cerita ngentot dengan om om
CeritaNgentot Pembantu Baru - Halo, namaku budi. Sekarang aku berumur 23 tahun dan sedang menyelesaikan kuliahku. Yang ingin kuceritakan disini adalah pengalaman luar biasaku ketika masih smp kelas kelas satu bersama pembantuku. Terus terang kalau dipikir-pikir, pengalamanku itu bisa dibilang cukup mustahil terjadi di dunia nyata, bahkan aku
stwngentot ht 17 jul 2011 ngentot ibu stw desa cerita hot ngentot ibu tiri cerita seru dewasa bugil telanjang cerita seks dengan ibu hamil gak lama kemudian om gw muncrat aaannnnniiii oomm tumppaahhh tumpahin om di memek ani, nonton film blue ibu ibu tua hamil mesum bokep hamil korea berdaster video ibu hamil sedang bersetubuh bokep
Kitamandi sama sambil saling menyabuni sehingga kon tolku ngaceng lagi. "Om, kon tolnya ngaceng lagi tuh, maen lagi yuk", ajak Dina sambil ngocok kon tolku. "Kan Dina mau maen ama temennya om, nanti aja maennya. Temen om ama ceweknya lagi menuju kemari", jawabku. Sehabis mandi, kita sarapan dulu.
CeritaDewasa Ngentot Dengan Pria Tua Cabul Prediksi Bola 3:35 PM. Cerita Dewasa Ngentot Dengan Pria Tua Cabul. Sebuah kisah seks seorang pria tua yang sudah berstatus duda yang pada suatu ketika mendapatkan kembali gairah seksnya! Namaku tak penting. Yang penting kan ceritaku berikut ini. Aku sudah tua, hampir 50 taun.
CeweBispak SMP cakep ngentot dengan om masih paka Joana ABG amoy medan cantik dientot keenakan; Sinta ABG jakarta montok toket gede dientot suara Anak putih mulus SMIP disuruh buka baju di toilet PSK batam terlatih ngentot dengan kontol gede bule; ABG jambi rambut sunsilk belajar sepong penis tema Rena ABG jakarta ngentot sampe lemas
minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. TANTE69 – Saya udah tak terkait dengan oom Edo, memanglah sehabis ngentot dengan si oom, sekian kali si oom mengajakku untuk nginep di apartmentnya, sendiri tanpa ada rekan, hingga saya lemes banget melayani napsu si oom yang kayanya tidak pernah senang, namun rasa-rasanya sangat nikmat ketaku kontol yang besar, panjang serta begitu keras itu pada akhirnya mengecretkan pejunya di memekku dengan semburan yang keras serta banyak. Mana si oom, tidak senang hanya seronde lagi, hingga saya mesti melayani napsunya sendirian sebagian ronde. Kata Winda, dia sempat juga di ajak si oom ke apartmentnya sendirian. Sama dengan saya, Winda juga lemes banget dientot si oom sebagian ronde. Cowokku ketaku tau saya dientot si oom, geram serta mengambil keputusan hubungan dengan saya, jadilah saya kesepian. Maka dari itu ketaku lihat tetangga baruku yang macho itu, napsuku tanpa ada sadar bangkit lagi. Mendadak ia melihat ke arahku, jantungku berdegup keras. Dia kenakan kaos singlet serta celana pendek, dari pangkal lengannya tampak seburat ototnya yang masihlah kecang. Dia tersenyum, serta menyapaku “Tinggal disamping ya, kok sendirian, rajin banget berolahraga, pantes tubuhnya kenceng serta montok”. Memanglah saya juga menggunakan celana pendek serta kaos tanpa ada lengan yang ketat hingga bodiku tercetak dengan terang. Matanya jelalatan memandangi bodiku dari atas sampai ke bawah. “Bapak sukai kan sama yang montok”, jawabku menggodanya. “Suka banget, anda tinggak disamping sendirian ya, sama dong dengan saya, saya Dio”, tuturnya mengenalkan diri. “Saya Ines, pak”, jawabku. Dia meremas tanganku ketaku berjabat tangan. “Kok sendirian pak”, tanyaku lagi. “Jangan panggil pak, oom saja. Saya telah cerai serta anak saya turut ibunya”, jawabnya lagi. “Mampir yuk ke rumah saya, dapat ngopi. Di sini kan banyak nyamuk”, ajaknya. Seperti tersihir, saya turut saja ketaku dia menggandeng tanganku masuk kerumahnya. Dia bikin kopi 2 cangkir serta satu diberakunnya ke saya. “Mau pakai susu? ” tanyanya. “Gak usah oom, kan telah ada creamernya”, jawabku. “Iya ya, telah miliki kok ya, besar – kenceng lagi”, godanya. Saya cuma tersipu mendengar guyonannya yang mulai menghadap. Kami bercakap ngalor ngidul, dia mengarahkan perbincangan kearah ngentot. Saya menceritakan selalu jelas mengenai pengalamanku dalam hal itu. “Boleh dong, anda nemenin saya jika malem, dari pada masing2 sendirian di rumah”, tawaran yang merangsang napsuku kembali. Saya terdiam. “Kok diem, diem itu berarti ingin lo”, godanya selalu. Lantaran telah jelas, saya pamit kembali pada rumah untuk kerjakan pembersihan rumah. “Nanti malem ya”, tuturnya sembari tersenyum. Saya cuma tersenyum. “Boleh tidak tau no HP nya”, yanyanya lagi. “Supaya mudah jika ingin janjian”. Saya memberakun no HP ku serta kembali kerumahku. Hari itu jalan begitu lambat rasa-rasanya, saya telah tidak sabar menunggu datangnya malam, saya ingin tau apakah dia bakal mengundangku ke tempat tinggalnya atau tak. Saya memikirkan apa yang bakal dikerjakannya terhadapku, jika kelak malam saya kerumahnya. Itu bikin napsuku berkobar2 dengan sendirinya. Hal semacam itu bikin saya tak dapat berkonsentrasi kerjakan pekerjaan yang diberakun kepadaku oleh yang bekerja dirumah itu. Saatnya waktu tiba, malam telah agak larut ketaku HP ku berdering, ada sms dari dia yang mengajak saya ke tempat tinggalnya. SMS kubales kalau saya beberes dahulu sebelumnya ke tempat tinggalnya. Saya cuma kenakan daster yang tidak tebal kerumahnya, dia telah buka pintu pager serta menungguku dikegelapan lantaran lampu depan tempat tinggalnya berniat tak dinyalakannya. “Masuk yuk”, tuturnya sembari mengunci pintu pager. Saya digandengnya masuk kerumahnya. Dia hanya kenakan pakaian mandi. Makan malem yang dibelinya direstoran telah disediakan di meja makan. Saya di ajak makan sembari bercakap. Usai makan saya membersihkan peralatan makan, sedang dia menungguku disofa di depan TV. Saya duduk disampingnya, segera tangannya memeluk pundakku. Lantaran dasterku tidak tebal, jadi bra serta CDku berbayang. Dia mulai merayuku “Kamu seksi sekali Nes, toket anda besar, pantat anda juga padet. Terlebih bulu tangan anda panjang2, tentu jembut anda juga lebat kan”, tuturnya sembari mengelus tanganku. Tangan yang lain mulai mengelus2 pundakku. “Emangnya jika jembutnya lebat mengapa oom”, tanyaku pura2 tidak ngerti. “Cewek yang jembutnya lebat, napsunya besar, jika dientot tidak senang jika hanya seronde, harus berkali2 baru senang, iya kan”, jawabnya. Saya tak menjawab, kepalaku kusenderkan dipundaknya. Dasterku yang tidak tebal terungkap hingga betis serta pahaku terbuka, saya tak coba membetulkannya, saya pura-pura tak tau. “Nes kakimu mulus sekali ya”, tuturnya. “Ah.. Oom dapat saja, ” balasku sekenanya. Kurasakan tangannya mengelus serta menyeka pahaku, saya diam saja, saya menikmatinya, napsuku semakin lama semakin berkobar. “Nes, Oom jadi terangsang, bagaimana nih? ” suaranya terdengar kalem tanpa ada emosi. Saya menggelinjang saat jari tangannya mulai menggosok-gosok pangkal paha dekat memekku yang terbungkus CD. Dan… astaga! nyatanya di balik pakaian mandinya dia tidak kenakan CD hingga kontolnyanya yang jadi membesar serta tegak, keluar belahan pakaian mandinya tanpa ada diakuinya. Nafasku sesak lihat kontol besar serta panjang yang berdiri keras penuh dengan benjolan otot di sekitarnya serta kepala yang licin mengkilat. Menginginkan rasa-rasanya saya memegang serta mengelusnya. Namun kutahan napsuku. Dia membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku serta jadi kusambut dengan lidahku juga, saya melayani hisapan-hisapannya dengan penuh napsu. Separuh badannya telah menindih badanku, kontolnya melekat di pahaku sedang tangan kirinya sudah beralih ke toketku. Dia meremas toketku dengan lembut sembari mengisap bibirku. Tanpa ada canggung lagi kurengkuh badannya, kuusap punggungnya serta selalu ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya telah menyelusup ke balik daster serta braku, remasan jarinya begitu pakar, terkadang pentilku dipelintir hingga menyebabkan sensasi yang mengagumkan. Nafasku semakin memburu ketaku dia melepas ciumannya. Kutatap berwajah, dia tersenyum dibelainya wajahku. “Nes anda cantik” dia memujaku. “Bagaimana Nes? kita lanjutkan? ” tangannya masihlah menyeka rambutku, saya tidak menjawab. Tanpa ada menanti lagi tangannya telah menanggalkan daster serta bra ku, saya tinggal kenakan CD, dia juga sudah telanjang utuh. Semua badannya mengkilat lantaran keringat, kontolnya panjang serta besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya CDku yang sudah basah mulai sejak tadi. “Wow, lebat banget jembutmu, basah lagi, anda tentu telah napsu banget ya Nes”, tuturnya tersenyum. Kubiarkan tangannya buka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat memekku sudah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, itilku merasa telah jadi membesar serta memerah, memekku sudah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi tiap-tiap barang yang bakal masuk. Dia membungkuk, singkirkan jembutku serta mulai menjilat sisi kiri serta kanan memekku, merasa sangat nikmat saya menggeliat, lidahnya menggeser semakin ke atas ke arah itilku, kupegang kepalanya serta saya mulai merintih kesenangan. Sebagian lama dia menggeserkan lidahnya diatas itilku yang semakin membengkak. Lantaran kesenangan tanpa ada merasa saya sudah menggoyang pantatku, terkadang kuangkat terkadang ke kiri serta ke kanan. Mendadak dia lakukan sedotan kecil di itilku, terkadang disedot terkadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kesenangan yang kudapat mengagumkan, gerakanku semakin tidak teratasi, “Oom… aduh.. Oom… Ines ingin keluar…. ” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, saya telah siap untuk nyampe, namun ketika yang pas dia melepas ciumannya dari memekku. Dia menarikku bangun serta menyorongkan kontolnya kemulutku. ” Ubahan ya Nes.. saya menginginkan anda ngisep kontolku. ” Kutangkap kontolnya, merasa penuh serta keras dalam genggamanku. Dia telah terlentang disofa serta posisiku membungkuk siap untuk mengulum kontolnya. Saya kerap memikirkan serta saya juga sekian kali melihat dalam film biru. Napsuku telah tiba puncak. Kutelusuri kontolnya dengan lidahku dari pangkal hingga ke kepalanya yang mengkilat berulang-kali. “Ahhh… Enak sekali Nes…” dia berdesis. Lalu kukulum serta kusedot-sedot serta kujilat dengan lidah sedang pangkal kontolnya kuelus dengan jariku. Nada desahannya membuatku tak tahan menahan napsuku. Kusudahi permainan di kontolnya, saya telah 1/2 jongkok diatas badannya, kontolnya persis di depan memekku. “Oom, Ines masukin ya, Ines ingin sekali. ” Dia cuma tersenyum. Kupegang kontolnya, kutempelkan pada bibir memekku, kusapu-sapukan sebentar di itilku serta kepala kontolnya kumasukan ke memekku, saya nyaris terbang. Sebagian detik saya tak bergerak, tanganku masihlah memegangi kontolnya, ujung kontolnya masihlah menancap dalam memekku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam memekku. Kuangkat sedikit pantatku, serta gesekan itu ujung kontolnya yang begitu besar merasa menggeser bibir dalam serta itilku. Kudorong pinggulku ke bawah semakin dalam kesenangan semakin dalam, separuh kontolnya telah melesak dalam memekku. Kukocokkan kontolnya naik-turun, kujepit kontolnya dengan otot dalam, kusedot kedalam, kulepas kembali berkali-kali. “Oh.. Nes kau hebat, jepitanmu nikmat sekali”, dia mendesis-desis, toketku diremas-remas serta bikin saya merintih-rintih. Dia mengocokkan kontolnya dari bawah. Saya merintih, mendesis, mendengus, serta pada akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, selalu ke bawah hingga kontolnya masuk semuanya ke memekku. Mengagumkan enaknya. Dari posisi duduk, kurubuhkan tubuhku diatas tubuhnya, toketku melekat didadanya, perutku merekat pada perutnya. Kudekap dia erat-erat. Tangan kirinya mendekap punggungku, tengah tangan kanannya mengusap-usap pantatku.. Saya semakin kesenangan. Sembari merintih-rintih kukocok serta kugoyang pinggulku, tengah kurasakan kontol besarnya meyodok-nyodok dari bawah. Mendadak saya tak tahan lagi, kedutan semula kecil semakin keras serta pada akhirnya meledak. Kutekan memekku ke kontolnya, kedutannya keras sekali, sangat nikmat. Serta nyaris berbarengan dari dalam memek merasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku. Sebagian menit saya terdiam di atasnya, serta kontolnya masihlah menyesaki memekku. Kurasai memekku masihlah berkedut serta semakin lemah. Disentuh bibirku dengan bibirnya. Saya tak menyia-nyiakannya. Dengan cekatan juga kujulurkan lidah kecilku untuk di nikmati serta kami sama-sama berpagutan ketat. Kuhisap mulutnya dia juga membalas tangkas hingga saya nyaris kehabisan nafas. “Oom, nikmat banget deh kontol oom, besar, panjang, keras lagi, memek Ines sampai sesek rasanya”, kataku sesudah dia menyudahi ciumannya. “Aku belum ngecret Nes”, jawabnya. Lalu dia meremas2 toketku. Pentilku tidak luput dari jarinya serta kurasakan pentilku mulai mengeras lagi. “Oom, enjot lagi dong”. Dia membalikkan posisi hingga dia saat ini di atas. Perlahan-lahan dia menggerakkan pantatnya kebelakang serta kedepan, saya mulai kegelian serta nikmat. Kubantu dengan turut menggerakkan pantatku berputar, Dia mengerang menahan laju rotasi pantatku, rupanya dia juga kegelian bila saya menggerakkan pantatku. Ditahannya pantatku kuat-kuat supaya tak berputar lagi, malah dengan menahan pantatku kuat-kuat tersebut saya jadi geli serta berupaya untuk melepaskannya lewat cara bergerak berputar lagi namun dia makin kuat memegangnya. Kulakukan lagi gerakanku berulang serta kurasakan bijinya menyentuh pantatku, licin serta geli. Rupanya dia termasuk juga kuat juga berulang-kali kontolnya mengocek memekku tetap masih saja tak tunjukkan ada kelelahan bahkan juga makin meradang. Kucoba mempercepat gerakan pantatku berputar makin tinggi, kakiku mengamit pinggangnya dia makin tak leluasa untuk bergerak hingga saya dapat mengaturnya, namun dia belum ngecret juga. Memekku berbunyi kecepek2 waktu kontolnya mengucek habis didalamnya saya kegelian hebat, mendadak saya rasakan getaran hebat dalam badanku, Saya mengerang, saya menyerah saya tidak bisa menahan semua kesenangan ini, “Terus. oom…Ines ingin nyampe lagi” ucapku, gerakanku makin kencang serta toketku bergoncang bikin dia lebih bernafsu mengentotiku. Pinggulku terangkat waktu rasakan puncaknya, memekku merasa becek sekali, nafasku tersengal-sengal, tubuhku merasa lemas. Belum lagi reda rasa nikmatku dia manarik kontolnya keluar dari memekku. Lihat kontolnya yang besar itu bikin napsuku bangkit kembali lantas dengan reflek kugenggam serta dengan lincah kumasukkan kepalanya dalam mulutku, kukocok lagi, sembari kuhisap kuat-kuat serta dengan cepat mulutku maju mundur untuk coba merangsang supaya pejunya cepat ngecret. Mulutku mulai payah namun peju yang kuharapkan tidak juga keluar. Saya tersentak rasakan dia menarik kontolnya agak keras menjauh dari mulutku serta dengan sigap dibukanya memekku dengan tangan kiri serta tangan kanan membimbing kontolnya yang gede menuju memmekku. Didorongnya perlahan-lahan, dia melihatku sembari tersenyum serta bleeesssss, digenjotnya kuat pantatnya kedepan sampai kontolnya kembali menghunjam semua dalam memekku. Saya menjerit. Saya berupaya mengejan hingga kontolnya terasa kupijit pijit. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan keras serta cepat. Selang beberapa saat dipeluknya badanku sembari mengerang. “Nes, .. saya ingin ngecret”. “Keluarin saja oom didalem” pintaku supaya kesenangan yang kurasakan jadi tambah serta pada akhirnya pejunya menyemprot didalem memekku, kurasakan ada semburan hangat dimemekku. Dia memelukku erat demikian juga saya. Dia tersenyum senang. “Nes, . Tidak pernah saya rasakan memek kecil seperti punyamu ini, enak banget memijit kontolku hingga tidak karuan rasa-rasanya, saya senang Nes”. Dia memelukku lama sekali sembari beristirahat, selalu dia mengajakku ke kamarnya. “Terusin diranjang ya Nes”, tuturnya sembari mencabut kontolnya dari memekku. Lemes saja kontolnya telah besar, tidak heran jika ngaceng jadi besar banget serta panjang lagi. Dia masuk ke kamar mandi, tengah saya tergolek diranjangnya. Keluar dari kamar mandi, dia berbaring disebelahku. Kembali dia mengulum bibirku kuat- kuat. Kupegang kontolnya sembari kukocok pelan2. Tidak lama lalu, kontolnya mulai mengeras lagi. Mengagumkan orang ini, baru ngecret telah dapat ngaceng lagi. Saya jilati kontolnya lagi, dia mulai menggelinjang serta melenguh. Dari mulai ujung kugerakkan masuk serta keluar dengan mulutku dia makin tak karuan juga geraknya. Makin cepat serta makin cepat. Kuhisap makin kuat serta kuat, dia juga makin keras erangannya. Dia mulai mengelus memekku hingga mulai basah kembali. Mulutku masihlah penuh kontolnya dengan gerakan keluar masuk. Sesekali diremasnya toketku waktu dia terasa geli yang hebat. Kulepas mulutku serta kukocok kontolnya naik turun. Kuhisap lagi berkali-kali. Saya selalu berupaya, mulutku mulai payah, kugoyang-goyang bijinya, dia kegelian serta mengucek memekku dalam dalam. “ahh…oom, geli”, kataku sembari melepas kontolnya dari mulutku. Nampaknya dia telah ingin mengentoti saya lagi. Dimainkan pentilku, saya mendesah keenakan, tiap-tiap ciuman ditubuhku membuatku geli serta bikin napsuku kembali bertambah. Kurasakan jarinya bergerak semakin liar didalam memekku, membuatku juga makin liar, desahan serta eranganku semakin keras. Pantatku sedikit-sedikit terangkat lantaran jarinya, sedang toketku tengah di lahapnya, di cium, di jilat, serta dikulum pentilnya, ah sangat nikmat rasa-rasanya, sekian kali dia mengecup daerah sekitaran dada serta leherku, “Oom, Ines telah tidak tahan nih”, erangku ingin selekasnya dientot. “Nes, sekal sekali pantatmu. ” tuturnya sembari meremas pantatku. Saya tersenyum “suka kan, …? ” saya menggerakkan pantatku seperti meledeknya supaya dia lebih bernafsu, lantas dia menindihku, kurasakan sedikit untuk sedikit kontolnya masuk kememekku. “Oom, besar sekali”, saya menyenanginya, kontolnya yang besar bisa membuatku terlena, “ah enak banget oom”. Dia selalu menggoyangkan pantatnya serta saya berupaya menandingi gerakannya, namun saya terasa kewalahan. Satu tangannya meremas toketku, bikin nafsuku selalu mencapai puncak sampai ke ubun-ubun. “Enak oom selalu oom” kurasakan saya nyaris nyampe, saya tak dapat menahan lagi, pantatku semakin naik, “oom…aku tidak tahan ahhhh” saya mendesis bersamaan dengan gerakanku yang melemah, saya lemas sekali rasa-rasanya tulangku nyaris terlepas, walau demikian semuanya bercampur rasa nikmat. “Kenapa lelah yah? ” saya mengangguk, nafasku terengah-engah dadaku turun naik. “tapi saya belum ngecret, sebentar lagi yah”, perlahan-lahan namun tentu kontolnya kembali disodok2an dalam memekku. Goyanganku semakin liar bikin dia juga mendesah-desah keenakan. Ke-2 tangannya meremas-remas ke-2 toketku, napsuku telah betul-betul tinggi, nafasku juga telah semakin tidak teratur, dia demikian lihai dalam bercinta. Saya terasa tidak bisa bertahan lebih lama lagi, frekwensi goyanganku kutambah, lantas saya mencium bibirnya. Badan kami selalu berpacu sembari bermain lidah dengan liarnya hingga ludah kami menetes-netes di sekitaran mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Tahu saya telah ingin nyampe lagi, dia menekan-nekan bahuku ke bawah hingga kontolnya menghujam semakin dalam serta memekku semakin merasa sesak. Badanku bergetar hebat serta jeritanku terdengar, perasaan itu berjalan sepanjang sebagian waktu hingga pada akhirnya saya terkulai lemas dalam pelukannya. Saya cuma dapat pasrah saja ditindihnya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, sampai berhenti di bibir, mulut kami kembali sama-sama berpagutan. Waktu berciuman tersebut, kesenangan ini juga berlanjut, saya begitu nikmati gesekan-gesekan pada dinding memekku. Toketku sama-sama bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, ke-2 pahaku kulingkarkan pada pinggangnya. Saya mendesah tidak karuan sembari mengigiti jariku sendiri. Sesaat pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tidak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukanlah saja oleh keringat, namun juga oleh liurnya. Telinga serta leherku juga tidak luput dari jilatannya, lantas dia angkat lengan kananku ke atas serta dia selipkan kepalanya di situ. Aahh.. nyatanya dia oleskan bibir serta lidahnya di ketiakku yang halus tidak berbulu itu hingga desahanku bercampur dengan ketawa geli. Saya kembali nyampe. Memekku merasa makin banjir, tetapi tidak ada sinyal tanda dia bakal selekasnya ngecret, dia tampak begitu nikmati mimik wajahku yang tengah nyampe. Nada kecipak cairan terdengar terang setiap saat dia menghujamkan kontolnya. Tanpa ada melepas kontolnya, dia bangkit berlutut diantara ke-2 pahaku serta menambah ke-2 betisku ke pundaknya. Tanpa ada memberiku istirahat dia melanjutkan mengocok memekku, saya telah tak kuat lagi mengerang lantaran leherku merasa pegal, saya hanya dapat mengap-mengap. ”Aku telah ingin ngecret Nes” desahnya dengan mempercepat enjotannya. Enjotannya semakin cepat hingga pada akhirnya dia mengerang keras serta pejunya menyemprot deras di dalam memekku. “Oom enak benget deh”, kataku lemes. “Iya Nes, saya juga nikmat banget ngecret dimemek kamu”, jawabnya. “Kamu tidur di sini saja ya Nes, besok kita main lagi, saya ingin ngecret di memek anda lagi”. “Iya oom, besok kan minggu, jadi Ines dapat ngentot sama oom terus”, jawabku. Dia mencabut kontolnya serta terkapar disebelahku. Selang beberapa saat saya tertidur kecapaian. BACA DI SINI RAHASIA WITHDRAW TERUS MENERUS JUDI ONLINE
26 March, 2020 Cerita Mesum 1,796 ViewsKali ini aku ingin menceritakan tentang pengalaman pertamaku mengenal yang namanya cerita sex. Namaku Tiara dan aku seorang gadis yang masih duduk di bangku SMU meskipun usiaku baru menginjak 18 tahun tapi aku sudah pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita sex seperti yang biasa di lakukan oleh pasangan suami istri dan aku bukannya melakukan dengan dengan kekasihku melainkan dengan orang yang seharusnya menjadi waliku, karena saat ini aku memang hidup sendiri. Ayahku sudah lama meninggalkan ibuku sedangkan ibuku pergi merantau hanya untuk dapat membiayai hidup dan sekolahku, jadi tinggallah aku sendirian di rumah yang memang rumah ibuku. Sedangkan adik ibuku tante Roro tinggal di sebelah Roro merupakan adik dari ibuku dan dia memiliki seorang suami yang biasa aku panggil om Bian. Seorang pria keturunan Jepang Bali sehingga dia nampak begitu gagah postur tubuh atletisnya di tambah dengan wajah cakepnya, sebenarnya a+walnya aku tidak memperhatikan om Bian dengan seksama karena aku menganggapnya sebagai pengganti orang tuaku karena tante Roro memang satu-satunya saudara begitu teman-temanku main kerumah dan mereka melihat om Bian, mereka menjadi selalu menanyakan tentang om ku itu bahkan mereka tidak dapat menyembunyikan sikapnya untuk menggoda om Bian meskipun ada aku. Tapi untungnya mereka tidak melakukan hal itu di depan tanteku, bisa-bisa merabe jadinya. Aku tahu temanku bisa melakukan adegan layaknya dalam cerita itu mereka sering memperhatikan seorang cowok keren meskipun itu seorang pria dewasa sekalipun. Termasuk Om Bian yang sudah memasuki usia 37 tahun sedangkan kami baru 18 tahun, karena obrolan seputar cerita sex itulah yang membuat aku juga sering membayangkan bahkan mencuri perhatian om Bian yang notabene adalah suami dari tanteku akhirnya kesempatan itu datang juga, saat itu tante Roro pergi keluar kota. Dan dia menginap selama beberapa hari di sana, karena Om bIan mesti bekerja diapun tidak turut serta karena itulah aku sering melihat om Bian sendirian di rumahnya hingga pada suatu malam, saat itu hari belum malam betul sekitar jam 7 malam aku main ke rumah om Bian yang hanya di sebelah menawarkan aku untuk makan malam dengannya dan akupun menerimanya karena saat itu aku memang belum makan malam. Sampai akhirnya ketika sudah selesai makan kamipun kembali ke ruang tengah untuk menonton bareng namun karena cuaca dingin akupun mendekat pada om Bian yang dengan santainya memeluk pundakku setelah aku rebahkan kepalaku mengobrol sembari membelai rambutku dengan lembut om Bian menceritakantentang kisahnya dengan tante ROro hingga dia memutuskan untuk menikah. Hingga akhirnya ketika om Bian menceritakan tentang pertama kali dia melakukan adegan seperti dalam cerita sex itu. Akupun terpancing untuk lebih berani mendekat bahkan aku mencium pipi om Bian saat tidak mengira kalau akhirnya om Bian juga membalas ciumanku dengan sentuhan lembut pada wajah serta leherku. Hingga akhirnya kamipun saling mengulum bibir dengan mesranya dan dengan perlahan om Bian mendorong kepalaku untuk lebih dekat pada kontolnya yang masih tersembunyi di dalam celananya dan akupun langsung melepas celana yang dia pakai hanya dengan sekali itulah aku melihat kontol om Bian begitu menantang mengacung padaku. Aku rapikan rambutku dengan tanganku sambil mulutku melumat kontol om Bian yang membesar dan semakin menegang saja ” Oooouuwwww….. Tia.. ra….. sa.. yang… pelan…. aaaaggggghh… aaaggggghhh.. ” Aku dengan om Bian sudah mendesah ketika mulutku dengan buasnya melumat habis melumat tangankupun ikut bermain dengan cara mengocok dengan lembut, hingga aku rasa kontol itu semakin menegang dan semakin membesar saja. namun aku semakin lahap memainkannya dalam mulutku sampai-sampai aku tidak kuat lagi dan dengan cepat aku lepas bajuku hingga aku terlihat bugil di depan om Bian, mungkin diapun tidak tahan melihatku melakukan cepat om Bian merengkuh tubuhku untuk dia rebahkan ” Nakal kamu.. ya….. sini….. eeeehhhmmm… ” Dia rengkuh tubuhku lalu diapun menindihnya layaknya pemain cerita sex dia langsung memasukkan kontolnya dalam memekku yang memang serasa basah dari tadi, kemudia om Bian menggoyangkan pantatnya seirama dengan deshana yang dia keluarkan saat memegangi tetekku diapun mendesah ” Oooooouuuuggggghhh….. aaaaaaggggghhh…. aaaaagggggghhh… aaaaahgggghhh.. ” Akupun hanya bisa memejamkan mata menikmati permainan pantat om Bian yang begitu fasih bergerak di atas tubuhku, yang ikut bergerak seirama dengan gerakannya. Akupun menjambak rambut om Bian saat dia hentakan kontolnya semakin keras dan semakin akupun ikut mendesah saking nikmatnya adegan layaknya dalam cerita sex ini ” OOouuuggghh.. Om Bi.. an… nik.. mat… Om… aaaggghhh.. te…. rus…. aaaaggghhhhh….. aaaaggghhhh…. ” Dia mencium bibirku lalu berkata di sela gerakannya ” Om sayang kamu.. tiara…. aaaaggghhhh….. aaaaaaggghhhhh… ” Aku suka mendengar kata itu akupun langsung menciumnya ketika om Bian semakin cepat bergerak akupun tidak kuasa menahan sesuatu yang seakan mengalir dari dalam memekku. Dan sekarang aku lihat om Bian juga mendelik dan mengerang keras sekali “OOOOuuuggghh… oooouuggh.. Ti..aaaaraa…. aaaaaaaggghhh.. ” Muncrat spermanya dalam memekku dan terasa hangat juga nikmat sekali rasanya akupun mendekap tubuh om Bian seakan tidak rela melepasnya. Check AlsoKakak Kandungku Tergoda Akan PeniskuBagi kepada teman in Cerita mesum – Viki namaku, Umurku 21 tahun dan masih kuliah. Aku …
Ni cerita modifikasi dari cerita yang dah lama. Ditulis dengan background cerita yang baru. Selamet membaca dan jangan lupa kasi komentar ya. maerot, seh salah maacihSelepas SMP, aku jadi sangat galau. Masalahnya kerabat jauh dari kedua ortuku yang telah meninggalkan aku untuk selama2nya sejak ku kecil, tidak mampu membiayai aku lagi. Anak2 mereka juga butuh biaya untuk bersekolah. Aku jadi bingung, pada usia yang masi sangat abg aku sudah dihadapkan pada problema hidup yang sedemikian berat diukur dari kacamata abg seusia ku.Selain tidak bisa meneruskan sekolah, aku juga kudu mikir untuk membiayai diri sendiri dengan mencari kerjaan. Untuk seusiaku mo kerja apa, paling jadi pembantu yang namanya dibikin jadi keren, asisten rumah tangga. Tetep aja pembantu. Karena galau tingkat tinggi, aku ngeluyur aja ke mal deket tempat aku kaget kerna tiba2 ada yang menyapa dengan suara berat, “pagi gini kok dah bengong si, nti cantiknya luntur lo”. Aku memandang yang menyapa aku, seorang bapak-bapak, wah ganteng juga, tinggi dan tegap badannya, atletislah pokoknya. Suka aku ngeliat si bapak ganteng itu. “Ada yang bisa aku bantu cantik,” walaupun gombal seneng juga aku dia bilang cantik, padahal ku biasa aja, pake baju juga cuma kaos yang dah mulai belel dan celana pendek gombrong, kaki cuma kupakein sendal jepit yang dah kliatan belel cuma ngangguk. “Cuma jam segini blon semuanya jualan, beli yang dah jualan aja ya, doyan apa aja kan”. Aku kembali ngangguk. “Kok dari tadi cuma ngangguk si, kaya burkaktu aja”. “Apaan tu om, eh manggil om bole kan”. “Buat abg secantik kamu manggil apa aja juga ok kok. Masak gak tau burkaktu, yang kerjanya manggut2 kaya kamu gitu” jawabnya sambil senyum.“Ines blon perna denger bur apa tadi”. “O namanya Ines toh, nama yang secantik orangnya”. “Ih om gombal melulu dari tadi” “Tapi suka kan di gombalin, buktinya kamu senyum2 gitu gak cemberut” Kerna orangnya humoris ya aku senyum2 aja ngejawabnya. Gak ku bilang dia lucu nti dikira nyama2in cak lontong lagi hihi.“Tadi apa tu om bur bur itu”. Burkaktu tu burung kakak tua, kan kerjanya manggut gitu”. “O burung kakak tua, bildong dartad” jawabku ngebales. “Paan tu”. “Sodaranya burkaktu, masak gak tau si”. “Wah 1-1 ni skornya ya”. “mangnya piala dunia rusia, ini mah bukan pertandingan prancis lawan kroasia om, tapi Ines lawan om”.mulai ngeres tu ngeliat aku sendirian di mal dan bisa digombalin. “Jadi dah tau blon apa yang barusan Ines bilang”. “Nyerah deh”. “Kok nyerah si, katanya mo bikin Ines terkapar”. “Mangnya Ines mau ku bikin terkapar, pokoknya terkapar enak lo” Aku senyum2 aja denger omongannya yang dah mulai menjurus.“Jadi apa tu bildong dartad”. “Bilang dong dari tadi”. “O itu toh, ya dah aku beli makanan dulu ya. Kudu dimakan ya yang kubeliin, katanya kan suka makan apa aja”. “Iya Ines suka apa aja, kecuali…” “Kecuali apa, wah mulai milih2 nih”. “Gak milih2 kok, kecuali piring gelas sendork garpunya yang gak bisadimakan” Dia tertawa, suasana makin balik membawa nampan yang berisi 2 mangkok bakso dan mi serta 2 gelas air jeruk. “Ini dulu ya, nti kalo blon kenyang ya brosing makanan laen” “Mangnya situs pake brosing segala”. “O Ines suka brosing situs ya, situs bokep pastinya” “Tau aja si om” “Suka ngebokep toh, neglakuin juga gak yang ada di bokep”.Aku senyum2 aja. “Om namanya sapa si,” aku ngalihin pembicaraan. “aku Anton”. “Namanya ganteng seganteng orangnya”. “Tu mah maksa, masak nama ganteng si”. “Tapi suka kan kalo Ines paksa”. “Ya suka banget, palagi kalo dipaksa nemenin kamu ngebokep” “enak di om gak enak di Ines”. “siapa bilang, nti om bikin kamu terkapar saking enaknya abis sering ya ngebokep, sama sapa tu”. “Ada aja”. “Trus bis ngebokep bikin bokep sendiri berdua ya”. “Mau tau aja apa mau tau doang” “Mau tau banget”. “Ines laper om, nti bakso mi nya keburu dingin”. “Ya dah makan deh, aku juga dah mulai rok en rol an”. “Kok rok en rol”. “Iya kalo keroncongan kan jadijadul banget”.Sambil makan bakso kami ngobrol aja. Ngobrol ma si om menyenangkan sekali, mana orangnya ganteng, pinter cerita yang lucu-lucu sampe aku terpingkel-pingkel. Memang sih, guyonannya mengarah ke hal-hal yang berbau sex, tapi biasanya kan guyonin sex malah asik kan. Dia seorang pengusaha, dah pisah ma tinggal dikota laen karena sang mantan harus meneruskan usaha ayahnya yang telah meninggal dunia. Jadi si bapak tinggal sendirian di kota ini. “DAh kenyang kamu jadi ceria, makin cantik aja. Mangnya tadi ada masalah apa”. Diingetin masalahku wajahku suram lagi. “Kok mendung lagi, aku gak bawa payung ni, kalo ujan kan berabe pulangnya”.Ku seneng kerna dia selalu berusaha bikin aku senyum. “Ines mo curhat, om mo dengerin gak”. “buat abg secantik kamu apa si yang enggak”. Aku ceritaain masalah yang sedang kuhadapi. “Gitu om ceritanya, makanya Ines jadi galau banget, Gak tau jalan keluarnya gimana”. “Itu mah gampang, kamu kasi aku nomer hp kamu, nti ku pikirin jalan keluarnya”.Aku ngeluarin hp dari kantong clana sambil minta nomernya dan kemudian miss call dia sehingga nomer aku ada di hpnya. “Hp kamu jadul gitu si Nes”. “Namanya juga numpang om, ya dikasi hp bekas lah. Dah bagus ada hp biar butut juga”. “Dah kenyang blon, atau masi mo coba makanan laen”. “Segini dah bikin kenyang banget om, mangkoknya gede gitu” “Tapi ada yag gede yang gak ngeyangin lo Nes”.Aku gak ngejawab kerna aku dah meraba kemana arah omongannya. “Besok-besok kita ngobrol lagi ya Nes kalo ku dah nemu jalan keluarnya” “Ya om, Makasih om buat baksonya, KAbar dari om Ines tunggu ya, jangan enggak lo. Kalo enggak nti Ines tambah galau jadinya” “Iya cantik, nti aku kontak kamu deh kalo dah dapet jalan keluarnya”.Seminggu kemudian aku dapet telpon dari si om, dia ngajak ketemuan lagi di mal deket tempat aku numpang. Dengan harapan yang melambung mangnya bole ya bisa melambung segala aku ke mal sesuai dengan waktu yang diberikan si om. Dia berseri2 meliat aku dateng, walaupun pakeanku gak beda2 dengan waktu ketemu minggu yang lalu.“Wah kamu tu gak tuker2 baju ya Nes, kok sama yang kamu pake minggu lalu”. “Pakean Ines ya itu2 aja om, namanya juga numpang”. “Dah aku beli makan dulu deh, ngobrolnya sambil makan aja ya. Kamu nari tempat duduk aja dulu”. Food court rada rame kerna dah deket waktu makan siang. Aku dapet tempat duduk dibawah payung dengan logo rada mencil dan jauh dari deretan kios sehingga blon ada yang milih. Aku sms si om ngasi tau posisi meja yang ku duduki. “Wah demen mojok kamu ya Nes, nyari meja aja mencil di pojok gini”. “Meja yang laen penuh om, lagian om kan mo crita banyak, jadi lebi asik mojok gini, gak da yang ikut nguping kan”.Sambil makan si om menceritakan jalan keluar untuk masalahku. “Gini Nes, aku dah daftarin kamu di SMA deket rumahku. Aku kenal kepseknya, jadi gampang daftarain kamu disitu dan udah ketrima, kamu nti kasi dokumen2 yang diperluin ya, biar kususulin ke kepseknya”. Dia nyodorin catetan dokumen2 yang perlu kusiapin, yang kebetulan ada semua dia aku.“CUma sekolahnya jauh dari tempat kamu numpang, sekolahnya deket banget dari rumahku. Biar kamu gak ribet, kamu pindah aja ke rumahku. Toh aku tinggal ndirian”. Wah ada bakwan dibalik udang ni, kalo aku tinggal ma dia pasti kejadian deh aku dibikin terkapar enak ma dia. Cuma kalo aku gak mau ya masalah yang ada gak akan gak bisa skola dan kudu cari kerja. “Nti Ines bilangnya gimana ke yang dirumah kalo Ines tinggal ma om”. “bilang aja ada yang ngasi kamu beasiswa untuk sekolah yang jauh itu. Supaya gak mahal di ongkos kamu disediain kos2an juga. Semua ditanggung ma yang ngasi beasiswa, jadi kerabat jauh kamu gak usah repot2 lagi soal kamu, Kamu gak akan membebani kerabat jauh kamu nanti aja. “Mangnya kalo gini gak mecahin masalah kamu ya Nes, semua keperluan sekolah kamu, pakean kamu, biaya hidup kamu aku yang nanggung. Nti kita beli hp barulah, hp jadul tu ditinggal di meja juga gak da yang mo ngambil kan, sekalian blanja pakean buat kamu. Seragam sekolah tinggal beli di sekolah aja” “Kalo ditanya siapa yang ngasi beasiswa Ines jawab apa”.ngomongnya kan ma aku juga, jadi mau ya. Kamu buruan deh pulang, beres2 semua barang yang kamu mo bawa dan dokumen2 nya. Aku nunggu disini. Ok”. Maksa banget dia sehingga ku ngangguk pulang ke tempat ku numpang, Ku ceritakan semua yang dibilang si om. Kerna ku gak akan tinggal ma mereka lagi ya mereka setuju2 aja. Aku pamit dan bilang terima kasih banyak buat mereka yang mau ngurusin akus ejak kecil, sejak ortuku meninggal. Aku bilang nti aku sering2 mampir nengokin mereka. Mereka bilang bole aja, cuma karena tempatnya jauh ya gak usah dipaksain “Ya Ines punyanya cuma ini om”. “Ya dah, skarang blanja pakean dan semua keperluan kamu, terus beli hp baru buat kamu”. Ya mumpung ada yang bayarin ya aku tanpa sungkan beli semua yang dia sebutin. Pakean luar dan daleman, trus dia beliin aku bikini juga yang sexy banget modelnya. “Buat brenang ya om, Ines gak bisa brenang kok”.“Brenang kan kudu selalu diaer Nes”. Kudiem aja denger jawaban kaya gitu. Hp juga dibeliin yang mutakhir walaupun tidak beli yang tipe high end, tapi cukup mewah lah untuk abg seumuran aku. kerna blanjaannya banyak, sebagian2 ditaro di mobil dulu baru blanja keperluan laen. Pulangnya dia mampir ke skolah baruku untuk setor dokumen2 yang diperlukan, setelah semua ok, dia beliin aku 3 stel seragam sekolah lengkap.“Kok sepi om rumahnya, gak ada pembantu?” “Pembantu kan gak tiap hari datengnya, 3 hari sekali, kerjanya cuma mbersihin rumah dan setrika pakean. Cuci pakean kan pake mesin cuci. Untuk makan aku siapin sendiri, seringnya kan aku makan diluar, kalo ada kamu ya nti aku cari katering aja. Deket sini ada katering yang enak, nti tinggal ambil aja setiap kamu pulang itu aku mulai di kehidupan yang baru ma si om, Si om workaholik jadi pulangnya selalu malem, aku dah biasa sendiri kerna waktu numpang ya aku gak ikutan kalo keluarga kerabat gi ngumpul. Ya untuk menghibur diri ya aku maen game di hp atau novi aja. Si om punya laptop yang kayanya ampir gak perna diabwa kerja kerna nongkrong di meja kerjanya tiap suatu malem, si om gak pulang2, iseng2 aku buka laptopnya, wah ternyata si om nyimpen banyak bokep di laptopnya. Aku pilih aja sebarang dan mulai nonton tu bokep di laptopnya, dah malem gini ya aku sendiri aja dirumah. Bokep cewek Thai imut dan kecil, toket kecil pantat juga tepos, rata depan blakang, gak jauh sama badanku juga kaya gitu, maklum aku kan masi abg nontonnya. Tanganku masuk ke dalem baju kaosku, kerna ku gak pake bra, ku amenin aja pentilku sendiri, Ku gesek2 pake jari terus ku plintir2 pelan, aku mulai desah2 juga. Trus tanganku masuk dkedalem celana gombrongku terus masuk kedalem cd ku, Memek ku gesek2 smabil maenin itilku sendiri, Aku makin napsu, desahku makin keras, pentilku dah ngaceng dengan keras dan memekku dah mulai lembab.“Gi asik sendiri ya Nes, kok gak ngajak2 aku si”. aku kaget denger suara si om, Aku noleh dan dia senyum2 aja nontonin aku bugil. otomatis paha ku rapetin dan kedua tanganku nutupin toket imutku. “Santai aja Nes, aku dah liat kamu bugil dari tadi, tu memek kamu sampe basah gitu, dah napsu banget ya bangun, aku nurut aja, dah terlanjur ketauan, dia nagajak aku yang bugil duduk di sofa. Bokepnya dah abis dan dia matiin laptopnya. “Om hobi ya ngebokep” “Buat iseng2 aja Nes”. “Iseng ma siapa om, gak mungkin kan sendirian, suka bawa abg ya om”. “Ya iyalah masak bawa stw”. Dia tau kalo aku dah sangat terangsang, dia menggeser duduknya ke sebelahku di sofa.“Dah napsu ya Nes. Prempuan yang kumisan kaya kamu pasti napsunya besar”. Memang diatas bibir mungilku ada kumis halus yang cukup jelas terlihat. Aku biarkan saja kumis halus itu sebab kalo dicukur khawatirnya jadi makin kasar. Mana lagi kumis gak merusak penampilanku kok, malah si om seneng kayanya ma kumisku.“Om sok tau ah” “Tuh buktinya kamu, baru liat bokep aja dah langsung bugil, dah gatel ya Nes”. Aku dirangkulnya, pipiku diciumnya. “Kamu cantik Nes”, ketika aku menoleh kearahnya dia langsung saja menyamber bibirku dengan bibirnya. Aku diciumnya dengan penuh napsu. “Aku terangsang sekali deh Nes liat bodi abg kamu” “0m…”, aku hanya melenguh saja karena kembali bibirku dikulumnya dengan penuh napsu. Tangannya segera menyamber toketku, dielusnya pelan. Pentilku yang imut dielus-elusnya dengan telunjuknya. Aku jadi menggelinjang, melihat aku menggelinjang, dia mulai meremas pelan toketku sehingga aku makin sekali dia makin merangsang napsuku. “Dah lama gak ngelakuin ya Nes” “Ngelakuin apa om?” “Maen” “Maen apa om? ”, aku pura-pura gak ngerti arah pertanyaannya. “Ngentot”, katanya to the point. “Ya mo ngelakuin ma siapa om, dulu ma kakak kelas aja diskolah, skarang dah enggak lagi” “Ma aku aja ya”, kembali dia mengulum bibirku sembari meremas gemas kedua toketku bergantian.“Sering diemut tapi masi imut ya Nes pentil kamu” “Cuma brapa kali kok dientotnya om” “Wah memek kamu masi sempit banget dong ya”. Aku makin menggelinjang karena elusan di pentil aku. Dia mendekatkan mukanya ke pentilku dan mulai menjilatinya, tangan satu langsung meremas toketku satunya. “Aaaah om..Tangannya kemudian mulai mengelus-elus pahaku. Pahaku dikangkangkan dan elusannya mengarah keselangkanganku. “Wah lebat juga jembut kamu Nes. Prempuan yang kumisan pasti jembutnya lebat, dan napsunya gede banget. Kamu dah napsu ya Nes”. “Dari tadi om, abis tangan om nakal sih”, jawabku manja. “Kan dari tadi juga gesek2 sendiri waktu ku blon pulang”.mengeras. “oom”, lenguhku. Dia langsung saja meremes-remes toketku dengan penuh napsu. Aku bersandar di dadanya yang bidang. Dia kembali menciumi leherku sementara kedua toketku terus saja diremes-remes, sehingga napsuku makin berkobar. Dia segera mengecup bibirku. Kubalas dengan ganas. Bibirku dikulumnya, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tanganku segera turun mencari ikat pinggangnya kubuka, celananya kubuka. Dia berdiri sehingga celana panjangnya meluncur ke lantai. Kontolnya yang besar itu nongol dari bagian atas CD nya yang mini, hampir menyentuh pusernya saking panjangnya. Kami segera bergelut. Dia terus meremas-remas toketku sementara aku mengocok kontolnya.“0m, keras banget, gede lagi”, kataku sambil jongkok didepannya, melepas cdnya dan menciumi kontolnya dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya. “Aah Nes, kamu pinter banget bikin aku nikmat, katanya baru brapa kali dientotnya, kayanya dah pengalaman banget ni”, erangnya. “Aaaduuuuuhh…Nes… enak banget emutanmu”. Kontolnya kujilati seluruhnya kemudian kumasukkan ke mulutku, kukulum dan kuisep-isep. Kepalaku mengangguk-angguk mengeluar masukkan kontolnya di mulutku. Aku makin terangsang ketika mengemut kontol besarnya. Akhirnya dia gak tahan lagi. Bajunya dilepaskannya sehingga dia telanjang ditariknya ke kamarnya. Aku dibaringkannya diranjang. Sambil terus meremas-remas toketku tangan satunya mempermainkan jembutku yang lumayan lebat. “0m, geli”, erangku. “TAadi bilangnya geli dan nikmat, kok skarang cuma geli aja” “Iya om, dua-duanya om, Ines dientot dong om, udah kepengin banget nih”, kataku to the menyusup ke punggungku sambil mengecup bibirku. Dia langsung saja menindihku. Kontolnya diarahkan ke belahan nonokku yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu dia menekan kontolnya sehingga kepala kontolnya mulai menerobos masuk nonokku. Aku mengerang keenakan sambil memeluk punggungnya. Dia kembali menciumi menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep-isep. Sementara itu dia terus menekan pantatnya pelan-pelan sehinggga kepala kontolnya masuk nonokku makin dalam dan bless… Kontolnya sudah masuk setengahnya kedalam nonokku. “Aah, kontol om nikmat banget deh”, erangku sambil mencengkeram kakiku kulingkarkan di pinggangnya sehingga kontol besarnya langsung ambles semuanya di nonokku. “0m, ssh, enak pak, terusin”, erangku. Aku menggeliat-geliat ketika dia mulai mengeluarmasukkan kontolnya di nonokku. Aku mengejang-ngejangkan nonokku meremes-remes kontolnya yang sedang keluar masuk itu.“Nes nikmat banget kedutan nonok kamu”, erangnya. “Kencang sekali brasanya, mana peret lagi” “Terang saja peret om, Ines baru sekali ini ngerasain kontol sebesar om punya keluar masuk nonok Ines”. “Mangnya kontol cowok kamu kecil ya Nes”. “Ketika itu si rasanya gede om, tapi dah ngerasain kontol om, kayanya kecil banget deh kontol kakak kelas Ines”.Dia memelukku dan kembali menciumi bibirku, dengan menggebu-gebu bibirku dilumatnya, aku mengiringi permainan bibirnya dengan membalas mengulum bibirnya. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepat dan keras, aku menggeliatkan pinggulku mengiringi keluar masuknya kontolnya di kali dia menancapkan kontolnya dalam-dalam aku melenguh keenakan. Terasa banget kontolnya menyesaki seluruh nonokku sampe kedalem. Karena lenguhanku dia makin bernapsu mengenjotkan kontolnya. Gak bisa cepet-cepet karena kakiku masih melingkar dipinggangnya, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di terus berlangsung selama dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk, akhirnya aku gak tahan lagi. Jepitan kakiku di pinggangnya terlepas dan kukangkangkan lebar-lebar. Posisi ini mempermudah gerakan kontolnya keluar masuk nonokku dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian aku memeluk punggungnya makin sambil mempercepat enjotannya. “0m, gak tahan lagi om, Ines nyampe om, aakh”, jeritku saking nikmatnya. Kakiku kembali kulingkarkan di pinggangnya sehingga kontolnya nancep dalam sekali di nonokku. Nonokku otomatis mengejang-ngejang ketika aku nyampe sehingga bendungan pejunya bobol juga. “Akh Nes, aku ngecret Nes, akh”, diamengerang sambil mengecretkan pejunya beberapa kali di nonokku. Dengan nafas yang terengah-engah dan badan penuh dengan keringat, aku dipeluknya sementara kontolnya masih tetep nancep di nonokku. Aku menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos-ngosan, dia mencabut kontolnya dari nonokku. Kontolnya berlumuran lendir nonokku dan pejunya berbaring disebelahku. “Nes, akhirnya aku kesampean juga ngentotin kamu. Sejak pertama kali kamu tinggal disini aku dah napsu banget ma kamu. Kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, katanya sambil mengelus-elus pipiku. “Mandi yuk” bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, dia kemudian menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Aku duduk dipangkuannya dan tangannya mengusap-usap pahaku. “Kamu cantik sekali, Nes”, rayunya. Tangannyapindah ke bukit nonokku mempermainkan jembutku. Dia bisa melakukan itu karena aku mengangkangkan pahaku. Tangannya terus menjalar ke atas ke pinggangku. “Geli om”, kataku ketika tangannya menggelitiki pinggangku. Aku menggeliat-geliat jadinya. Segera tangannya meremes-remes toketku. “Toket kamu imut ya Nes tapi masi kenceng banget”.katanya. “0m suka kan”, jawabku. “Ya Nes, aku suka sekali setiap senti dari tubuhmu”, jawabnya sambil terus meremes-remes toketku. Dia kemudian mencium bibirku. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dan kembali yang belum aku apa-apain sudah ngaceng berat. “0m, napsu om besar sekali, baru saja ngecret di nonok Ines om sudah ngaceng lagi”, kataku sambil mengocok kontolnya. “Abis kamu napsuin sekali Nes, gak puas aku cuma sekali ngentotin kamu” “Ines kan biasa2 aja om, depan blakang rata gini, kok om bisa napsu banget si” “Ya justru kerna kamu serba imut makanya aku napsu liat kamu Nes, palagi liat jembut kamu dah lebat gini”.Aku menjatuhkan dirinya dipelukan dadanya yang bidang. Segera dia mengecup bibirku, beralih ke leherku dan kemudian turun ke toketku. Toketku diremes-remesnya, aku terengah, napsuku berkobar lagi. Pentilku diemutnya. Tangan satunya menjalar kebawah menerobos lebatnya jembutku dan mengilik-ilik itilku makin terasa. Kilikan di itilku membuat aku kembali liar. Tanganku mencari kontolnya, kuremes dan kepalanya kukocok-kocok. Aku bangkit dari pelukannya, kontolnya yang tegak berdiri dengan kerasnya. Kontolnya kujilati. Pertama cuma kepalanya aku masukkan ke mulutku dan kuemut-emut. Dia meraih pantatku dan menarik aku menelungkup mulai menjilati nonokku, aku menggelinjang setiap kali dia mengecup bibir nonokku. Dengan kedua tangannya, dia membuka nonokku pelan-pelan, terasa lidahnya menjulur menjilati bagian dalam bibir nonokku. Aku melepaskan emutanku di kontolnya dan mengerang hebat. “om aakh”. pantatku menggelinjang sehingga mulutnya melekat erat di nonokku.“Terus om aakh”, erangku lagi, kemudian terasa itilku yang menjadi sasaran berikutnya, aku makin mengerang keenakan. Nonokku makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya aku udah napsu banget. Cukup lama dia mengemut itilku dan akhirnya, “om, Ines nyampe om, aakh”, erangku. “0m nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini”.Aku memutar badanku kesamping dan berbaring disebelahnya. Dia bangun dan mencium bibirku. Dia mengambil soft drink dari lemari es dan diberikannya kepadaku. Aku minum sedikit untuk meredakan napasku yang ngos-ngosan. Kemudian aku dinaikinya, ditancapkannya kontolnya ke nonokku dan didorongnya masuk pelan-pelan.“0m, enak, dimasukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangku merasakan nikmatnya kontolnya nancep lagi di nonokku. Dia mengenjotkan keluar masuk, ketika kontolnya sudah nancep kira-kira separonya, dia menggentakkan pantatnya kebawah sehingga langsung aja kontolnya ambles semuanya di nonokku. “0m, aakh”, erangku penuh mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirku sampe akhirnya, “0m, Ines nyampe om, ooh”, aku mengejang-ngejang saking nikmatnya. Nonokku otomatis ikut mengejang-ngejang. Dia meringis-ringis keenakan karena kontolnya diremes-remes nonokku dengan keras, tapi dia masih dia mencabut kontolnya dan minta aku nungging. Dia menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilati dan mengusapi pantatku. Mulutnya terus merambat ke selangkanganku. Aku mendesis merasakan sensasi waktu lidahnya menyapu naik dari nonokku ke arah pantatku. Kedua jarinya membuka bibir nonokku dan dia menjulurkan lidahnya menjilati bagian dalem nancep di nonokku. “0m”, erangku ketika akhirnya kontolnya ambles semuanya di nonokku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, mula-mula pelan, makin lama makin cepat dan keras. Aku kembali mendesah-desah saking enaknya. Toketku diremes-remesnya dari belakang, tapi enjotan kontolnya jalan kenikmatan, dia mengganti posisi lagi. Aku diajaknya keluar kamar dan dia duduk di sofa di kamar tamu dan aku duduk dipangkuannya membelakanginya. Kontolnya sudah nancep semuanya lagi di nonokku. Aku semakin cepat menaik turunkan badanku. Tangannya gak bosen-bosennya ngeremes toketku. Pentilku yang sudah keras itu makin liar saja, aku makin tak terkendali menggerakkan badanku, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga kontolnya nancep dalem banget. “0m, Ines dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangku. Tau aku udah mau nyampe, dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga kontolnya yang masih perkasa lepas dari diselonjorkan lagi disofa, pantatku ada dipinggiran sofa. Dia berlutut di depanku sambil memegang dan mengangkangkan pahaku lebar-lebar, kembali ditancepkannya kontolnya kedalam nonokku. Dengan sekali enjot, kontolnya sudah ambles semuanya. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan mulai berkontraksi, mengejan, meremes-remes kontolnya, tandanya aku dah hampir nyampe. Dia makin gencar mengenjotkan kontolnya, dan…“0m, Ines nyampe lagi om, akh”, jeritku. Dia pun merasakan remesan nonokku karena nyampe. Enjotannya makin cepat saja sehingga akhirnya…”Nes…” dia berteriak menyebut namaku dan terasa pejunya ngecret dengan derasnya di bangun dah siang, kebetulan itu hari sabtu jadi ku gak skolah. Si om juga masi males2an diranjang sambil ngomongin aktivitas yang semalem kita lakuin. “0m kuat banget sih maennya. Ines lemes banget deh” “Tapi nikmat kan” “Banget” “Mau lagi kan” “Ya maulah om” “Ku ngantor bentar ya, nti siang kita makan diluar aja ya, abis itu berbagi nikmat lagi deh”.mal tempo ari diawal pertemuan kita. “Nes, aku napsu sekali liat badan kamu”, katanya terus terang. Langsung kulirik daerah kontolnya dari balik celananya, kelihatannya sudah mulai ngaceng karena kelihatan ngegelembung. Dia mengelus-elus punggungku, terus tangannya pindah mengelus pahaku, merayap keatas dan menggosok nonokku dari luar CD “Mau banget om, belum pernah Ines merasa senikmat ini dientot”. Dia mulai menjilati pahaku, jilatannya perlahan menjalar ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei ketika kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd bikiniku yang disingkirkan dengan jarinya lalu menyentuh bibir hanya bibir nonokku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang nonokku, rasanya wuiihh.. gak karuan, geli-geli enak. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya napsuku. Sesaat kemudian, dia menarik lepas ikatan cd bikiniku. Dia mendekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke toketku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra bikiniku kemudian meremas toketku dengan gemasnya. Aku hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah makin getol, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus nonokku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra bikiniku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas toketku dengan pentil yang sudah mengeras. Aku merasakan kontol keras di balik celananya yang digesek-gesek pada sangat bernafsu melihat toketku yang imut itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leherku, terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai mengencang atau jarinya mengebor nonokku lebih dalam. Kecupannya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas. Dia bergerak lebih cepat dan melumat puas berciuman, dia melepaskan dekapannya dan melepas seluruh pakaiannya. Maka menyembullah kontolnya yang sudah ngaceng dari tadi. Aku masih takjub pada kontol yang begitu besar dan berurat. Terbayang besarnya kenikmatan yang akan aku dapatkan kembali kalo kontol extra besar itu keluar masuk di pelan-pelan meraih kontolnya, tanganku tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya. “Ayo Nes, emutin kontolku” katanya. Kubimbing kontol dalam genggamanku ke mulutku, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan mengemut tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati biji pelirnya. “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman ni” ceracaunya menikmati emutanku, sementara tangannya yang bercokol di toketku sedang asyik memelintir dan memencet pentilku. Tangan kanannya tetap saja mempermainkan nonok dan aku emut. Aku hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutku penuh dengan kontolnya yang besar. “Nes, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati lagi nonok kamu”, menelentangkanku, ikatan bra bikiniku dilepasnya dengan sekali tarikan. Dia mengambil posisi ditengah kangkanganku, kontolnya yang besar dan keras diarahkannya ke nonokku yang sudah makin basah. Aku menggeliat-geliat ketika kurasakan betapa besarnya kontol yang menerobos masuk nonokku berkontraksi kemasukan kontol gede itu. “Nes, nonok kamu peret banget”, katanya sambil terus menekan masuk kontolnya pelan-pelan. “Abis kontol om besar sekali. Nonok Ines belum pernah kemasukan yang sebesar kontol om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabku sambil terus kontolnya telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolnya telah ada di dalam nonokku. Aku hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin Toketku diremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolnya di nonokku. Aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, pinggulku mengikuti goyangan pinggulnya. Kontolnya terus saja dikeluar masukkan mengisi seluruh relung nonokku. Sambilmengenjotkan kontolnya, dia mengemut pentilku yang keras dengan lembut. Dimainkannya pentil kanan dengan lidahnya, namun seluruh permukaan bibirnya membentuk huruf O dan melekat di toketku. Ini semua membuat aku mendesah lepas, taktertahan lagi. Dia mulai mempercepat enjotannya. Aku makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, aku menjambak rambutnya, “Aaahhh om, Ines nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutku. Aku udah nyampe. Tanganku yang menjambak rambutnya itu pun terkulai lemas di makin intens mengenjotkan kontolnya. Bibirku yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun dilumatnya, dan aku membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kanannya tetap beradaditoketku, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilku. Terasa nonokku mencengkeram kontol gedenya. “Uhhh,” dia mengejang. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolnya menghujam keras ke dalam nonokku, mengiringi muncratnya pejunya. Tepat saat itu juga aku memeluknya erat sekali, mengejang, dan menjerit, “Aahhh”.Kemudian pelukanku melemas. Aku nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejunya. Setelah dengusan napas mereda, dia mencabut kontolnya dari nonokku dan terkapar disebelahku. “0m, kontol om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ines, makin gede kontol yang masuk, makin nikmat rasanya”, kataku.“Memangnya temen2 kamu di skolah pada doyan ngentot ma om2 juga ya Nes” “ada beberapa yang hobinya dientot om. Napa om mo ngentot ma mreka juga ya” “Nti kamu cemburu kalo aku ngentotin temen2 kamu, Aku ma kamu aja udah nikmat banget kok say” “Say tu sayur ya om” kami tertawa bercanda berdua gitu. “Iya Nes, aku sering ngentot dengan abg lain, tapi dengan kamu yang paling langsung mulai lagi, luar biasa staminanya, kontolnya dah mulai ngaceng lagi. Tangannya mulai meremas-remas pantatku. Kemudian, dia mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih nonokku. “Ohh.. om,” napsuku mulai naik. Jarinya dengan lincah menggosok-gosok nonokku yang mulai basah. Nafasku juga mulai cepat dan berat. Ia membuka lebar-lebar pahaku sehingga nonokku terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tangannya. Dengan sigap tangannya kembali meraih nonokku dan meremasnya. Dia menjilati telingaku ketika tangannya mulai bermain sudah tak tertahankan lagi. Aku mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku. Dia terus menekan-nekan itilku dari atas ke bawah. aku meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahku bernafsu. Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan menekan itilku dengan berirama. Rasanya bagaikan melayang dan desahanku berubah menjadi rintihan sampai 15 menit kemudian, aku nyampe. “om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahku, tanganku meremas tangannya yang sedang bermain di itilku dengan bernafsu. Di luar perkiraanku, dia malah memperkeras dan mempercepat gerakannya. Dia merentangkan kedua pahaku. Kurasakan jilatan lidah di bibir nonokku, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang gigitan lembut di itilku yang kian merangsang napsuku. Aku melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh dia untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksiku, dia terus menggesekan jarinya di liang nonokku yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku pun mendesah keras terus-menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya tak lama kemudian. Nonokku mengeluarkan cairan deras bening, aku nyampe untuk kedua kalinya. “0m, ooh”, lenguhku. Dia meremas toketku dengan sangat keras. Aku melenguh sakit, kemudian pentilku yang menjadi sasaran berikutnya, dipilin dan dicubitnya pelan. Napsuku kembali berkobar, nonokku kembali membasah, “0m, entotin Ines sekarang, Ines udah napsu banget om”, erangku. Kontol besarnya sudah ngaceng berat menggesekkan kepala kontolnya ke bibir nonokku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahnya di nonokku sebelumnya hingga kutanggapi sensasi luar biasa itu dengan rintihan keras kenikmatan. “Ahh! om.. Ohh.. entotin Ines” racauku. Dengan perlahan ia memasukkan kepala kontol ke dalam nonokku, segera dia menyodok-nyodok kontolnya dengan kuat dan keras di lagi. “0m, Ines nyampe om, aakh nikmatnya”, erangku. Kemudian dia membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan kontolnya ke dalam nonokku dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding nonokku yang masih sensitif. “Oh Nes.. nonokmu bagaikan sorga. “Akhirnya setelah menggenjotku selama setengah jam, dia ngecret didalam terasa dengan kuat menyemprot dinding nonokku. Dia melenguh nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Tangannya dengan kuat meremas toketku dan menarik-narik pentilku. Setelah reda, dia berbaring di sebelahku dan menjilati pentilku. Pentilku disedot-sedot dan digerogotinya dengan gemas. Tampaknya dia ingin membuatku nyampe dinding nonokku. Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan dia tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Wow! Rasanya ajaib sekali! Nikmatnya tak tertahankan. G-Spot ku. Aku tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badanku mengejang dan nonokku kembali berlendir. “0m nikmat banget deh”, kataku. Pinter banget dia merangsang aku dan membuat aku nyampe, baik pake kontolnya maupun pake jarinya. Segera akupun tertidur aku terbangun hari udah gelap, dia masih saja mendengkur disampingku. Aku bangun ke kamar mandi untuk kencing, dan cuci muka. Ketika kembali ke ranjang dia masih saja mendengkur. Aku ngintip dibalik korden kamar, udah gelap. Aku melihat jam tanganku, udah jam 7 lewat. Lampu kamar ku hidupkan, dia terbangun karena silau, matanya dipicingkan untuk mengurangi silaunya sinar kontolnya sudah tegak lagi seperti tiang bendera. Dia ke kamar mandi, terdengar kloset berbunyi, rupanya dia kencing. Ketika dia kembali ke kamar, aku udah berbaring di ranjang lagi menantikan serangan pagi. Aku melihat kontol besarnya masih aja ngaceng dengan kerasnya walaupun dia udah duduk disampingku dan mencium bibirku. “Nes, kita main lagi yo, kamu blon laper kan”, ajaknya. Tadi siang makan besar kita jadi sampe sekarang masi terasa kenyang banget. Kembali dia menciumku, aku menyambut ciumannya dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan kakiku ngelingker di pinggulnya supaya lebih mepet lagi. Tangannya mulai main, menjalari pahaku. Tangannya terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahaku. Nonokku digelitik-gelitik. Aku menggelepar merasakan jari-jarinya yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya. “Hmmhhh… enak, om.” segera memposisikan diatasku yang sudah telentang mengangkang. Kontolnya ditancapkan ke nonokku, aku melenguh keenakan. “0m, kontol om nikmat banget deh”. Kontolnya didorongnya lagi sampai mentok. “0m.. oohhh.. nikmatnya” jeritku. Kontolnya dikocok keluar masuk nonokku. Aku mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirku tak henti-hentinya menyuarakan di dalam nonokku. Aku sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe nonokku mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari nonokku membanjir… meleber di paha, betis dan pantatku. Aku menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak nada tersengal-sengal sekarang aku yang minta lagi. “Ines masih kepengen sekali lagi…”. Dia merebahkan badannya di sampingku. Dia kembali menciumku. Aku ladenin ciumannya. Dia menindih badanku sambil menciumku. Lidah ketemu lidah, membelit, dan saling menjilat. Aku menggumam-gumam kenikmatan, sambil berciuman dia menggoyang-goyang pinggulnya sampai kontolnya yang telah ngaceng lagi terasa kena di ciuman, bibir dan lidahnya menjalar ke kuping leher bahu, ketiak, terus ke toketku. Dia gemes banget ngeliat pentilku yang kecoklat-coklatan dan mencuat ke atas itu. Dia menjilat pentilku dengan rakus sampai aku ngerasa geli. Pentil sebelah kanan digigitnya dengan lembut, lidahnya menggelitik pentilku di sela-sela gigi depannya, sementara toket sebelah kiriku di Setelah beberapa saat di permainkan, toketku terasa mengeras dan pentilnya tegak. Lendir nonokku mengalir dan terasa basah di perutku. “0m, gantian Ines yang ngemut kontol om ya”, kataku sambil menelentangkan badannya mulai beraksi. Kupegang kontolnya dengan kelima jariku. Kukocok-kocok batangnya perlahan. Dia menggumam pelan. “Enak Nes, terus..” Lidahku mulai merambat ke kepala kontolnya, kujilati cairan yang mulai muncul di lubang kencingnya. Lalu lidahku menggeser ke batangnya, menjelajahi tiap jenjang kiriku mengelus-ngelus biji pelernya. “Nes…” gumamnya pelan. “Enak banget, geli-geli nikmat”. Aku hanya tersenyum ngeliat dia merem-melek kayak gitu. Terus aku membuka mulutku dan menjejalkan kontolnya masuk ke dalam mulutku. Kontolnya kuisep kenceng-kenceng, lalu dengan mulut kukocok kontolnya turun naik turun naik.“Uuuuuggggghhhh… sedap enak… mmmmhhhh…”, erangnya. Aku lalu merubah posisiku untuk melakukan 69. Aku di atasnya dan menyorongkan pantatku ke mukanya. Dia nggak nunggu dua kali, langsung aja dia menjilati nonokku yang berlendir dan merekah merah itu. Bibirnya menyedot lubang nonokku, menghisap melepaskan kontolnya dari mulutku dan meminta dia menyodok aku dari kontolnya masuk, aku hanya merintih pelan. Kontolnya dienjotkan keluar masuk dengan kencang, aku hanya bisa mengejang-ngejang menahan nikmat. Tangannya ikut nimbrung merangsang itilku. Kocokan kontol di nonokku dan kilikan jarinya di itilku membuat aku mengerang dan menjerit-jerit kenikmatan. Sudah dua kali nonokku berkontraksi karena aku nyampe, tapi dia terus mengocok kontolnya keluar masuk sampai aku berkali-kali nyampe baru om ngecret”, lenguhku lemes. Dia menciumku, lama sekali. Serjak saat itu si om sering banget ngentotin aku, aku dah kaya bininya aja. Gak da puasnya dia ngentotin aku, kaya gak da hari esok aja.
cerita ngentot dengan om om