahku. Entah setan apa yang menghinggapiku, aku malah mendekatkan bibirku ke bibir mungilnya. Perlahan, aku mendaratkan bibirku di bibir mungilnya. “Mmmmmhhhhh….” mata Ayu terpejam, namun bibirnya tak bergerak sedikitpun, dan akupun tak memagut bibirnya, hanya mencium bibirnya. Cukup lama bibir kami beradu, tanpa ada jilatan atau pagutan. Mata kami berdua terpejam menikmati gelombang cinta dan nafsu yang kian beradu. Nafas kami saling bersautan, sedikit lebih cepat….Baca selengkapnya disini

cerita ngentot guru dan murid