cerita fantasi pendek tentang persahabatan
ContohCerita Fantasi Pendek, Pengertian, Struktur, Jenis & Ciri Umum. by Hindun Kinasih. Contoh teks cerita fantasi pendek beserta strukturnya menjadi tema pembahasan kita pada artikel ini secara total. Mulai dari pengertian, struktur, jenis, unsur intrinsik, ciri umum, hingga irisan dongeng 4 paragraf. Namun, sebelum masuk ke contoh cerita
Hei, kemana saja kamu? Daritadi aku nungguin.” Tanya sahabatku yang bernama Alvi. “Tadi aku makan siang dulu.” jawabku sambil menahan perut yang penuh dengan makan siang. “Ah ya sudah, ayo kita lanjutkan saja mainnya.” sahut Alvi. Tidak lama saat aku & Alvi sedang asyik bermain congklak, Rafid adiknya Alvi datang menghampiri kami berdua.
Ceritapendek tentang cinta, cerita pendek tentang guru, cerita pendek tentang pemabuk, cerita pendek tentang binatang, cerita pendek tentang perceraian, cerita pendek tentang persahabatan, cerita pendek tentang pariwisata pariaman, cerita pendek tentang keadilan, cerita pendek tentang bhinneka tunggal ika, cerita pendek tentang seorang ayah, cerita
StrukturCerita Fantasi. 1. Orientasi. Ialah sebuah bagian dimana pengarang memberikan pengenalan tentang penokohan, tema, dan sedikit alur cerita kepada pembacanya. 2. Konflik. Yaitu suatu bagian adanya permasalahan dimulai dari awal permasalahan hingga menuju ke puncak permasalahan. 3. Resolusi.
MenurutSumardjo dan Saini, cerpen adalah sebuah cerita yang tak benar – benar terjadi pada dunia nyata, ceritanya singkat, serta juga pendek. Berdasarkan KBBI, cerpen merupakan sebuah tulisan tentang kisah pendek yang isinya tak lebih dari 10 ribu kata, dan berisi tentang seorang tokoh.
minh thương dễ tránh yêu thầm khó phòng. Cerpen Cerita Pendek Singkat Persahabatan / Cinta / Lucu Pengertian, Unsur Intrinsik & Ekstrinsik 7 Contoh Cerita Pendek Tentang Persahabatan Terbaik Freedomsiana Cerita Dongeng Fiksi Persahabatan Kerbau dan Gajah Persahabatan Ayam Jago dan Anjing Sehingga Bisa Saling Menolong Ebook Anak Cerita Fantasi Pendek Tentang Persahabatan - Perangkat Sekolah Paling Laju Contoh Cerita Fantasi Pendek Tentang Persahabatan Kumpulan Cerita Fiksi Persahabatan - My Quotes a Petualangan Si Ucil Menjadi Berani - Rumah Kurcaci Pos Cerita Fiksi Singkat Tentang Persahabatan 16+ Contoh cerita fiksi persahabatan singkat ideas Cerita Buku Peci Persahabatan Zahra & Catty Toko Buku Online - Bukukita Cerita Fiksi Pendek Tentang Persahabatan tolong bantu ringkasan cerita diatas SAHABAT TAK TERPISAHKAN… - Buku Tentang Sahabat Toko Buku Online - Bukukita Cerpen Persahabatan Sejati for Android - APK Download Cerita Fantasi Pendek Tentang Persahabatan 2 Paragraf - Perangkat Sekolah 11++ Contoh cerita fiksi pendek tentang persahabatan ideas in 2021 Cerita Contoh Cerita Pendek 500 Kata - Menulis Indonesia Contoh Teks Cerita Fiksi - Jenis, Unsur, Struktur dan Kaidah DOC Bindo b alifia natassya - Persahabatan Harimau kecil dan Serigala Kecil Ebook Anak Cerpen 3 Paragraf Tentang Persahabatan – Gambaran Cerita Rakyat Tentang Persahabatan Kisah Dua Sahabat Resensi novel senyum sahabat Cerita Fantasi Sahabat Beda Dunia PDF √ 5 Contoh Cerpen Tentang Persahabatan Singkat 2021 KOMIK & KOMPUTER INFORMASI Kumpulan Cerita Fantasi atau Fiksi 20+ Contoh cerita fantasi sahabat sejati info Cerita Kisah Persahabatan yang Unik Kumpulan Cerpen ~ Ellunar Publisher 5 Contoh Cerita Fiksi Bertema Legenda, Sejarah, Pendidikan Dll Contoh Cerita Fiksi- Pengertian, Jenis, Unsur, Kaidah&Contoh contoh cerita fiksi persahabatan √ 8 Contoh Cerpen Singkat Terbaik Beserta Struktur & Unsur Intrinsiknya Cerita Fiksi Pendek 3 Paragraf Contoh Cerita Fantasi - Kejutan Ulang Tahunku, Monster Penjaga Sungai Contoh Cerita Non Fiksi Tentang Pendidikan contoh cerita fiksi persahabatan Cerpen Singkat Tentang Persahabatan Hewan – Penggambar Analisis Cerita Pendek Indahnya Sebuah Persahabatan Karya Gunawan Wibisono Di Tinjau Dari Unsur Intrinsik PDF Kumpulan - Kumpulan Cerita Fiksi, Collection of Fiction. Teman petualang – Contoh Cerpen Fantasi beserta penjelasannya. Contoh Teks Cerita Fiksi 5 Contoh Cerita Fiksi Bertema Legenda, Sejarah, Pendidikan Dll contoh cerpen tema persahabatan yang panjangnya 5 halaman double folio - Kumpulan Cerita Fiksi - Persahabatan - Wattpad Contoh Cerita Fiksi Persahabatan Singkat - WA 08979910278 - Stiker Dinding Murah Contoh Cerpen Persahabatan Terbaik dan Unsur Intrinsiknya ![Kumpulan] Contoh Cerita Fiksi Pendek dalam Berbagai Tema] Kumpulan] Contoh Cerita Fiksi Pendek dalam Berbagai Tema Persahabatan Empat Ekor Lembu dan Seekor Singa Ebook Anak Contoh Cerpen Singkat, Pendek, Menarik Berbagai Tema Resensi Langit dan Bumi Sahabat Kami Tercepat Contoh Cerita Pendek Tentang Sahabat Sejati bacalah cerita fiksi tentang persahabatan kerbau dan gajah setelah itu buatlah kesimpulan dari - Kumpulan Cerita Lucu Cerpen Non Fiksi Persahabatan √ Contoh Cerpen Persahabatan SD, SMP SMA - Sedih dan Menarik contoh cerita fiksi persahabatan PETUALANGAN DUA SAHABAT" by Cinta Ayudiya Kinanti Cerpen Persahabatan, Cerpen Fantasi - Cerpenmu - YouTube Cerpen Fabel Pendek untuk Anak Persahabatan Rubah dan Bangau Contoh Cerita Fiksi Pendek Singkat - Mosaicone Resensi “Sahabat Terbaik” 2017 Halaman all - Resensi cerpen “Sahabat” diterbitkan oleh Bobo contoh cerita fiksi persahabatan Contoh Cerita Fiksi - Pendidikan, Legenda, Sejarah, Pendek, Singkat 10+ Contoh Cerpen Singkat Dan Panjang Persahabatan Dan Pendidikan √ 5 Contoh Cerita Fantasi Pengertian, Struktur & Jenis LENGKAP Buku Persahabatan Singa Dan Tikus bilingual+full Colour Bukukita Kisah Tentang Persahabatan yang Retak Atas Nama Buku Cerpen tentang persahabatan di sekolah singkat dan menarik - Penulis Cilik Jual Produk Cerita Fiksi Anak Termurah dan Terlengkap Juli 2021 Bukalapak √ 35 + Contoh Cerita Fabel Hewan Pendek Terbaru Dongeng Anak tolong buatkan lewat buku cerita fiksi kalian ini contohnya - Kumpulan Cerita Fiksi - 3. Doraemon - Wattpad PETUALANGAN DUA SAHABAT" by Cinta Ayudiya Kinanti Cerpen Persahabatan, Cerpen Fantasi - Cerpenmu - YouTube Kumpulan Cerita Sahabat Bumi - Gramedia Pustaka Utama Jual Buku Cerita Sahabat oleh Alberthiene Endah - Gramedia Digital Indonesia 26 Cerpen Persahabatan Terbaik Yang Penuh Arti Dua Orang Sahabat - Bobo 10 Cerita Dongeng Anak, Banyak Pesan Moralnya Contoh teks deskripsi tentang sahabat - contoh descriptive text tentang teman atau sahabat Cerpen Persahabatan PDF Kumpulan Cerpen Persahabatan for Android - APK Download Contoh Butir Asesmen Literasi Tingkat SMP – SMP PSM Kota Madiun Persahabatan Beruang Kutub dan Panda Cerita Kita 25+ Contoh cerita fiksi panjang tentang persahabatan information Cerita DOC BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Adella Citra - latihan soal kerjakan tugas berikut !1 bacalah kembali cerita sahabat cermin tersebut !2temukan - KEEFEKTIFAN STRATEGI EPISODIC MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 MAGELANG SKRIPSI - PDF Free Download Paling Laju Contoh Cerita Pendek Singkat Tentang Persahabatan Kumpulan Cerita Persahabatan Hewan dan Tumbuhan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun contoh cerita fiksi persahabatan Persahabatan Gajah Dan Semut SC - Toko Online Gema Insani Cerita Fiksi Tema Persahabatan Timothy Alexander Sandijanto 28 / 6B Cerita Fiksi 5 PDF Contoh Cerita Fiksi Mengenai Kota Tangerang Pendekar Cisadane - DOC Cerpen Persahabatan Sejati Shinta Zunita - Cerpen Persahabatan Panjang contoh cerita fiksi persahabatan – Situs Berita dan Teknologi Terkini Resensi Novel Harry Potter and The Sorcere’s Stone TemaSahabat Cermin Soal 1. Tentukan ciri-ciri, karakteristik cerita tersebut! 2. Sebut dan jelaskan unsur-unsur cerita tersebut! 9+ Contoh Cerpen Cerita Pendek Singkat / Persahabatan / Pendidikan / Lucu
7 Contoh Cerita Pendek Tentang Persahabatan Terbaik Freedomsiana Cerita Fiksi Pendek Tentang Persahabatan Cerpen Cerita Pendek Singkat Persahabatan / Cinta / Lucu Pengertian, Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Buku Peci Persahabatan Zahra & Catty Toko Buku Online - Bukukita Cerita Fiksi Singkat Tentang Persahabatan Buku Sahabat Tanpa Cinta Toko Buku Online - Bukukita Persahabatan Ayam Jago dan Anjing Sehingga Bisa Saling Menolong Ebook Anak bacalah cerita fiksi tentang persahabatan kerbau dan gajah setelah itu buatlah kesimpulan dari - Paling Laju Contoh Cerita Fantasi Pendek Tentang Persahabatan Cerita Fantasi Pendek Tentang Persahabatan - Perangkat Sekolah Persahabatan Harimau kecil dan Serigala Kecil Ebook Anak Cerpen Persahabatan Sejati for Android - APK Download Kumpulan Cerita Fiksi Persahabatan - My Quotes a Petualangan Si Ucil Menjadi Berani - Rumah Kurcaci Pos Cerita Fantasi Pendek Tentang Persahabatan 2 Paragraf - Perangkat Sekolah Buku Tentang Sahabat Toko Buku Online - Bukukita 16+ Contoh cerita fiksi persahabatan singkat ideas Cerita 11++ Contoh cerita fiksi pendek tentang persahabatan ideas in 2021 Cerita Cerita Dongeng Fiksi Fabel Persahabatan Kerbau dan Lanjutan Cerpensetelah berbincang cukup lama papa menjelaskan tujuan kedatangan mereka kepada - Kumpulan Cerita Lucu Cerpen Non Fiksi Persahabatan √ 8 Contoh Cerpen Singkat Terbaik Beserta Struktur & Unsur Intrinsiknya Jual Buku Selfie Potret 2 Sahabat & Cerita-cerita Ngawur Lainnya oleh Tjut Riana Adhani, Andari Karina Anom - Gramedia Digital Indonesia Cerpen 3 Paragraf Tentang Persahabatan – Gambaran Cerita Fiksi Tema Persahabatan Timothy Alexander Sandijanto 28 / 6B Cerita Dongeng Fiksi Persahabatan Kerbau dan Gajah Analisis Cerita Pendek Indahnya Sebuah Persahabatan Karya Gunawan Wibisono Di Tinjau Dari Unsur Intrinsik PDF KOMIK & KOMPUTER INFORMASI Kumpulan Cerita Fantasi atau Fiksi contoh cerita fiksi persahabatan √ Contoh Cerpen Persahabatan SD, SMP SMA - Sedih dan Menarik ![Kumpulan] Contoh Cerita Fiksi Pendek dalam Berbagai Tema] Kumpulan] Contoh Cerita Fiksi Pendek dalam Berbagai Tema Kumpulan - Kumpulan Cerita Fiksi, Collection of Fiction. Kumpulan Cerita Fiksi - Persahabatan - Wattpad Cerita Rakyat Tentang Persahabatan Kisah Dua Sahabat Contoh Cerita Fiksi- Pengertian, Jenis, Unsur, Kaidah&Contoh 20+ Contoh cerita fantasi sahabat sejati info Cerita √ 5 Contoh Cerpen Tentang Persahabatan Singkat 2021 SAHABAT BEDA DUNIA" by Yacinta Artha Prasanti Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih - Cerpenmu - YouTube Jual Produk Cerita Fiksi Anak Termurah dan Terlengkap Juli 2021 Bukalapak Contoh Cerita Non Fiksi Tentang Pendidikan Cerita Fiksi – Page 2 – Pojok Biru Buku Rindu Sahabat Toko Buku Online - Bukukita contoh cerpen tema persahabatan yang panjangnya 5 halaman double folio - Cerita Tentang Sahabat Sejati - Contoh Teks Cerita Fiksi Tugas Cerita Non Fiksi Tentang Persahabatan Christabella Aprilia 6C Cerita Fantasi PDF Persahabatan Empat Ekor Lembu dan Seekor Singa Ebook Anak Cerpen tentang persahabatan di sekolah singkat dan menarik - Penulis Cilik Resensi Langit dan Bumi Sahabat Kami Persahabatan Cinta dan Rahasia - Stiletto Book Yuk Review Novel - Kali ini Tere Liye sang penulis berhasil menyogohkan cerita fiksi yang membuat - StuDocu Contoh Butir Asesmen Literasi Tingkat SMP – SMP PSM Kota Madiun Kisah Persahabatan yang Unik Kumpulan Cerpen ~ Ellunar Publisher Contoh Cerpen Persahabatan Terbaik dan Unsur Intrinsiknya contoh cerita fiksi persahabatan Contoh Cerita Fiksi Pendek Singkat - Mosaicone jgn ngasal Siapa tokoh utama dari cerita tersebut?2. Bagaimana watak tokoh Lani dan Komang - Skrip cerita arti sebuah persahabatan KEEFEKTIFAN STRATEGI EPISODIC MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 MAGELANG SKRIPSI - PDF Free Download Buku Persahabatan Singa Dan Tikus bilingual+full Colour Bukukita 35 Contoh Cerpen Singkat, Persahabatan, Pendidikan, Lucu DOC Bindo b alifia natassya - ![Cerita Fiksi] Pukul 1942 Halaman 1 - Cerita Fiksi] Pukul 1942 Halaman 1 - Resensi novel senyum sahabat Persahabatan Beruang Kutub dan Panda Cerita Kita 26 Cerpen Persahabatan Terbaik Yang Penuh Arti 5 Contoh Cerita Fiksi Bertema Legenda, Sejarah, Pendidikan Dll Jual Buku Cerita Sahabat oleh Alberthiene Endah - Gramedia Digital Indonesia PETUALANGAN DUA SAHABAT" by Cinta Ayudiya Kinanti Cerpen Persahabatan, Cerpen Fantasi - Cerpenmu - YouTube cerita fiksi pendek tentang persahabatan - Cerpen Fabel Pendek untuk Anak Persahabatan Rubah dan Bangau 10+ Contoh Cerpen Singkat Dan Panjang Persahabatan Dan Pendidikan Contoh Butir Asesmen Literasi Tingkat SMP – SMP PSM Kota Madiun Paling Laju Contoh Cerita Pendek Singkat Tentang Persahabatan tolong buatkan lewat buku cerita fiksi kalian ini contohnya - 5 Contoh Cerita Fiksi Bertema Legenda, Sejarah, Pendidikan Dll Catatan Blackary05 Non fiksi - Sahabat dan Kehidupan - Wattpad Cerita Fiksi 5 PDF Jual Bintang Indonesia Seri Dongeng Persahabatan Singa Dan Tikus Buku Cerita Edukasi Anak Terbaru Oktober 2021 harga murah - kualitas terjamin Blibli Resensi cerpen “Sahabat” diterbitkan oleh Bobo Contoh Kerangka Novel Tentang Persahabatan – Persahabatan Gajah Dan Semut SC - Toko Online Gema Insani 19+ Contoh cerpen non fiksi singkat info Cerita Contoh Teks Cerita Fiksi - Jenis, Unsur, Struktur dan Kaidah Buku SCARLETT - Kayla Azzura Mizanstore DOC Cerpen Persahabatan Sejati Shinta Zunita - MAKNA PERSAHABATAN DALAM FILM 5 CM Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce 11+ Contoh Cerpen Singkat, Cinta, Lucu, Persahabatan [full] - Ceritaihsan fiksi – Alfath School 10 Rekomendasi Novel Persahabatan Terbaik Terbaru Tahun 2021 mybest Persahabatan Burung Gagak dan Rusa Liang Solusi Resensi “Sahabat Terbaik” 2017 Halaman all - BINDOO PDF Buku Kisah Dua Sahabat bilingual & Full Colour Bukukita Contoh Cerita Fiksi - Pendidikan, Legenda, Sejarah, Pendek, Singkat tolong bantu ringkasan cerita diatas SAHABAT TAK TERPISAHKAN… - Novel Anak Seri Cerita Hebat Anak Berbakat 5-6 Serbuk Waktu, Dunia Senyum ODTW Shopee Indonesia Persahabatan Rubah dan Kuda - Unduh Buku 1-8 Halaman PubHTML5 Cerita Fiksi Tentang Persahabatan
14 Cerita Pendek Persahabatan, Ibu, Keluarga/ Foto Getty Images/iStockphoto/Jub Job Jakarta - Apakah Bunda sering menghabiskan waktu bersama Si Kecil dengan membacakan buku atau mendongengkan sebuah cerita? Kumpulan cerita pendek mengenai kehidupan, ibu, pendidikan, persahabatan, dan keluarga mengandung banyak pesan moral Si Kecil. Aktivitas membaca atau mendongengkan cerita kepada anak bisa menjadi upaya Bunda untuk membangun bonding yang lebih kuat dengan Si Kecil. Selain itu, rutinitas tersebut juga memberikan banyak manfaat bagi anak-anak. Perbendaharaan kosa kata anak-anak akan semakin meningkat seiring dengan rutinnya Bunda membacakan buku atau mendongengkan cerita. Pola berpikir anak-anak juga akan semakin terasah ketika mereka mendengar atau membaca cerita. Cerita-cerita yang dibawakan tak mesti harus cerita panjang dengan puluhan halaman layaknya sebuah novel. Bunda dapat memperkenalkan cerita-cerita pendek kepada Si Kecil. Cerita pendek atau cerpen juga banyak mengandung pesan moral yang dapat Bunda ajarkan kepada Si Kecil sejak dini. Lantas, apa sajakah kira-kira cerita pendek yang dapat Bunda bacakan kepada Si Kecil? Haibunda telah merangkum cerita-cerita pendek beragam tema yang dapat menjadi referensi pilihan Bunda berikut ini. Pengertian dan cara membuat cerita pendek Sebelum mengetahui beragam cerita pendek dan pesan moralnya, alangkah lebih baiknya Bunda mengenal terlebih dahulu apa cerita pendek atau cerpen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita pendek atau cerpen adalah kisah yang ditulis singkat hingga kata yang berpusat pada satu peristiwa dan satu tokoh sehingga membentuk sebuah narasi tunggal. Cerpen merupakan salah satu genre sastra yang berbeda dengan novel atau drama. Cerita pendek biasanya dibuat dengan beragam tujuan seperti memberikan edukasi moral hingga hiburan. Pada dasarnya tidak ada aturan mengenai bagaimana menulis cerita pendek, karena masing-masing penulis pasti memiliki cara tersendiri dan ide beragam untuk menghasilkan sebuah karya yang menarik. Dikutip dari buku Cerita Pendek dan Cerita Fantasi 2021, terdapat beberapa langkah bagaimana cara menulis cerita pendek yang dapat diikuti, yaitu sebagai berikut Menentukan tema cerita. Mencari ide atau gagasan cerita. Mulai merancang rangkaian cerita. Mengembangkan alur cerita. Memberi judul cerita. Sebenarnya judul cerita juga dapat dibuat ketika penulis hendak menulis cerita pendek. Menyunting cerita misalnya untuk memberi kesalahan ejaan ataupun unsur-unsur lain di dalam cerpen. Setelah mengetahui mengenai apa itu cerita pendek dan bagaimana cara membuatnya, kini Bunda dapat mengenal lebih banyak cerita-cerita dengan beragam tema yang memiliki pesan moral dalam setiap ceritanya. Berikut cerita pendek yang dikutip dari berbagai sumber buku. 1. Cerita pendek tentang kehidupan sehari-hari Cerita pendek bahasa Indonesia tentang kehidupan sehari-hari berikut ini dikutip dari buku Kumpulan Cerita Rahasia Anak Hebat 2018 karya Firmanawaty Sutan. Mantra Sang Juara “Sudah ya, Ma.” Caki menyingkirkan susunya yang masih tersisa setengah. Mama yang sedang mengoleskan mentega ke roti memandangnya heran. “Tadi rotinya enggak habis. Sekarang susunya.” Keluh Mama. Caki memaksakan senyum, “Perutku sudah enggak muat lagi, nih, Ma.” Mama menghela napas maklum. Dia tahu, Caki hari ini akan ulangan matematika. Caki jika mau ulangan selalu begitu. Nafsu makannya mendadak seperti hilang. Untungnya setelah ulangan, nafsu makan anak tunggalnya itu akan kembali seperti biasa. “Ya, sudah. Nih, bawa roti buat bekal saja, ya. Nanti habis ulangan, kamu bisa makan.” Bujuk Mama. Caki mengangguk lemah. Pikirannya benar-benar sudah tersita ke ulangan nanti. “Kamu kan sudah belajar semalam.” Celetuk Kak Wirya di hadapannya. Mama tersenyum maklum sambil mengangkat bahu “Caki gitu, lho. Dia memang selalu begitu kalau mau ulangan.” Caki mengangguk membenarkan. “Iya, aku sudah berusaha. Tapi rasanya, kok, susah jadi juara kelas, ya.” “Kamu sudah bagus Loh, Ki. Sudah lima besar. Kan, sudah lumayan. Iya, enggak?” Mama mengingatkan. “Betul Ki.” Sahut Kak Wirya mengiyakan. Kak Wirya adalah sepupu Caki dari Bandung. Ia baru saja datang semalam. Kabarnya sih, sepupunya ini baru saja dapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri. Nah, sebelum berangkat, ia mau sekalian pamit dulu kepada Mama dan Papa Caki. “Waktu SD, Kakak malah enggak masuk sepuluh besar di kelas,” lanjut Kak Wirya. “Tapi setelah Kakak punya mantra ajaib, baru deh…” “Hah… mantra ajaib? Mau dong, Kak!” Kak Wirya tersenyum. “Nanti siang ya. Kamu sekarang kan, harus ke sekolah.” “Tapi kan, aku butuhnya sekarang, Kak.” Kata Caki tak sabar. Mama dan Kak Wirya tersenyum melihat tingkah Caki. “Nah, sekarang ilmu pembukanya dulu. Sebelum ulangan Tarik napas. Tenang. Katakan aku bisa. Jangan lupa berdoa. Itu dulu, deh.” Urai Kak Wirya. Caki mendengarkan baik-baik perkataan sepupunya itu. Dia menarik napas panjang dan tersenyum. Ting… tong… “Nah, itu, Om Agus sudah datang,” Mama mengingatkan. “Sampai nanti, ya Kak!” Caki melambaikan tangan sambil berlari kecil menuju mobil jemputannya. *** Pulang sekolah, Caki memeriksa kamar tidur tamu di lantai atas. Kosong. Sepertinya Kak Wirya belum pulang. “Ya, gimana dong. Padahal aku mau menagih janji mantra Kak Wirya.” Gumamnya. Dia ingat, dua hari lagi dia ada ulangan IPA. Akhirnya, Caki duduk saja di meja belajarnya. Dia berusaha konsentrasi, tapi rasanya masih banyak hal yang belum bisa dihafalnya dengan baik. “Sim salabim. Alakazam.” Caki gelagapan. Dicarinya sumber suara tadi. Loh, kenapa Kak Wirya sudah berpakaian seperti Aladin gitu? “Nah, minum!” Kak Wirya menyodorkan segelas air. Warnanya kelabu, keruh, seperti air hujan. Tapi yang ini lebih kental. “Apa ini Kak?” Caki mengernyit muka menerima gelas itu. Didekatinya ke hidung, huek… baunya nggak enak. Dia pun spontan menjauhkannya dari hidung. “Ayo,” desak Kak Wirya. “Huk, huk…” belum juga air terminum, Caki terbatuk. Gelagapan mencari udara segar! Caki masih terus terbatuk. Kak Wirya membantu menenangkannya. Tapi… ah sepertinya aku tadi bermimpi, bisik Caki dalam hati. Dia memperhatikan sepupunya itu. Tak ada lagi baju Aladin, seperti yang dikenakannya tadi. Cukup lama Caki terbatuk, sebelum akhirnya bisa menenangkan diri. Sepertinya tadi ia tertidur sampai dia jadi terbatuk, “Bagaimana?” tegur Kak Wirya. Caki tersipu malu. “Ayo, Kak. Katanya mau mengajarkan aku mantra.” Caki mengalihkan perhatian. “Oke, mana yang mau kamu hafalkan?” Kak Wirya membalik buku di hadapan Caki. “Sains memang banyak hafalannya, ya?” “IPS juga Kak. Bahasa apalagi. Ah, semuanya deh. Mungkin Cuma matematika yang tidak. Eh… tapi enggak juga, sih. Menghafal satuan, aku juga masih sering tertukar.” Serentetan kalimat berhamburan keluar dari mulut Caki. Kak Wirya tersenyum menanggapi. “Ini nih, Kak.” Caki menunjuk halaman buku yang akan dihafalnya. “Aku dari tadi nggak bisa menghafal alat-alat ekskresi pada manusia.” Caki memang merasa kesulitan. Ada saja hafalan yang tertinggal. Paling sering yang ketinggalan itu hati. Menurutnya, mengingat paru-paru, ginjal, dan kulit lebih mudah karena bisa dibayangkan sehari-hari. “Pahaku gatal.” Terdengar suara lirik Kak Wirya. Spontan, Caki melihat ke kaki Kak Wirya. Katanya gatal, tapi kok, tidak digaruk. Dia hanya memperhatikan buku yang dibuka Caki. Tak terlihat kalau pahanya memang gatal. “Apa Kak?” tanya Caki bingung. “Pahaku gatal,” jawab Kak Wirya singkat. “Digaruk dong, Kak. Mungkin tadi digigit nyamuk. Tapi memakai celana setebal itu, kok, masih bisa digigit nyamuk ya?” Caki heran melihat celana jin tebal yang digunakan Kak Wirya. Kak Wirya menoleh menatap Caki. Sepertinya, dia kebingungan mendengar ucapan Caki. Tangannya menunjuk ke halaman buku yang terbuka. “Ini lho, PAru-paru, HAti, KUlit, dan GinjAL bisa disingkat jadi PAHAKU GATAL.” Urai Kak Wirya. Awalnya Caki tak mengerti. Untunglah kakak sepupunya itu mengulanginya sekali lagi. Ternyata membuat singkatan dari beberapa hal yang harus dihafal bisa memudahkan. “Oh, jadi itu mantranya!” seru Caki senang. Dia kini mengerti apa yang dimaksud dengan mantra ajaib oleh Kak Wirya. Kak Wirya lalu asyik memberikan contoh-contoh mantra ajaib lainnya. Ada mantra MEVE BUMAJU SAUNEP untuk urutan planet. Ada juga mantra MEJIKU HIBINIU untuk warna-warna Pelangi. Ternyata, setiap orang bisa menciptakan mantranya sendiri-sendiri. Tidak harus sama dengan orang lain. Yang penting, mengerti dan bisa memudahkan untuk menghafal dengan baik. Cara ini juga dikenal sebagai jembatan keledai. “Memangnya mana keledainya, Kak?” celetuk Caki. “Entahlah. Tapi, yang penting cara ini bisa membantu kita menghafal apa pun dengan mudah.” “Asyik. Aku mau ah, bikin mantra yang banyak. Supaya aku bisa menjadi juara kelas.” seru Caki senang. 2. Contoh cerpen tentang persahabatan Cerita pendek kehidupan yang menceritakan persahabatan dua anak perempuan berikut dikutip dari buku 20 Cerita Manis Majalah Bobo 2016 karya Widowati Wahono. Persahabatan Bunga Matahari Semua teman di kelas tahu aku dan Vina bersahabat karib. Mereka bilang, di mana ada Rani, di situ ada Vina. Namun ada satu perbedaan besar antara aku dan Vina. Aku dari keluarga sederhana, Vina hidup berkecukupan. Untunglah, meski orang tuanya kaya, Vina tidak sombong. Vina bahkan betah main di rumahku yang sederhana. Selain bermain bersama, ada satu hal yang membuat Vina senang di rumahku. Ia sangat menyukai bunga matahari yang tumbuh di halaman belakang rumahku. Sudah beberapa kali Vina mencoba menanam bunga matahari di rumahnya, tetapi selalu gagal. Persahabatanku dengan Vina sungguh menyenangkan. Akan tetapi, aku merasa akan ada masalah besar bagi persahabatan kami. Semua berawal dari rencana Vina untuk merayakan ulang tahunnya. Tia berbisik akan memberikan kado boneka Barbie model terbaru. Caca akan memberi hadiah sepatu berlukis yang sedang trend. Sementara aku, sahabat terdekatnya, bingung akan memberikan hadiah apa. Sore itu, Mbak Ambar heran melihat uang berserakan di dekat pecahan celengan kelinciku. “Loh, kok tabunganmu diambi? Mau beli apa?” tanyanya. “Mbak, kalau seratus ribu, bisa untuk beli tas bagus, enggak?” tanyaku. Mbak Ambar meraih tas sekolahku dan memeriksanya. “Mungkin bisa, tapi tas ini masih bisa dipakai. Tidak ada yang rusak, tuh.” Kata kakakku sambil meletakkan tas itu. Tidak ada yang rusak. Itulah kebiasaan di keluargaku. Kami hanya membeli barang baru kalau barang lama sudah betul-betul rusak atau hilang. Pulang sekolah, aku mampir ke toko peralatan sekolah. Di rak tampak berjajar tas berhias kepala boneka. Juga ada buku tulis dengan kertas aneka warna, kotak pensil, rautan, penghapus, dan penggaris. Semuanya lucu dan menarik. Aku memeriksa harga yang ditempel di sebuah tas yang sangat bagus. Uangku cukup, pikirku lega. Akan tetapi, tiba-tiba aku teringat pada tas baru yang belum sampai sebulan dipakai Vina. Tas itu jauh lebih bagus dari tas yang akan kubeli ini. Aku jadi ragu dan membatalkan niatku membeli tas itu. Sampai di rumah, Mbak Ambar tampak sedang bergegas memasukkan beberapa barang ke dalam tas. “Nenek sakit. Mbak akan mengantar tas ini ke stasiun. Kamu jaga rumah ya.” Keesokan paginya, Vina mengingatkan kami semua agar tidak lupa datang ke rumahnya sore nanti. Apa yang harus aku lakukan? Aku tak bisa ikut pesta tanpa kado. Saking bingungnya, tanpa sengaja aku mengeluh pelan dengan dahi berkerut. Vina menoleh, “Kamu sakit ya?” tanyanya cemas. Ini memberiku ide. Aku mengangguk sambil menampilkan wajah orang sakit perut. Vina segera mengantarku ke UKS. Baru kali ini aku berbohong kepadanya. Aku betul-betul merasa bersalah, tetapi aku tak punya alasan lain untuk tidak datang ke pestanya. *** Jam di ruang tengah berdentang. Saat ini tepat pukul 5 sore. Pasti teman-teman sedang bertepuk tangan, menyambut Vina meniup lilin berbentuk angka 10. “Maafkan aku, Vina. Aku tak punya kado untukmu.” Bisikku sambil mengusap-usap bunga matahari. Langkah kaki Mbak Ambar mengagetkanku,” Ran, bantu Mbak memindahkan tanaman di pot-pot ini ya,” ujarnya sambil mengeluarkan pot-pot kecil dan 2 keranjang rotan. “Aku mau memberi hadiah untuk Bu Ning, guru les matematikaku.” “Aneh, hadIah kok tanaman. Memang pantas?” tanyaku. “Loh, kenapa tidak? Bu Ning suka bunga. Bunga potong, kan, cepat layu. Ini lebih awet.” Terlihat dua pot yang tersisa aku tanami pohon bunga matahari kecil. Kedua pot itu aku susun di keranjang rotan, lalu ku bungkus plastik dan ku hiasi dengan pita besar. Mirip parsel. Besok aku bisa mengantar kado ini ke rumah Vina, pikirku. Esok paginya, aku sudah meletakkan keranjang rotan itu di atas sepedaku. Tiba-tiba mobil Vina berhenti di depan rumahku. “Hei, kau sudah sembuh? Aku khawatir sakitmu parah.” Seru Vina sambil turun dari mobil. Aku tersenyum, “Aku baru mau mengantar kado ini. Belum terlambat, kan?” Vina menjerit kegirangan. Digendongnya keranjang berpita itu. “Wah, kok tau, sih, kalau aku ingin bunga matahari?” Aku senang melihat sahabatku kegirangan. Apalagi melihatnya begitu rajin merawat kedua pohon itu. Anehnya keduanya lalu tumbuh subur dan berbunga. Bahkan ketika akhirnya Vina pindah ke kota lain, ia membawa biji-biji bunga itu untuk ditanam di rumahnya yang baru. Suatu hari, bunyi sepeda motor menderu di depan rumah. Pak Pos menyerahkan sebuah paket untukku. Tak sabar aku buka. Sebuah lukisan dan selembar kartu. Aku bukan tukang kebun yang pintar. Karena itu, aku khawatir jangan-jangan bunga matahari hadiahmu akan mati. Agar abadi, aku coba melukisnya. Lukisan tidak akan mati, meskipun cuaca dan musim berganti. Begitu pula persahabatan kita. Takkan putus meskipun tahun-tahun berlalu dan mengantarkan kita menjadi dewasa. Mataku berkaca-kaca. Ah Vina. 3. Cerita pendek atau cerpen terbaik Cerita pendek terbaik yang penuh pesan moral berikut dikutip dari buku 20 Cerita Manis Majalah Bobo 2016 karya Marya Margareta Erawati. Sepatu Ditukar Makanan “Lalalalalala….” Terdengar senandung Nini di suatu sore yang cerah. Sesekali ia berlari kecil sambil melompat ceria. Hari ini Nini bergembira karena dia berulang tahun. Mamanya tadi menghadiahkan uang seratus ribu rupiah, sesuai permintaannya. Nini ingin membeli sepatu dengan uang tersebut. Nini memang sudah lama ingin membeli sepatu merah muda. Sepatu itu terpajang di etalase toko dekat rumahnya. Sepulang sekolah tadi, Nini melihat tulisan potongan harga di toko itu. Wah, Nini tambah bersemangat menuju toko sepatu itu. “Nah tinggal menyeberang jalan, sampai deh! Tunggu, ya, sepatu, sebentar lagi kau akan menjadi milikku.” Kata Nini dalam hati sambil tersenyum. Baru saja ia akan menyeberang, tiba-tiba ada yang menarik ujung bajunya. “Kak, minta Kak….. Hari ini saya belum makan.” Terdengar suara lirik anak laki-laki. Nini menoleh. Tampak seorang anak laki-laki berwajah sedih dan lesu. Badannya kurus, hanya ditutupi kaos tipis dan celana pendek kumal. Kakinya pun tak beralaskan apa-apa. Nini melihat anak itu dengan iba. Tetapi ia ingin segera pergi ke toko sepatu, takut sepatu itu dibeli oleh orang lain.“Oh ya, aku kan punya uang lima ribuan untuk beli es krim,” gumam Nini. Tangannya langsung merogoh saku bajunya. Buru-buru ia memberikan uang itu kepada anak laki-laki itu. Ketika menerima uang itu, wajah anak itu berubah gembira. “Terima kasih, Kak!” “Ya!” teriak Nini sambil menyeberang jalan. Setibanya di depan toko sepatu, Nini segera masuk. Matanya langsung melihat sepasang sepatu merah muda berpita. “Nah, ini dia yang kucari.” Kata Nini gembira, sambil membawa sepatu merah jambu itu ke kasir. Akan tetapi, setiba di depan kasir, Nini tak bisa menemukan uangnya. Dengan gugup, diperiksanya semua kantong di bajunya, tetapi nihil. Dengan wajah merah karena malu, Nini akhirnya berkata kepada petugas kasir, “Maaf Mbak, saya enggak jadi beli.” Nini berjalan keluar toko dengan perasaan kecewa. Di depan toko, ada dua anak laki-laki yang menunggu Nini. Salah satunya adalah anak pengemis tadi. “Kakak!” sapa anak yang lebih besar sambil menghampiri Nini. “Terima kasih banyak, Kak! Kakak baik sekali memberikan uang seratus ribu kepada adik saya. Uang ini akan kami pakai untuk membeli makan selama beberapa hari. Juga untuk membeli obat Ibu. Sudah dua hari ini, Ibu kami sakit. Ayah kami sudah lama meninggal. Terima kasih banyak ya, Kak, terima kasih. Semoga Tuhan membalas kebaikan Kakak.” Sahut anak itu sambil menundukkan kepalanya berkali-kali. “Ooh… yaa…” sahut Nini sambil terbengong-bengong. Kemudian kedua anak itu pergi bergandengan meninggalkan Nini yang masih tertegun. Beberapa saat kemudian, Nini tertawa sendiri. “Ternyata yang aku kasih tadi itu seratus ribuan, bukan lima ribuan. Pantas saja seratus ribuanku tidak ada! Hahaha…” Entah mengapa, perasaan kecewa Nini tadi langsung hilang, kini ia malah sangat gembira. Bahkan lebih gembira daripada saat ia menerima uang itu dari Mama tadi. Setiba di rumah, Nini segera memeluk mamanya. “Terima kasih ya, Ma. Selama ini Mama sudah baik pada Nini.” Kata Nini sambil tersenyum. Mama yang sedang memasak di dapur, jadi bingung. “Loh, ada apa, Sayang? Mana sepatu merah mudanya?” “Sudah aku tukar dengan makanan dan obat, Ma.” Kata Nini sambil tertawa. Mama bertambah bingung. Kemudian Nini menceritakan kejadian tadi. “Menerima itu menggembirakan. Namun, memberi ternyata jauh lebih menggembirakan hati ya, Ma.” Lanjut Nini. “Ah, anak Mama ini. Bertambah usia, ternyata semakin bijaksana.” puji Mama sambil mengusap lembut rambut Nini. 4. Cerita pendek fantasi Cerita pendek fantasi berikut dikutip dari buku Kumpulan Cerpen Anak Payung-payung Impian 2017 karya Yosep Rustandi. Ransel Ajaib Ibu Toti adalah guru di Sekolah Pelangi. Semua murid sangat mencintainya. Karena Bu Toti ramah, penyayang, menerangkan pelajaran apapun gampang dimengerti, dan mempunyai ransel Ajaib. Ratri juga menyayangi Ibu Toti. Ratri baru sebulan pindah ke Sekolah Pelangi. Tapi Ratri tidak percaya kalau Bu Toti mempunyai Ransel Ajaib. “Tidak mungkin ada ransel Ajaib yang bisa mengeluarkan banyak benda.” Kata Ratri. “Kalau tidak percaya, ikut saja bila berjalan-jalan di tepi hutan,” timpal Asih, teman sebangku Ratri. Bu Toti sering mengajak jalan-jalan murid-muridnya. Dia menerangkan ilmu pengetahuan sambil langsung melihat alam. Bila jalan-jalan, Bu Toti selalu membawa ransel gendong ajaibnya. Ransel berwarna pink muda yang lucu. Di depannya digantung boneka monyet yang sedang tersenyum. Waktu jalan-jalan ke perkampungan di tepi hutan, Bu Toti memberikan hadiah kepada saja yang ditemuinya. Ada yang diberi mi instan, susu bubuk, beras, tepung terigu, cangkul, baju, dan benda lainnya. Semua benda yang diberikan itu dikeluarkan dari ransel gendongnya. “Anak-anak, kita beristirahat di sini. Kita duduk melingkar,” kata Bu Toti setelah memasuki hutan. “Tapi sebelum kita makan, ada yang ingin diberi bagian terlebih dahulu.” Bu Toti mengeluarkan banyak buah-buahan. Ada apel, pisang, pepaya, pear, jeruk, dan semangka. Tiba-tiba bermunculan banyak binatang. Ada kelinci, rusa, kura-kura, monyet, burung, dan entah apa lagi. Ratri terkejut dan takut. “Tenang saja, itu teman-teman Bu Toti, teman-teman kita juga,” kata Asih. Setelah binatang itu pergi, Bu Toti mengeluarkan makanan dan minuman lagi. Setiap siswa mendapatkan sebungkus nasi dan lauknya, sebotol minuman mineral, dan sebuah buah-buahan. Ratri takjub melihatnya. Ransel Bu Toti memang benar-benar ajaib. Menjelang siang mereka pulang. Di perjalanan pulang, Bu Toti menghampiri Ratri. “Ratri tidak usah heran dengan ransel Ibu.” Kata Bu Toti seperti tahu apa yang ada di pikiran Ratri. “Ini adalah ransel ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu menakjubkan. Semakin kita memberikannya kepada orang lain, kepada makhluk lainnya di dunia ini, bukannya menjadi habis, tapi malah semakin banyak.” Ratri tersenyum. “Makanya, Ratri harus pintar, banyak membaca, banyak belajar,” sambung Bu Toti. Ratri memeluk Bu Toti. Dia berjanji akan belajar sungguh-sungguh, membaca sebanyak-banyaknya. Dia ingin mempunyai ransel pengetahuan yang ajaib. Dia ingin menjadi orang pintar yang membagikan ilmu pengetahuannya dengan bijaksana. 5. Cerpen jenaka atau lucu Contoh cerita pendek lucu berikut dikutip dari buku 100 Kisah Jenaka untuk Anak Muslim 2019 karya Gamal Kamandoko. Bukan untuk Aku Mamat berlibur ke rumah neneknya di desa. Kedatangan Mamat disambut dengan sukacita oleh neneknya. Agar cucunya betah, nenek Mamat memperlakukan Mamat dengan istimewa. Untuk makan Mamat, neneknya menyediakan makanan yang enak-enak. Sebelum Mamat tidur, neneknya mendongeng. Setelah Mamat tidur, neneknya tetap terjaga di dekat Mamat untuk menjaga Mamat dari gigitan nyamuk. Pokoknya, nenek Mamat memperlakukan Mamat dengan istimewa. Suatu pagi nenek Mamat menyediakan sarapan. Menunya nasi goreng, dua potong ayam kampung goreng, pisang, dan segelas air putih. Nenek Mamat juga menunggui cucu kesayangannya itu saat sarapan. "Bagaimana, Mat, masakan Nenek enak?" "Wah, enak sekali, Nek." puji Mamat yang membuat neneknya senang. "Nasi goreng bikinan Nenek enak banget. Ayam gorengnya enak banget. Pokoknya semuanya enak banget." "Kalau kamu di rumah, bagaimana dengan sarapanmu?" "Kadang istimewa dan kadang juga biasa-biasa saja, Nek." jawab Mamat jujur. "Tergantung keuangan ibu, kan, Nek?" Nenek Mamat tersenyum dan mengelus-elus rambut Mamat. "Tapi kalau Mamat sedang sarapan di rumah, ibu selalu membuat satu gelas susu, dua lembar roti bakar, dan dua butir telur setengah matang," jawab Mamat. Nenek Mamat menganggukan kepala. Keesokan harinya, Mamat terheran-heran dengan menu sarapan yang disediakan neneknya. Di meja makan telah tersedia dua lembar roti bakar, dua butir telur ayam kampung setengah matang, dan satu gelas susu. "Kenapa Mat?" nenek Mamat terkejut karena dilihatnya Mamat kurang suka dengan sarapan yang sudah ia sediakan. "Bukankah sarapan seperti ini yang biasa kamu makan di rumah?" "Nek," kata Mamat, "yang biasa sarapan dengan dua lembar roti bakar, dua butir telur ayam kampung setengah matang dan satu gelas susu itu ibu! Bukan Mamat, Nek!" 6. Cerita pendek tentang pelajar atau pendidikan sekolah Cerita pendek pelajar yang mengisahkan mengenai dua anak sekolah berikut ini dikutip dari buku 20 Cerita Manis Majalah Bobo 2016 karya Kemala P. Surat Bu Guru Merah padam wajah Iin ketika melihat Reza merobek-robek surat itu di hadapannya. Ingin rasanya ia menampar anak itu. Tapi dia tak punya keberanian. Cepat-cepat ia membalikkan tubuhnya. Berlari ke luar tanpa mengucapkan apa-apa. Ia kesal. Ia marah. Tapi kepada siapa? Tadi pagi ketika Bu Guru mengabsen, beliau mengeluh. “Lagi-lagi Reza tidak masuk. Ini sudah hari kedua. Siapa yang tahu ke mana dia?” tanyanya. Tak seorang pun menjawab. “Siapa yang tinggal dekat dengan rumah Reza?” tanya Bu Guru lagi. “Iin, Bu!” sahut Meta. “Kalau begitu sepulang sekolah nanti mampir ke kantor. Ibu mau menitipkan surat untuk orang tua Reza.” Kata Bu Guru kepada Iin. Iin tidak berani menolak, meskipun sebenarnya ia enggan melakukan tugas itu. Rumahnya memang berdekatan dengan rumah Reza. Bahkan persis berada di belakangnya. Untuk menuju rumahnya, Iin harus melalui gang yang tertelak di sebelah kiri rumah Reza. Jadi setiap pergi dan pulang sekolah, ia selalu melewati rumah Gedung yang bagus itu. Hanya saja gerbang masuk rumah Reza berada di sisi jalan yang lain. Iin perlu memutari jalan itu untuk ke rumah Reza. Akan tetapi, bukan itu alasannya tak pernah mampir ke sana. Iin merasa agak segan pada anak itu. Reza juga selalu bersikap acuh tak acuh bila Iin lewat di samping rumahnya. “Sudah disampaikan suratnya?” tanya Bu Guru keesokan harinya. Iin mengangguk. Tak berani ia menceritakan hal yang sebenarnya. “Tapi mengapa Reza belum juga masuk sekolah?” tanya Bu Guru lagi. “Apa dia sakit?” Iin menggeleng. “Kalau begitu, tolong berikan surat Bu Guru kepada orang tuanya sepulang sekolah nanti. Mungkin surat yang kemarin belum sempat mereka baca.” Kata Bu Guru. Iin mengeluh dalam hati. Lagi-lagi dia tidak punya keberanian untuk menolak. Kini pun kakinya gemetaran saat dia melangkah memasuki halaman rumah Gedung yang bagus itu. “Surat lagi?” tegur Reza yang sedang asyik bermain dengan anjingnya. “Sini biar ku robek.” Sesaat Iin kaget mendengar sambutan Reza. Ia tersinggung. Rasa marahnya timbul sehingga lupa pada ketidakberaniannya. “Sombong!” katanya geram. Dilemparnya surat Bu Guru ke kaki Reza. “Tuh! Robek-robek sepuasmu. Agar besok aku lagi yang disuruh mengantar surat ketiga ke sini. Apa kamu tidak tahu kalau waktu ku terbuang gara-gara surat itu? Aku harus membantu ibuku, tahu! Orang tuaku tidak kaya. Karena itu, ibuku harus berjualan agar aku bisa sekolah. Tak seperti kamu. Kamu masih sanggup cari sekolah lain kalau kamu dikeluarkan dari sekolah kita. Orang tuamu, kan, kaya. Bisa membayar berapa saja untuk membayar sekolahmu!” tanpa Iin sadari ia sudah menangis tersedu-sedu. Reza terpaku mendengarnya. Dia tidak mengerti mengapa Iin bersikap seperti itu. Dia lebih tidak mengerti lagi ketika Iin tiba-tiba lari meninggalkan rumahnya. Hatinya jadi tidak enak. Semalaman dia tidak tidur. Bayangan Iin yang menaNgis sesudah berteriak-teriak tadi terus mengganggunya. Iin juga tidak bisa tidur semalaman. Dia menyesal karena telah melampar surat itu ke kaki Reza. Seharusnya ia menyerahkan surat itu langsung kepada orang tua Reza. Bukan membiarkan Reza merobek-robeknya. Apa yang harus dikatakannya nanti kepada Bu Guru, bila beliau menanyakan surat itu? Ah…. Iin jadi enggan ke sekolah. Pagi ini dia sengaja bangun berlambat-lambar. “Sudah siang, In. biar Ibu saja yang mengatur pisang itu. Kau berpakaianlah.” Kata Ibunya yang sedang menggoreng pisang. Iin menggeleng lemah, “Saya tidak sekolah, Bu.” Sahutnya dengan suara setengah berbisik. “Tidak sekolah?” dahi Ibunya berkerut. “Kenapa? Ada rapat guru lagi?” Iin menggeleng, pipinya memanas. Tidak enak rasanya mengatakan hal yang sebenarnya pada ibunya. Selama ini ibunya telah berusaha keras agar dia dan adik-adiknya bisa bersekolah dengan baik. Penghasilan ayahnya sebagai pegawai kecil tentu tidak mencukupi. Itu sebabnya ibunya menitipkan pisang goreng dan kue-kue di warung-warung yang ada di sekitar rumah mereka. ibunya juga menjual keripik singkong dan kacang bawang. Karena itu, Iin hampir tidak punya waktu untuk bermain. Ia harus membantu ibunya mengiris singkong dan mengupas kacang. Sebelum berangkat sekolah dia menitipkan jualan ibunya dulu di warung. Itu pula yang membuat dia selalu merasa rendah diri bila berhadapan dengan Reza. “Mbak Iin dijemput temannya.” Lapor adiknya. “Siapa?” tanya Iin heran. Tidak biasanya temannya menjemput untuk berangkat bersama ke sekolah. “Wah kau belum siap? Sudah pukul setengah 7, nih.” Sebuah suara di belakangnya mengejutkan Iin. Iin menoleh dan… termangu. Reza telah siap dengan seragam dan tasnya. “Maafkan sikapku kemarin, In. setelah kupikir-pikir, aku memang salah. Kupikir orang tuaku tidak akan tahu karena mereka sedang berada di luar kota. Aku tidak sadar kalau perbuatanku itu telah menyusahkan kamu.” Kata Reza malu-malu. Mendengar pengakuan Reza, Iin tersenyum senang. Kini dia bisa sekolah dengan tenang tanpa harus memikirkan soal surat kemarin. “Syukurlah kalau kau akhirnya mau sekolah.” Katanya lega. “Itu sebabnya aku ke sini menjemputmu.” Sahut Reza. “Menjemputku? Bisanya kau diantar mobil.” Iin heran. “Mulai hari ini aku akan jalan kaki bersamamu. Masih sibuk, ya?” Reza berjongkok di dekat Iin yang masih mengatur piring di atas nampan. “Sini kubantu. Kau berpakaian saja.” Reza ikut mengatur pisang goreng itu meskipun Iin dan ibunya berulang kali melarang. Akhirnya mereka membiarkan saja karena Reza nampak senang melakukannya. “Di rumah, aku tidak punya teman. Tidak punya kesibukan. Aku janji akan sering datang ke sini untuk membantumu. Tapi kau juga harus janji padaku,” kata Reza. “Janji apa?” “Janji akan membantuku mengejar ketertinggalan selama aku bolos. Mau, kan?” pinta Reza. Iin mengangguk. Diam-diam dia merasa bahagia karena kini Reza telah berubah. Semoga Reza dapat menjadi anak yang begruna di kemudian hari. 7. Cerpen tentang moral kehidupan Cerpen penuh dengan pesan moral berikut ini dikutip dari buku Antologi Cerpen Anak Coretan Pena 2021 karya Rinah Handaiyani. Anoa dan Anak Penggembala Di desa kecil dan terpencil hiduplah keluarga sederhana yang tinggal di ujung desa tepi sungai. Keluarga La Balawa itulah sebutan mereka. Sehari-hari mereka hanya menghabiskan waktu untuk berkebun dan mencari kayu bakar untuk memasak dan dijual ke pasar. La Balawa adalah kepala rumah tangga yang bekerja merantau mengikuti kapal laut, ia meninggalkan Wa Rimba istrinya dan satu anak yang bernama La Hane. La Hane adalah anak yang penurut, setiap hari dia membantu ibunya berkebun dan pergi mencari kayu bakar. Suatu hari, ibunya menyuruh La Hane utnuk pergi mencari kayu bakar di tepi hutan ujung desa. "Hane... Oh La Hane." Panggil Wa Rimba. "Iya Ibu." Jawab La Hane. "Coba kau pergi cari kayu bakar untuk dijual dan buat kita pakai memasak." Ujar ibu La Hane. La Hane pun bergegas pergi ke hutan, jarak antara rumah mereka dengan hutan hanya sekitar satu kilometer. Selain anak yang penurut, La Hane juga adalah anak yang kuat, ia mampu memikul kayu dengan kedua pundaknya tanpa merasa lelah meskipun harus pulang balik antara hutan dan rumahnya. Kali ini tampak tak seperti biasanya, saat sedang mencari kayu bakar, La Hane melihat ada seekor Anoa betina yang terjerat perangkat pemburu hutan. Awalnya La Hane tidak menghiraukannya dan sibuk memotong kayu, tapi tiba-tiba, "Tolong.... Tolong aku." Tangis Anoa dalam keaadaan kaget "Siapa itu?" tanya La Hane. "Tolonglah aku wahai anak yang baik hati, bantulah aku melepaskan jeratan ini." Jawab Anoa. "Ka-kau Anoa bisa berbicara?" tanya La Hane. "Tolonglah aku, jeratan ini sakit sekali. Janganlah takut." Jawab Anoa. La Hane terdiam sejenak melihat Anoa tersebut, La Hane tidak tega melihat Anoa yang telah merintih kesakitan akibat tali jeratan pemburu hutan tersebut. la Hane pun membantu Anoa tersebut. Tetapi saat ingin membuka tali jeratan, pemburu datang untuk melihat perangkapnya. "Astaga pemburu datang!" ujar La Hane. "Anoa aku akan menyelamatkanmu tetapi tunggulah sebentar, pemburu itu datang." Ujar La Hane lagi. La Hane pun bersembunyi di balik daun lebar dan pohon-pohon. "Waahhh.... Anoa ini sudah masuk perangkapku." Ujar pemburu. "Ayah... ayah... kemarilah. Ayo lihat ke sini. Ada Anoa yang sangat besar!" teriak anak pemburu. "Benarkah? Anoa besar telah masuk perangkap kita?" jawab pemburu. "Benar Ayah! Cepatlah sebelum Anoa itu berhasil kabur," ujar anak pemburu. "Iya, tunggulah di situ. Hahaha, hari ini aku menghasilkan banyak uang." "Hei Anoa tunggulah kau di sini, sebentar lagi giliranmu," ujar pemburu. Pemburu sangat senang dan tampak girang karena hasil buruannya. Setelah pemburu pergi untuk mengecek buruannya yang lain di salah satu perangkapnya, La Hane bergegas pergi ke tempat Anoa tadi. Hari sudah semakin siang, La Hane belum juga pulang, ibunya menjadi sangat khawatir. "Dimana anakku ini sudah siang belum pulang juga?" ujar Wa Rima dengan nada cemas. La Hane membuka tali perangkap dengan cepat dan berhati-hati agar tidak ketahuan oleh pemburu dan Anoa tidak merasa kesakitan. Dan La Hane pun berhasil membuka perangkap tersebut. "Anoa ikatanmu sudah terlepas sekarang, pergilah kau," ujar La Hane. "Aku akan ikut denganmu, rawatlah aku dengan baik maka hidupmu akan berubah," jawab Anoa. "Ta-tapi...," tiba-tiba La Hane memotong pembicaraan. "Ayolah cepat bawa aku ke rumahmu, sebelum pemburu itu datang dan menangkapku lagi." "Iyaa baiklah. Ayo segera ikuti aku." La Hane dan Anoa berjalan keluar dari hutan, hari sudah sore dan mereka pun tiba di rumah. Alangkah terkejutnya ibu La Hane melihat Anoa yang dibawa oleh anaknya. "Hane, Anoa siapa ini?" tanya Wa Rimba. "Ibu, Anoa ini ku tolong dari perangkap pemburu dan dia kesakitan akibat perangkapnya, Anoa ini akan dibunuh dan dijual," jawab La Hane. "Jadi apakah kita rawat saja Anoa ini Sambil menunggu jikalau tiba-tiba pemiliknya mencarinya." "Iya Ibu, kita rawat saja, lagi pula Anoa ini ku dapatkan dari hutan, jadi tidak mungkin ada yang memilikinya," jawab La Hane. "Sudahlah kalau begitu sekarang kau makan dulu, ibu akan menyimpan Anoa ini di belakang rumah kita," ujar Wa Rimba. Setelah Anoa tersebut dirawat dan dipelihara oleh La Hane dan ibunya, kehidupan mereka berubah. La Hane menjadi seorang anak pengembala Anoa dan semua Anoa mereka tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Sehingga ayah La Hane tidak perlu lagi pergi merantau dan sibuk mengurus Anoa bersama keluarganya. 8. Contoh cerita pendek atau cerpen tentang motivasi Cerita pendek anak yang penuh motivasi berikut ini dikutip dari buku Cerita Anak Hebat 2017 karya Verena Mumtaz dan Ferlina Gunawan. Bola Voli Seta "Smash!" Dio dan timnya makin bersemangat mengalahkan lawan. Dio men-smash bola, lawan tidak siap menerima bola Dio, hingga bola jatuh ke daerah lawan. Penonton bersorak ketika tim Dio dinyatakan menang. Namun Seta kesal melihat itu semua. Ia membayangkan dirinyalah yang men-smash bola itu. Ini semua gara-gara Kak Tia, desahnya. Pertandingan telah usai. Para pemain yang dulunya adalah tim Seta, berkerumun di bawah pohon. Mereka menceritakan pengalaman mereka ketika bertanding. Seta mendengarkan dengan hati sedih. Ia menyesal mengapa Allah menakdirkannya menjadi orang cacat. Dan sedihnya lagi, ia tidak bisa bercerita seperti mereka. Seta pulang dengan langkah gontai. Andai saja dia tahu akan terjadi kecelakaan waktu itu, pasti dia akan menolak ajakan Kak Tia melihat sirkus. Kecelakaan itu merenggut kakinya sampai lutut. Sejak itu, bola voli hanya menjadi kenangan bagi Seta. Tak ada lagi sorak-sorai meneriakkan namanya ketika mencetak skor. Seta merasa menjadi anak yang tak berguna. Tidak bisa bermain dengan teman-temannya, tak bisa berlari dengan gesit. Kini hidupnya bergantung pada kruk penyangga kakinya. "Ada apa, Seta? Kok cemberut?" Kak Tia menyambut kedatangan Serta serta mengurungkan niatnya masuk rumah. Ia memilih duduk di teras. "Enggak, kok." Jawab Seta dengan wajah kesal. "Kamu pasti sedih karena tidak bisa bermain voli lagi." Seta hanya terdiam, lalu tidak bisa membendung air matanya. "Seta, maafkan Kak Tia ya? Tetapi Kak Tia yakin Seta bisa menjadi orang yang sukses meski pakai kruk. Ada banyak orang yang tidak sempurna bisa sukses. Kalaupun Seta tidak bisa bermain voli lagi, mungkin Seta bisa menjadi wasitnya." Hibur Kak Tia. Seta memandang Kak Tia. Dia semakin kesal melihat wajah kakaknya. "Ini semua gara-gara Kakak!" jerit Seta. Seta berdiri lalu masuk ke rumah. *** Kini Seta lebih suka melihat pertandingan voli, tidak hanya dari lapangan tetapi juga di televisi. Ketika ia melihat wasit bola voli hanya berdiri di samping net sambil mengawasi jalannya pertandingan, terbesit dalam hati Seta untuk menjadi wasit juga. Sejak itu, Seta mulai mengamati kerja wasit ketika pertandingan, membaca aturan permainan, dan lebih jeli melihat kapan bola jatuh ke daerah lawan dan menambah skor. Dia juga membaca informasi di internet, dan kadang Seta berbicara sendiri ketika melihat teman-temannya berlatih, seakan dia wasit yang andal. Pada suatu ketika, Andi tidak masuk. Andi yang setiap hari menjadi wasit mendadak pindah ke luar kota. Teman-teman dalam tim kebingungan mencari wasit. Kelompok mereka sudah pas, dan menjadi wasit pun tidak semua orang bisa. "Bagaimana ini?!" kata Nizar khawatir. "Iya, kalau tidak ada wasit, kita tak bisa latihan..." ujar Fandi. Anggota tim bola voli itu bingung, jadwal yang telah mereka rencanakan terancam batal, padahal seminggu lagi mereka akan bertanding. "Aku bisa menggantikan Andi," kata Seta penuh percaya diri. Teman-teman Seta menoleh ke arah Seta dengan tidak percaya. "Mana mungkin kamu bisa?" tanya Dio. "Wasit harus adil. Wasit juga harus paham aturan permainan seperti kapan bola dikatakan masuk, dan setiap pemain harus bermain sesuai tugasnya, seperti tasser yang tidak boleh men-smash bola," jelas Seta meyakinkan. Teman-teman terhenyak mendengar penjelasan Seta. Akhirnya mereka menerima Seta menjadi wasit. Dio memberikan peluit kepada Seta dengan ragu. Berkat bantuan Dio, Seta dapat naik ke panggung kecil di samping net. Ia mengawasi permainan teman-temannya dengan saksama. Mereka menyukai Seta karena ia wasit yang adil. Seta merasa senang karena meski tidak bermain, ia bisa menjadi bagian dari permainan voli. Sekarang Seta tak lagi menyesali kemalangannya. Bahkan ia sangat bersyukur, Kak Tia benar, meski tidak menjadi pemain, aku bisa menjadi wasitnya, batin Seta. 9. Contoh cerpen keluarga Contoh cerita pendek kehidupan yang bercerita tentang sebuah keluarga berikut dikutip dari buku 20 Cerita Manis Majalah Bobo 2016 karya Nur Ayati. Kado Buat Keluarga Hari ini Titin kelihatan murung. Lia, teman sebangkunya jadi heran. "Minggu depan aku ulang tahun. Aku ingin sekali dirayakan. Tetapi Ayah sedang tidak punya uang. Dan kata Ibu, kalaupun ada uang, akan digunakan untuk biaya adikku masuk sekolah." Jawab Titin. "Loh, orang tuamu benar, kan?" ujar Lia. Titin mengangguk berat, ia tahu bahwa itu betul, tetapi ia ingat saat ia datang ke pesta ulang tahun Lia. Meriah sekali. Rumah Lia dihias warna-warni. Ada kue ulang tahun dengan krim warna-warni juga. Lia menerima banyak kado. Temannya itu tampak sangat senang. Nah, inilah yang sangat diharapkan Titin. Kalau ulang tahunnya tak dirayakan seperti itu, rasanya tak mungkin ia mendapat banyak kado berwarna-warni. Selama di kelas, Titin tidak bisa konsentrasi belajar. Lia berusaha menghibur temannya. Sepulang sekolah, Lia mengajak Titin mampir ke rumah tantenya. Ia ingin mengembalikan buku yang dipinjam mamanya. Di tengah perjalanan, Lia berkata, "Bagaimana kalau acara ulang tahunmu dirayakan di rumahku saja? Pasti mama dan papa senang," ujar Lia. Tentu saja, Titin kaget dan senang. Tetapi setelah berpikir sejenak, ia menolak tawaran Lia. Titin tidak mau merepotkan keluarga Lia. Lagipula, orang tua Titin pun pasti tidak setuju. "Buku apa, sih, yang dipinjam mamamu?" tanya Titin kemudian, berusaha mengalihkan perhatiannya. "Buku kerajinan tangan dari bahan bekas. Bagus-bagus deh. Cara membuatnya juga mudah." Jawab Lia sambil memperlihatkan buku tantenya. Titin senang sekali melihat berbagai hasil kerajinan tangan yang ada di buku itu. Tiba-tiba ia mendapat ide yang cemerlang. "Lia, boleh aku pinjam buku ini?" tanya Titin. Lia berpikir sejenak. "Mmm, sebaiknya buku ini kita antar dulu ke rumah tanteku. Nanti di sana kamu bisa meminjamnya pada tanteku," ujar Lia kemudian. Titin setuju. Tentu saja, tante Lia mau meninjamkan buku itu kepada Titin. Esok harinya, pulang sekolah, Titin langsung masuk kamar. Ia lalu sibuk mengumpulkan kain-kain bekas dan beberapa botol bekas air mineral. Ia juga membolak-balik halaman buku kerajinan tangan milik tante Lia. Sepanjang hari Titin berada di kamar. Ia hanya keluar jika ingin makan atau ke kamar kecil. Wajah Titin tampak begitu ceria. Ibu Titin agak bingung. Ia mengira Titin akan bersedih karena ulang tahunnya tidak dirayakan, tetapi Titin kelihatan begitu gembira. Dengan cemas, Ibu membuka pintu kamar Titin pelan-pelan. Oo, tampak Titin sedang menggunting-gunting kain warna-warni dan menempelkannya di beberapa botol kosong. Ibu pikir Titin sedang mengerjakan tugas prakarya sekolah. Ia membiarkan Titin dengan kesibukannya. Tak terasa waktu terus berjalan. Hari ulang tahun Titin pun tiba. Pulang sekolah, Titin agak kecewa karena ia tidak melihat kue ulang tahun dan hiasan warna-warni di rumahnya. Tetapi Titin berusaha berbesar hati. Bahkan Titin kini merasa bahagia karena ia tidak merepotkan orang tua. Ia juga senang karena adiknya akan segera masuk sekolah. Ah, pasti adikku lucu sekali di hari pertama sekolahnya, gumam Titin. Malam harinya, Titin meminta Ayah, Ibu, dan Adik berkumpul di ruang tamu. Setelah semua berkumpul, Titin meminta semua berdoa untuk kebahagiaan keluarga. Titin lalu masuk ke kamarnya dan kembali ke ruang tamu sambil membawa 3 bungkusan. "Ini untuk Ayah, ini untuk Ibu, dan ini untuk Adik." Titin memberikan tiga buah bungkusan. Adik Titin girang sekali. Ia langsung membuka bungkusan itu. "Oho, boneka beruang. Lucu sekali. Terima kasih, Kak." Ucapnya sambil melompat-lompat. Ayah dan Ibu agak bingung sejenak. Mereka langsung membuka bungkusan masing-masing. Ow, Ayah mendapat wadah alat tulis. Ibu juga sangat gembira, karena mendapat wadah kosmetik. Mata Ibu berkaca-kaca. "Memang kami yang mendapat hadiah, Tin? Ini kan, hari ulang tahunmu. Seharusnya kami yang memberikan kado untukmu." Ucap Ibu. Titin tersenyum. "Hari ini hari ulang tahunku. Berarti hari bahagia buatku. Jadi aku harus membagi kebahagiaanku kepada Ayah, Ibu, dan adik kecilku. Kata guru agama di sekolah, memberi lebih baik daripada meminta. Aku tidak boleh mengharapkan kado dari orang lain. Sebaiknya aku yang memberi kado kepada orang agar ulang tahunku lebih berguna." Lanjut Titin. "Kado-kado ini aku buat dengan meniru contoh dari buku milik tante Lia." Ayah dan Ibu berpandangan penuh haru. Anak perempuan mereka begitu manis dan baik hati. "Oh ya, kebetulan tadi Ibu beli abon di pasar. Kita makan nasi goreng abon ya," kata Ibu sambil berjalan menuju dapur. "Horeee!" teriak adik Titin girang. Nasi goreng buatan Ibu enak sekali. Sebelum makan mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Ternyata hari ulang tahun Titin jadi meriah juga meskipun tidak ada kue ulang tahun dan hiasan warna-warni. 10. Contoh cerpen tentang ibu Contoh cerita pendek tentang ibu berikut ini dikutip dari buku Kumpulan Cerpen Anak Payung-payung Impian 2017 karya Yosep Rustandi. Payung-Payung Impian Ibu adalah pedagang payung. Bangunan kecil dibuat di halaman rumah. Itulah warung Ibu. Di depannya dipasang spanduk bertuliskan "Payung-payung Impian". Itulah nama warung payung Ibu. Payung warna-warni bergantungan di sekeliling tembok warung. Ada juga payung yang dibuka. Calon pembeli biasanya bergaya memakai payung sambil bercermin. Ibu memang memasang cermin besar di dinding. Pulang sekolah, aku sering menemani Ibu menjaga warung payung. "Bu, kenapa warung kita dinamai Payung-payung Impian?" tanyaku suatu hari. "Kan, itu ide dari Kinan sendiri." Jawab Ibu. Aku tersenyum mengingat pengalaman setahun lalu. Sudah 2 tahun Ibu membuka warung payung. Awalnya karena Ayah meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Beberapa bulan setelah bersedih terus, Ibu memutuskan untuk membuka warung payung. Payung berbagai ukuran, berbagai corak dan warna, dikirim dari pengrajin payung kenalan Ibu. Setiap hari Ibu membuka warung dari pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Walau tidak ada pengunjung, Ibu selalu membuka warungnya. Aku sering bersedih bila sampai siang saat aku pulang sekolah belum ada seorang pun calon pembeli yang datang. Karenanya, setelah pulang sekolah aku sering menemani Ibu menunggui warung. Sebenarnya sejak naik ke kelas 5 SD, aku semakin sibuk. Ekstrakulikuler menggambar yang aku ikuti sejak kelas 2 membuatku semakin rajin ke sekolah. Ya, karena saat pemilihan ketua sebulan yang lalu, aku terpilih menjadi wakil ketua. Aku dan Nina yang menjadi ketua diminta Bu Erum untuk melatih anak-anak baru dalam menggambar sketsa. "Kalau kamu ada kegiatan di sekolah, tidak usah menemani Ibu." Ibu selalu berkata begitu bila melihat aku ragu-ragu untuk pamit ke sekolah lagi. "Tapi Kinan kasihan Ibu harus bengong sendirian menunggui payung." "Tidak apa. Ibu harus belajar lebih bersabar." *** Suatu malam Ibu masuk ke kamarku. Buku yang sedang aku baca disimpan di kasur. Pikirku, ini tidak biasa. Kalau Ibu menemani aku tidur, biasanya Ibu masuk setelah aku tertidur. Bukan saat membaca seperti ini. Selepas makan malam Ibu biasanya menjahit kain untuk payung dan memasangkannya ke rangka payung. Ya, selain berjualan, Ibu juga belajar membuat payung sendiri. "Besok Ibu mau berjualan di pasar kaget Lembang. Biasanya hari Minggu suka ramai pengunjung," kata Ibu. "Kalau Kinan mau ikut, tidurnya jangan terlalu malam." "Wah, Kinan pasti ikut, Bu." Tentu yang ada di pikiranku adalah jalan-jalan menyenangkan ke pasar kaget pada hari Minggu. Seperti dulu waktu Ayah masih ada. Seperti bila Nenek datang berkunjung. Tapi, perjalanan ke pasar kaget kali ini tidak seperti dulu. Subuh-subuh Ibu sudah membangunkanku. Setelah shalat subuh, kami berdoa semoga payung-payung itu laku. Setelah itu kami sarapan nasi goreng, lalu berangkat dengan membawa 2 tas besar berisi payung-payung. Tentu saja tidak ringan membawa 2 tas besar berisi payung-payung. Ibu menggendong tas yang satu dengan badan sedikit membungkuk karena berat. Aku sendiri tidak mampu mengangkat tas sendirian. Jadi, ibu menggendong satu tas di pundaknya, dan tangan kanannya membantuku menggotong tas yang satu lagi. Mencari tempat berjualan di pasar kaget ternyata tidak gampang. Tempat-tempat yang nyaman untuk berjualan sudah ada pemiliknya. Akhirnya Ibu mendapatkan tempat di ujung pasar, dekat lapangan bola. Udara masih dingin, matahari baru tampak semburat merah, tapi kami sudah berkeringat. Payung-payung pun dipajang. Sebagian dibuka. Semakin siang pengunjung semakin banyak. Tapi sampai pasar kaget ditinggalkan pengunjung, tidak ada satu payung pun yang terjual. Setelah Ibu membeli semangkuk bakso dan kami makan perbekalan nasi, Ibu mengajak pulang. Sampai di rumah, hari sudah siang. Meski saat ini awal musim hujan, biasanya dari pagi sampai tengah hari udara masih cerah. Aku ke dapur mengambil air putih. Saat masuk lagi ke dalam rumah, aku melihat Ibu menangis. "Kenapa, Bu?" tanyaku sambil menatap Ibu tidak mengerti. Ibu memeluk aku erat sekali. "Maafkan Ibu, membawamu ikut susah." Kata Ibu disela isaknya. "Payung-payung ini impian Ibu. Ibu bermimpi bisa membiayai hidup kita, bisa menyekolahkanmu setinggi mungkin. Tapi ternyata tidak gampang berjualan payung." *** Karena hujan semakin sering, Ibu memberi aku sebuah payung. "Bu, boleh kalau payung ini Kinan gambari?" tanyaku. "Sudah lama Kinan bermimpi punya payung yang ada cerita bergambarnya." "Boleh saja, payung itu sudah jadi milik Kinan." Aku pun menggambari payung dengan cerita bergambar lucu. Siapa sangka, dua hari kemudian ada 3 orang teman yang mau membeli payung, asal digambari seperti payungku. Ibu menyambut gembira kabar itu. Dia segera sibuk membuat sketsa gambar. Aku membantu mewarnainya. Oh iya, Ibuku itu pintar menggambar. Sekolahnya dulu adalah Fakultas Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia. Pernah juga Ibu bekerja selama satu tahun di galeri lukisan. Tapi, setelah menikah Ibu berhenti bekerja. Ibu kemudian mengajari aku menggambar sejak aku usia 2 tahun. Sejak itu, payung yang digambari cergam lucu semakin banyak yang memesan. Teman-temanku berfoto selfie dengan payung-payung itu di internet. Akibatnya, payung di toko semakin laku. Dan pemesanan lewat internet membuat kami semakin sibuk. "Kita namai saja warung kita itu payung-payung impian," kata Ibu suatu waktu. Aku mengacungkan jempol. Lalu kami berpelukan. Kami bersyukur, warung Payung-payung Impian sekarang sudah banyak pelanggannya. 11. Contoh cerita pendek tentang perjuangan Cerpen tentang perjuangan seorang anak ini dikutip dari buku 20 Cerita Manis Majalah Bobo 2016 karya Hadi Pranoto. Jalan Telah Terbuka Masa menjelang kenaikan kelas adalah masa yang amat menyenangkan bagi murid-murid. Ulangan umum sudah selesai, suasana di sekolah santai. Tinggal menantikan hari pembagian rapor yang menentukan kenaikan kelas. Sesudah itu, libur panjang, oh senangnya. Ada anak yang sudah merencanakan bertamasya ke luar kota ataupun ke luar negeri. Ada yang ingin menghabiskan waktu untuk mengerjakan hobi. Seperti si Mila yang ingin membuat permadani dari benang wol. Atau Guno yang ingin mengerjakan prakarya dari tripleks sepuasanya. Bagi Wardana, libur besar nanti mempunyai arti khusus. Ia akan naik ke kelas 6 SD. Libur ini akan diisinya dengan mencari uang. Pamannya, Mang Inang bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantor. Kantor itu akan merenovasi ruangan di lantai 2. Wardana boleh ikut membantu. Upahnya sehari dan ia diberi makan siang. War, demikian nama panggilannya, sudah membayangkan bahwa selesai liburan, ia akan mempunyai uang kira-kira Ia akan membeli sebuah payung besar. Payung itu untuk disewakan pada orang-orang di pertokoan yang membutuhkannya. Ibunya juga perlu modal untuk membuat kue cucur. Sisa upah akan ia belikan buku pelajaran untuknya sendiri dan adiknya, Wirya. Nah pada hari pertama liburan, pagi-pagi sekali War sudah berangkat ke rumah pamannya. Mang Inang sedang minum kopi dan menikmati pisang goreng. Bibinya menyambut dan membuatkan teh manis. "Rajin sekali kamu, War!" kata Mang Inang. "Pegawai baru harus rajin, Mang!" jawab War. Semua tertawa. Kemudian Mang Inang dan War berangkat ke kantor. War diperkenalkan pada Pak Rudi, pimpinan proyek. "Kecil amat. Kelas berapa si War, Mang Inang?" tanya Pak Rudi. "Kelas 5, Pak!" jawab Mang Inang. "Baru naik kelas 6, Pak. Walaupun kecil saya kuat dan rajin!" kata War. Pak Rudi dan Mang Inang tertawa. War pun mulai bekerja. Mang Inang dan kawan-kawannya membongkar sekat-sekat kayu sehingga ruangan lantai dua yang tadinya terdiri dari kamar-kamar menjadi ruangan luas. War membantu mengangkut kayu-kayu dan ubin-ubin bongkaran ke gudang di lantai satu. "Kriiing!" pukul setengah 12 bel berdering. Waktu istirahat telah tiba. War diajak makan di sebuah warung. "Kamu pesan saja satu macam lauk, satu macam sayur, dan tahu atau tempe. Jangan pesan daging sapi, daging ayam, dan ikan sekaligus. Setiap kali makan pilih salah satu!" pesan Mang Inang. War makan dengan nikmat. Setelah selesai makan, War mau ke atas untuk bekerja lagi. "Istirahat saja dulu. Tunggu bel berbunyi baru masuk lagi!" kata kawan-kawannya. Tapi War mengatakan ingin melihat-lihat halaman kantor. Di halaman kantor, sebuah mobil masuk. Seorang bapak keluar dari mobil. Ia membawa sebuah tas kantor dan sebuah bungkusan plastik besar. "Pak, boleh saya bantu bawakan?" tanya War dengan sopan sambil menunjuk bungkusan plastik itu. "Kamu siapa?" tanya bapak itu. "Saya War, keponakan Mang Inang. Saya membantu proyek bangunan di lantai dua," jawab War dengan jelas. "Oh, baiklah kalau begitu!" Bapak itu menyerahkan bungkusan plastik. War membawa bungkusan tersebut, lalu mengikuti bapak itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan. "Terima kasih, ya!" kata bapak itu. War pun kembali bekerja. Sekali-kali Pak Rudi datang dan mengamati kerja mereka serta memberi petunjuk. Tak terasa 10 hari kemudian, hujan turun mendadak. War melihat banyak karyawan yang turun dari mobil atau kendaraan lain dalam kondisi kehujanan. Banyak yang tidak menyangka akan turun hujan. "Pak Rudi apakah ada payung? Saya songsong bapak-bapak dan ibu-ibu yang tidak membawa payung supaya tidak kena hujan!" kata War, Pak Rudi meminjamkan payung. Para karyawan sangat senang. Ada karyawan yang berkata, "Pak Rudi, hebat juga, nih, anak buahnya!" Pak Rudi senyum gembira. Mulai hari itu banyak karyawan yang mengenal War. Kemudian beberapa dari mereka lantas ada yang membawakan baju bekas dan ada pula yang memberikan kue kepada War. War juga suka membantu mereka. Kadang-kadang karyawan yang di atas menitipkan sesuatu untuk karyawan yang bekerja di lantai 1 dan sebaliknya. Setelah bekerja 3 minggu, War dan Mang Inang dipanggil Pak Rudi. "War, kamu sudah bekerja dengan baik. Sikapmu juga sopan dan suka menolong. Seminggu lagi proyek ini selesai. Bagaimana kalau kamu seterusnya membantu di sini? Mang Inang sudah memberitahu kalau sekolahmu masuk siang. Kamu bisa bekerja dari pukul 7 hingga set 12 siang. Begitu bel istirahat berbunyi, kamu boleh pulang dan bersiap-siap ke sekolah. Tugasmu mengantarkan surat dari satu bagian ke bagian lain dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya, misalnya mengelap jendela, membuang sampah, dan sebagainya." Pak Rudi menjelaskan. "Mau, Pak Rudi, terima kasih!" kata War. Hatinya berbunga-bunga. Sore itu, War pulang dengan amat gembira. Ia bisa membayar uang sekolahnya sendiri dan masih bisa menabung setiap bulan. Jalan sudah terbuka baginya. Satu hal yang tidak disadari War adalah bahwa keberuntungan ini diawali oleh sikapnya yang rajin, sopan, dan suka menolong. 12. Cerpen tentang lingkungan Cerpen anak tentang lingkungan berikut dikutip dari buku Kumpulan Cerita Anak, Es Krim dari Sampah dan Cerita Lucu Lainnya! 2014 karya Tethy Ezokanzo dan Mantox Studio. Es Krim dari Sampah Sore itu, Pompom dan teman-teman bermain bola di taman. Mereka berlari, melompat dan menangkap bola dengan lincah. "Hosh... hosh... hosh... capek." Pompom membungkuk memegang lutut. "Istirahat dulu, yuk!" ajak Ditdot sambil mengeluarkan botol minum. "Ahhh, aku lupa membawa minum," erang Pompom. "Minum punyaku saja," tawar Ditdot. "Mhh... asyiknya kalau makan es krim" gumam Pompom sambil minum. Tapi uang Pompom sudah habis, ia hanya bisa membayangkan segarnya es krim. "Kita main lagi, yuk!" Ditdot berdiri sambil menepuk Pompom. "Ayo Pom, lempar bolanya! Hei, melamun, ya," tegur Moni. Pompom terdiam. Pandangan matanya tertuju pada Pak Krebi yang mengorek-ngorek tong sampah. "Kasihan Pak Krebi mencari makanan di sampah." Kata Pompom, "Pak Krebi sedang memilah sampah, kok." Sahut Moni terbahak. "Untuk apa?" tanya Pompom heran. Pompom segera menghampiri Pak Krebi. "Hai Pak Krebi! Bapak sedang cari apa?" tanya Pompom. "Oh, ini!" Pak Krebi mengacungkan botol bekas. Lalu ia memasukkannya ke kantong penuh botol dan kaleng bekas. "Ini dapat dijual, lho!" Pak Krebi menjawab keheranan Pompom. "Mahal ya?" tanya Pompom. "Harganya sih tidak seberapa, tapi botol ini nanti bisa didaur ulang menjadi barang yang lebih berguna," jelas Pak Krebi. "Selain itu, hitung-hitung untuk membersihkan taman dari sampah," mendengar penjelasan Pak Krebi, Pompom tertarik untuk ikut mencari botol. Pompom tergiur dengan uang hasil penjualan botol. "Lumayan kan buat jajan es krim." Pikir Pompom. Pompok melonjak senang ketika menemukan kaleng di bawah pohon. Dalam waktu singkat ia telah mengumpulkan banyak botol dan kaleng. Dari kolong kursi hingga semak-semak, ada saja botol berserakan."Lumayan kan?" seru Pak Krebi. Setelah botol dan kaleng terkumpul, Pak Krebi membawanya ke tukang loak. Di sana botol dan kaleng ditimbang lalu ditukar dengan uang. "Ayo kita jajan es krim!" Pak Krebi mengacungkan uang yang diterimanya. Keinginan Pompom tercapai, makan es krim! "Lezatnya..." gumam Pompom. "Padahal es krim kita ini dari sampah, hahaha" kata Pak Krebi terbahak-bahak. Pompom tertawa gembira menikmati jajanan dari hasil usahanya sendiri. Esoknya, Pompom bertekad untuk mengumpulkan botol lebih banyak. Terbayang jumlah es krim yang bisa dibelinya. Pompom mencari ke sana kemari, tapi ia tak menemukan satu pun. Pompom kemudian melihat Moni yang sedang duduk sambil membaca buku. Hei, di sebelah Moni ada botol minuman. Pompom melonjak senang. "Moni, botol ini untukku saja ya." Pompom langsung meraih botol Moni. "Eh botolnya masih kupakai. Lumayan bisa diisi lagi," tolak Moni. Moni dan Pompom bertengkar seru. "Moni, botol minuman dalam kemasan hanya boleh dipakai sekali saja," untunglah Pak Krebi melerai mereka. "Kenapa?" tanya Moni heran. "Kan sayang kalau langsung dibuang. Aku bisa menggunakannya lagi." "Karena berbahaya untuk kesehatan. Kalau ingin menggunakannya lagi, carilah yang seperti punyaku ini." Pak Krebi menunjukkan botolnya. Akhirnya Moni mengerti. Ia menyerahkan botolnya kepada Pompom. Pompom senang menerimanya. Ia melanjutkan mencari botol bekas. Rupanya hari ini taman bersih dari sampah. Pompom hanya mendapat sedikit botol bekas. Ia pulang dengan langkah gontai. Pompom sangat lelah. Sesampainya di rumah, ia langsung membuka kulkas mencari minuman dingin. "Aha!" gumam Pompom riang. Dilihatnya ada banyak botol minuman. Ia mengambil semua botol itu lalu membuang isinya ke wastafel. Untunglah Ibu segera muncul. "Astaga Pompom! Kenapa semua isinya dibuang?" jerit Ibu. "Aku sedang mengumpulkan botol bekas," jawab Pompom polos. "Tapi itu bukan bekaaas." Ibu berkata dengan putus asa. Pompom hanya tertunduk malu dan takut. "Pompom mau beli es krim." Mata Ibu membelalak lebar, tak mengerti apa hubungannya dengan es krim? Hanya Pompom yang tahu. Pompom kan ingin es krim dari sampah. 13. Contoh cerpen tentang pengalaman pribadi Cerita pendek tentang kehidupan mengenai pengalaman pribadi yang menyentuh ini dikutip dari buku 20 Cerita Manis Majalah Bobo 2016 karya Pradikha Bestari. Layang-layang Merah Jambu Aku punya teman baru di sekolah, pindahan dari Jakarta. Anak laki-laki berambut rapi, berseragam putih-merah yang masih cemerlang. Namanya Dito. Belum-belum aku dan teman-temanku sudah menatapnya dengan heran. Bayangkan, kotak pensilnya warna merah jambu. Merah jambu, lho! Seperti warna kotak pensil Astri, Dena, dan Lita. Saat istirahat, beda lagi. Kami semua beli jajanan di warung dan gerobak di depan sekolah, sedangkan Dito mengeluarkan kotak bekal. Bekalnya tertata cantik, lengkap dengan serbet kotak-kotak dan buah jeruk. Pulang sekolah, Dito juga langsung pulang. Eh, tepatnya, langsung masuk ke dalam mobil jemputannya. Gaya banget, ya. pulang sekolah di kota kecil begini saja pakai dijemput mobil! Dengan segala perbedaan itu, kami jadi segan berteman dengannya. Dito sendiri jarang bicara. Wajahnya sering terlihat muram. Namun, guru-guru amat menyukainya karena Dito selalu santun dan termasuk pandai di kelas. Sejak kemarin sore, kami semakin yakin Dito aneh. Aku dan beberapa teman sekelas sedang asyik bermain perang-perangan di ladang Pak Yan. Saat sedang seru-serunya kami bermain, tiba-tiba - krosak! Suatu benda berwarna merah jambu melayang jatuh di tempat kami bermain. Benda itu ternyata sebuah layang-layang merah jambu. Tak lama terdengar suara seorang anak laki-laki menyampaikan salam di depan rumah Pak Yan. Dengan satun, suara itu meminta izin mengambil layang-layang yang jatuh. Daaan, tebak siapa pemilik layak-layang merah jambu itu? Dito! Ia tersenyum sopan ke arah kami saat memungut layang-layang itu. Kami menggeleng keheranan. "Anak baru itu kecewek-cewekan banget!" celetuk Bono. "Main layang-layang saja warna merah jambu!" "Besok kau ajak saja dia main boneka, Fa. Siapa tahu bisa membuatmu lebih lembut sedikit," Sofyan menyenggolku. "Enggak mau, ah! Pasti enggak seru!" bantahku cepat. "Lebih baik kita ajak dia main bola," cetusku. "Aaah jangan... Model kayak dia main bola, jangan-jangan jatuh sedikit, ia menangis, lalu harus kita antar pulang." Tolak Bono. "Repot anak begitu. Pasti cengeng!" Esoknya, kami makin yakin kalau Dito cengeng. Bu Guru menyuruh kami membuat karangan tentang keluarga. Dan, tebak apa yang Dito lakukan? Ia menangis di mejanya! Awalnya, ia berusaha menahan diri, tetapi bahunya makin keras berguncang dan setetes air mata mengalir. Kami geleng-geleng kepada betul melihatnya. Bu Guru menghibur Dito dan setelah ia tenang, beliau meminta Dito membacakan karangannya di depan kelas. Setelah itu, hiiiks... gantian aku yang menitikkan air mata. Karangan Dito bercerita tentang adiknya, Amalia. Amalia manis dan lincah. Dito amat menyayangi dan melindunginya. Namun, Amalia terkena penyakit parah. Saking parahnya, sampai dokter angkat tangan. Dito sekeluarga pindah ke kota kecil ini supaya Amalia bisa mendapat udara segar. Setiap hari Dito selalu cepat-cepat pulang agar bisa menemani Amalia. Amalia yang manis merajutkan Dito kotak pensil warna merah jambu. Merah jambu adalah warna kesukaan Amalia. Ia juga suka melihat layang-layang merah jambu terbang di langit biru. Setiap sore, Dito mendorong kursi roda Amalia dan menerbangkan layang-layang merah jambu untuknya. "Amalia akan bertepuk tangan seakan-akan aku baru saya menyulapkan Pelangi." Dito terus membacakan ceritanya. "Semoga kamu bisa sembuh, Amalia sayang. Tetapi jika kamu harus pergi, pergi saja. Kakak akan terbangkan layang-layang merah jambu untuk kau lihat dari atas awan sana. Selesai." Aku mengusap air mataku. Kulirik Bono dan Sofyan yang juga tampak terharu. Sejak saat itu, aku, Bono, Sofyan, dan teman-teman lain sering berkunjung ke rumah Dito untuk menjenguk Amalia. Kami ikut menerbangkan layang-layang untuknya. Pipi Amalia yang pucat merona merah jambu memandangi layang-layang kami. Ssst... pada salah satu kunjungan ke rumahnya, kami jadi tahu alasan Dito selalu membawa bekal cantik. Kata Mama Dito, jajanan di warung bisa menyebabkan penyakit berbahaya pada tubuh kami. Mama Dito jadi sering membawakan bekal cantik buat kami juga. Rasanya super uenak! Bono sampai merem melek memakannya. Dan, yang lebih bikin kaget lagi, Dito ternyata jago banget main bola! Pipi Bono sampai berwarna merah jambu tua saat mendapati timnya kalah! Hihihihi.... 14. Cerpen untuk pengantar tidur anak Salah satu artikel cerita pendek pengantar tidur anak berikut ini dikutip dari buku Kumpulan Cerita Anak 2017 karya Joseph Jacobs. Harimau, Petapa, dan Anjing Hutan yang Cerdik Suatu hari, seekor harimau terperangkap dalam perangkap kendang. Harimau tersebut mencoba dengan sia-sia untuk lolos dari tiang-tiang besi kendang dan berguling-guling dalam keadaan marah dan sedih karena gagal melepaskan diri dari perangkat. Kemudian, lewatlah seorang petapa. "Lepaskan saya dari kurung ini, oh petapa yang saleh!" teriak sang Harimau. "Tidak, temanku," balas Petapa secara halus. "Kamu mungkin akan memangsa saya jika saya melakukannya." "Tidak akan" sumpah sang Harimau, "Sebaliknya, saya akan sangat berterima kasih sekali dan akan menjadi budakmu!" Setelah sang harimau menangis dan mengeluh sambil menggerutu, hati petapa menjadi lunak dan akhirnya membuka pintu kendang. Melompatlah sang harimau keluar, menerjang petapa yang sial, lalu berteriak, "Betapa bodohnya kamu! Tak ada yang bisa menghalangi saya untuk memangsa kamu sekarang, apalagi saya sangat lapar!" Dengan ketakutan, sang Petapa memohon agar dibiarkan hidup; sang Petapa berjanji akan bertanya kepada 3 makhluk tentang keadilan dan Petapa itu juga berjanji akan memenuhi keputusan yang diberikan oleh ketiga makhluk tersebut. Jadilah kemudian Petapa itu bertanya kepada sebuah pohon yang besar tentang keadilan, dan sang Pohon berkata "Apa yang kamu keluhkan? Saya memberikan keteduhan dan tempat bernaung bagi semua yang lewat, dan mereka membalasku dengan mematahkan cabang-cabangku untuk dimakankan ke ternak mereka? Jangan cengeng, bertindaklah seperti laki-laki!" Kemudian Petapa dengan hati sedih, melihat seekor sapi yang menarik gerobak dan bertanya tentang keadilan. "Kamu sangat bodoh karena mengharapkan terima kasih! Lihat saja saya! dulunya saat saya memberikan mereka susu, mereka memberikan saya makanan yang enak. Tetapi saat saya tidak lagi bisa memberikan susu, saya dipaksa menarik gerobak dan bajak, dan tidak lagi mendapatkan makanan lezat!" Petapa yang sedih lalu bertanya kepada sebuah jalan. "Tuan," kata sang Jalan, "betapa bodohnya engkau mengharapkan hal-hal yang tidak mungkin! Lihatlah saya, sangat berguna kepada semua orang, kaya miskin, besar, kecil, tetapi mereka tidak memberikan saya apa-apa selain debu dan kotoran!" Akhirnya petapa berbalik untuk kembali dan di tengah perjalanan ia bertemu dengan seekor anjing hutan. Anjing tersebut bertanya, "Ada masalah apa tuan Petapa? Anda terlihat sangat sedih seperti ikan kehilangan air!" Petapa lalu menceritakan segala hal yang terjadi. "Sungguh membingungkan!" kata sang Anjing Hutan. "Maukah Anda mengulang cerita Anda kembali karena segalanya campur aduk?" Lalu Petapa mengulangi ceritanya kembali, dan sang Anjing Hutan masih menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mengerti. "Sangat aneh," katanya, "tetapi mari kita ke tempat kejadian, mungkin saya bisa memberikan penilaian." Mereka berdua lantas menuju ke tempat kejadian di mana saat itu sang Harimau sudah menunggu. "Kamu pergi terlalu lama!" teriak sang Harimau, "tapi sekarang ini saya akhirnya bisa memulai makan siangku." Petapa menjadi ketakutan dan memohon. "Tunggu sebentar, tuanku!" kata sang Petapa. "Saya harus menjelaskan sesuatu ke Anjing Hutan ini tentang kejadian tadi." Sang Harimau setuju dan ikut mendengarkan penjelasan Petapa ke Anjing Hutan. "Oh, bodohnya saya!" teriak Anjing Hutan, "Jadi sang Petapa di dalam kandang dan sang Harimau kebetulan lewat..." "Puuuh!" potong sang Harimau. "Bodohnya kamu! Saya yang berada di dalam kendang." "Tentu saja!" kata Anjing Hutan, berpura-pura gemetar ketakutan, "Ya! Saya berada di dalam kandang - tidak, duh, bodohnya saya? Coba saya lihat lagi. Harimau ada di dalam Petapa, dan sebuah kandang kebetulan berjalan - tidak - sepertinya bukan begitu! Duh! Saya tidak akan pernah bisa mengerti!" "Kamu bisa mengerti!" jawab sang Harimau sambil marah karena kebodohan Anjing hutan. "Saya yang berada di dalam kandang, apakah kamu mengerti?" tanya Harimau. "Bagaimana Anda bisa berada di dalam kandang, tuan Harimau?" tanya Anjing Hutan Kembali. "Bagaimana? Caranya biasa saja tentunya!" jawab Harimau. "Kepala ku mulai pusing! Jangan marah tuanku, tetapi apa yang Anda maksud sebagai cara biasa itu?" tanya Anjing Hutan. Harimau mulai kehilangan kesabaran dan melompat masuk ke dalam kandang, lalu berteriak, "Caranya begini! Apakah kamu mengerti sekarang?" "Mengerti dengan jelas!" jawab Anjing Hutan sambil tersenyum dan menutup pintu kandang rapat-rapat. "Menurut saya, sebaiknya Anda tetap berada di dalam kandang itu!" Sang Petapa kemudian berterima kasih kepada Anjing Hutan atas bantuan dan kecerdikannya. Semoga 14 cerita pendek di atas menginspirasi Bunda untuk bahan dongeng anak-anak ya. Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. Tertarik untuk mengetahui cerita lain, Bunda bisa klik video di bawah ini [GambasVideo Haibunda] rap/rap
Cerita tentang sahabat yang Kakak ceritakan sore hari ini memiliki makna betapa pentingnya arti persabahatan. Pada dongeng tentang sahabat kali ini ada 2 fabel yang bercerita tentang persahabatan dan satu fabel yang bercerita tentang akibat dari sifat sombong. Adik-adik tahukan apa arti fabel? Fabel adalah cerita yang diperankan oleh para hewan. Ketiga cerita tentang pertemanan ini sangat seru, selamat membaca. Cerita Tentang Sahabat Empat Ekor Lembu Dongeng dari Yunani Cerita Tentang Sahabat Empat Ekor Lembu Seekor singa mengawasi empat ekor lembu yang sedang makan di padang rumput. “Mereka sulit sekali aku mangsa. Mereka selalu rukun dan mengikatkan ekornya satu sama lain sehingga aku tidak bisa menyerang dari belakang,” pikir singa itu. Tapi suatu hari, keempat lembu bertengkar karena perbedaan pendapat. “Rumput di lembah sana hijau dan segar. Ayo kita ke sana,” ajak lembu pertama. “Tidak, aku tidak suka rumput di lembah itu. Lebih baik kita ke bukit sana. Rumputnya jauh lebih segar,” kata lembu kedua. “Aku tidak mau menaiki bukit. Menurutku rumput di sini tetap yang terbaik,” kata lembu ketiga. “Aku tidak setuju dengan kalian semua. lkutlah denganku, akan aku tunjukkan rumput terbaik di balik bukit,” seru lembu keempat. “Aku akan tetap pergi ke lembah sana. Kalian terserah mau ke mana. Kita berpisah saja,” kata lembu pertama. “Aku tetap di sini. Kalian akan menyesal jika bertemu singa,” kata lembu ketiga. “Aku tidak takut pada singe,” kata lembu keempat. “Jika kalian tidak mau pergi denganku, aku akan pergi sendiri,” katanya kembali. Akhirnya, empat lembu berpisah. Saat lembu pertama sampai di lembah, singa sudah mengintainya. Tidak menunggu lama, singa menyerang lembu pertama dengan cakar dan taringnya. Lembu pertama mati dimangsa singa. Singa lalu menemukan lembu kedua di bukit. Lembu kedua tidak akan menang melawan singa sendirian. Singa menerkam dan memakannya juga. Tinggallah dua lembu lagi. Nampaknya, singa juga tidak akan kesulitan memangsa mereka. Itulah akibat dari pertengkaran empat lembu. Mereka mati diterkam singa. Pesan Moral dari Cerita Tentang Sahabat Empat Ekor Lembu adalah jangan bertengkar dengan teman. Hadapilah permasalahan secara bersama-sama. Jika bekerjasama, kamu akan mudah menyelesaikan suatu masalah. Cerita Tentang Persahabatan Rubah dan Kuda Cerita Tentang Persahabatan Rubah dan Kuda Dongeng Cerita anak Jerman Seorang petani memiliki seekor kuda yang sudah tua. Pada waktu mudanya, kuda itu banyak membantu petani. Tapi, kini ia hanya membebani petani. “Pergilah dan jangan kembali sebelum kau lebih kuat dari singa,” usir petani. Kuda pergi dengan sedih. Di sebuah hutan, ia bertemu seekor rubah. “Kau nampak sedih sekali?” tanya rubah. “Aku diusir tuanku. Padahal sewaktu muda, aku bekerja keras untuknya. Dia hanya mau menerimaku jika aku lebih kuat dari singa,” keluh kuda. “Jangan gundah, Kuda. Aku akan menolongmu. Kau berbaringlah di sini dan berpura-pura mati,” kata rubah yang merasa kasihan kepada kuda. Kuda menuruti perkataan rubah. Lalu, rubah pergi menemui singa. “Singa, ada kuda yang mati di sana. Pasti dagingnya enak,” kata rubah. Air liur singa menetes mendengarnya. la segera pergi ke tempat kuda mati yang diceritakan rubah. Setibanya di sana, rubah berkata, “Di sini tidak nyaman untuk memakan kuda ini. Sebaiknya engkau bawa ke sarangmu, Singa,” kata rubah. “Tapi, aku tidak bisa membawanya. Kuda ini besar,” kata singa. “Aku akan menolongmu,” kata rubah. “Berbaringlah! Aku akan mengikatkan ekor kuda ke badanmu dan engkau bisa membawanya ke sarangmu,” kata rubah kembali. Singa menyetujui usul rubah. la berbaring. Tapi, rubah ternyata mengikatkan ekor kuda ke empat kaki singa sehingga singa tidak bisa bergerak. “Bangunlah, Kuda. Bawalah singa ini ke rumah tuanmu,” kata rubah. Kuda berdiri dan menggeret singa ke rumah tuannya. Singa hanya bisa meraung-raung marah. Saat tiba di rumah petani, kuda berkata, “Ini singa itu, Tuan. Aku bisa mengalahkan singa. Berarti aku Iebih kuat dari singa.” Melihat itu, Petani merasa kasihan pada kuda. Kuda akhirnya kembali ke rumah petani. la hidup bahagia selamanya. Pesan Moral dari Cerita Tentang Persahabatan Rubah dan Kuda adalah bantulah teman yang sedang dalam kesusahan. Pakailah akalmu untuk menolong teman. Pasti engkau akan disayang temanmu. Dongeng Fabel Gagak Yang Sombong Cerita Rakyat Yunani Dongeng Fabel Gagak Yang Sombong Suatu kali, gagak mencuri sepotong daging panggang. Gagak membawa daging itu dengan paruhnya, lalu terbang ke sebuah dahan pohon. Secara kebetulan, rubah lewat di bawah pohon itu. Hidungnya mengendus aroma daging yang lezat. la mendongak dan menemukan gagak dengan sepotong daging di paruhnya. Rubah ingin merebut daging itu dari ia tidak bisa naik ke atas pohon. Lagipula, kalaupun bisa memanjat pohon, gagak pasti akan segera terbang menghindar. Rubah pun mencari akal. “Gagak adalah burung yang sombong. Aku akan pura-pura memujinya agar ia melepaskan daging itu,” pikir rubah. “Selamat siang, burung yang cantik!” sapa rubah ramah. Tapi, gagak tidak menjawab. la hanya berjalan hilir mudik di dahan dengan sombong. “Andai saja aku mempunyai bentuk tubuh yang indah seperti engkau,” puji rubah. Gagak tetap diam. la hanya menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. “Betapa indahnya lehermu dan matamu begitu cemerlang,” kata rubah lagi. “Burung lain pasti iri padamu,” puji rubah lagi. Gagak masih diam. la hanya mengangkat sayap, nya dan melirik rubah. Karena puji-pujiannya tidak berhasil, rubah mengganti siasat. “Andai saja suaramu sebagus bulumu, kau pasti akan jadi ratu bangsa burung. Tap sayang sekali kau bisu,” kali ini rubah mengejek gagak. Gagak marah mendengar ejekan rubah. la mengeluarkan suara keras, “Kaak.” Saat Gagak mengeluarkan suara itu, paruhnya terbuka dan daging di paruhnya jatuh ke tanah, Rubah langsung menggigit daging itu dan berlari menjauh. Pesan Moral dari Dongeng Fabel Gagak Yang Sombong adalah jangan sombong dan suka membangga-banggakan diri. Jangan pula mudah tersanjung oleh pujian orang lain. Kamu harus selalu rendah hati. Jika ada yang memujimu, ucapkanlah syukur. Bagaimana? Apakah adik-adik suka dengan cerita fabel tentang sahabat yang kakak ceritakan ini? Jika adik-adik suka baca cerita anak menarik lainnya pada posting kakak berikut ini Kumpulan Dongeng Binatang Fabel dari Kalimantan dan Fabel Kisah Persahabatan Singa dan Tikus
Kumpulan cerita fantasi yang mengandung banyak pesan moral/ Foto Getty Images/iStockphoto/colematt Cerita fantasi merupakan salah satu dongeng yang disukai oleh anak-anak. Dongeng fantasi biasanya menceritakan mengenai keajaiban, sihir, ataupun hal-hal menakjubkan lain yang seru dan menyenangkan bagi Si Kecil. Cerita-ceritanya yang sarat imajinatif membuat dongeng fantasi banyak digunakan oleh orang tua termasuk Bunda untuk mestimulasi daya pikir Si Kecil. Anak-anak biasanya mudah menangkap hal-hal yang membuat mereka terhibur dan terkesima, salah satunya melalui cerita fantasi. Namun terkadang, Bunda sering kebingungan untuk memilih dongeng fantasi terbaik dan mengandung pesan moral untuk Si Kecil. Kini Bunda tak perlu khawatir lagi. Bunda dapat menyimak kumpulan dongeng fantasi beragam cerita berikut yang menarik dan tentunya mengandung nilai-nilai kebaikan. Simak ulasannya berikut ini ya, Bunda! 1. Cerita fantasi Kupu-kupu Saputangan Mengutip buku Dongeng Ajaib, penerbit Noura 2017 berikut cerita dongeng fantasi panjang tentang Putri Marina dan koleksi saputangan miliknya. Kupu-kupu Saputangan Namanya Putri Marina. Di sebuah kerajaan bernama Awan Biru, hidup seorang putri raja yang cantik jelita. Putri Marina mempunyai hobi atau kesukaan yang agak unik, dia sangat menyukai saputangan. Ya, Putri Marina mengumpulkan saputangan banyaaak sekali. Setiap hari dia meminta penjahit istana untuk membuatkannya saputangan baru. Syaratnya, dia tidak mau saputangan yang sama. Saputangannya harus berbeda setiap hari. Karena semua orang tahu bahwa Putri Marina sangat menyukai saputangan, setiap tamu yang datang ke istana akan membawa oleh-oleh beberapa lembar saputangan cantik untuk Sang Putri. Putri Marina pasti akan kegirangan menerimanya. Setelah memandang-mandang dan mengelus-elus saputangannya sampai puas, Sang Putri pun akan segera membawanya ke kamar dan memasukkannya ke sebuah lemari ukiran yang sangat besar, yang seluruh isinya adalah saputangan! Bisa dibilang, Putri Marina punya saputangan beragam model, warna, dan gambar apapun di lemarinya. Mulai dari yang polos nan lembut sampai yang permukaannya penuh gambar bunga berwarna-warni. Suatu hari, tak cukup hanya mendapat saputangan dari tukang jahit istana dan para tamu kerajaan, Putri Marina merengek meminta ayahnya, Sang Raja, untuk mengumpulkan saputangan-saputangan dari seluruh negeri. "Ayolah, Ayah, aku ingiiin sekali mendapatkan saputangan yang dimiliki seluruh perempuan di kerajaan kita. Pasti banyak sekali. Coba Ayah bayangkan, aku memiliki semua saputangan itu, melengkapi koleksiku di lemari!" Begitu sayangnya Sang Raja kepada putrinya, akhirnya Raja mengikuti kemauan Putri Marina. Dia mengumumkan ke seluruh negeri untuk mengumpulkan semua saputangan yang ada di wilayahnya untuk diberikan kepada putri raja. "Sebagai tanda cinta rakyat Awan Biru kepada Putri Marina, semua penduduk perempuan yang memiliki saputangan harus menyerahkan semua saputangannya kepada pengawal istana yang akan berkeliling ke desa-desa," begitu bunyi pengumumannya. Meski merasa agak janggal, semua perempuan di Kerajaan Awan Biru mulai mengumpulkan saputangan-saputangan mereka. Beberapa perempuan agak sedih berpisah dengan saputangan kesayangan mereka, sebab di antaranya memiliki kenangan. Namun, mereka tetap merelakannya untuk dibawa pengawal. Bisa kau bayangkan! banyaaak sekali saputangan yang terkumpul. Jumlahnya ribuan! Begitu melihat rombongan pengawal istana membawa saputangan-saputangan itu ke halaman istana, hati Putri Marina berdebar-debar saking senangnya. Baru kali ini dia mendapatkan saputangan begitu banyaknya dalam satu waktu. Sang Putri girang bukan kepalang. Dia langsung menyambut rombongan pengawal, membuka kereta yang membawa tumpukan ribuan saputangan, melompat ke atasnya, dan menari-nari gembira bermandikan saputangan-saputangan itu. Marina tidak Putri pun mempermasalahkan saputangan-saputangan itu cantik atau tidak, yang penting dia bisa memilikinya. "Pengawal, minta tukang cuci istana untuk mencuci bersih semua saputangan ini dan beri pewangi! Setelah itu, lipat yang rapi dan masukkan ke lemariku,” perintah Putri Marina dengan wajah yang begitu semringah. Begitulah, saputangan-saputangan yang tadinya milik para perempuan di seluruh kerajaan itu kini masuk ke dalam lemari besar Sang Putri. Tunggu dulu, ceritanya tidak hanya sampai di sini. Tahukah kamu, di dalam lemari yang penuh sesak dengan saputangan-saputangan cantik itu, terjadi huru-hara. Para saputangan lama milik Sang Putri marah-marah, karena lemari tersebut semakin sesak akibat masuknya saputangan-saputangan dari desa-desa. "Aduuuh, kalian bikin tambah sesak lemari ini!" seru saputangan merah jambu bergambar bunga lili. "Iya, nih, kenapa sih kalian mesti dimasukkan ke sini juga?" sungut saputangan bergambar kelinci. “Maaf, ya, Teman-teman. Kami sebenarnya juga tidak mau berada di sini. Kami lebih senang bersama pemilik-pemilik kami sebelumnya," ujar saputangan bergambar laut biru sedih. "Jadi, kalian tidak senang berada di lemari megah Putri Marina ini?" tanya saputangan bunga lili. "Bukan begitu, kalau di sini, kami hanya berada terus di dalam lemari. Kalau dulu , kami selalu dibawa pemilik kami. Meski kami harus mengelap keringat mereka, tapi kami bisa ikut ke mana pun pemilik kami berjalan," jelas saputangan bergambar pohon rambutan. "Memang apa enaknya panas-panasan atau kehujanan di kantong tuan kalian yang bau?" tanya saputangan bergambar kucing setengah mengejek. "Kami bisa ikut merasakan percikan air segar di sungai atau mencium wangi roti bakar di ujung jalan saat tuan kami membawa kami berjalan-jalan," ujar saputangan bergambar jerapah, matanya terpejam seakan membayangkan kata-katanya. "Iya, aku juga kangen dengan pemilikku dulu. Dia adalah nenek tua yang selalu membelai lembut punggungku setiap kali dia rindu suaminya yang telah meninggal. Aku ini saputangan pemberian suaminya itu. Sang nenek sayang sekali kepadaku," timpal saputangan berukir bunga mawar sambil menitikkan air mata . Satu per satu, saputangan-saputangan dari berbagai desa menceritakan pengalaman mereka. Ada yang dulu pemiliknya adalah bocah lima tahun yang sering menangis dan mengusapkannya ke pipi si bocah, ada yang dulu pemiliknya adalah tukang bunga yang sering menggunakannya sebagai penutup senyumnya karena dia begitu pemalu, ada yang dulu pemiliknya adalah seorang ibu yang begitu sayang kepada anak-anaknya dan memasukkan si saputangan ke tas-tas sekolah mereka. Begitu banyak cerita yang mereka ungkapkan, beraneka ragam dan semakin menarik. Lama-lama, para saputangan yang sejak awal dimiliki Sang Putri menjadi iri. Mereka memang bangga menjadi saputangan yang dimiliki Putri Marina, tapi selama ini mereka hanya berada di dalam lemari. Sesekali Putri Marina menengok mereka, membuka lemari lebar-lebar, memandangi mereka helai per helai, tapi setelah itu pintu lemari ditutup kembali. Tak pernah mereka merasakan percik air sungai, mencium wangi roti bakar, atau sekadar menjadi penutup senyum yang malu-malu. Ssst... diam-diam, saputangan-saputangan kerajaan itu juga ingin merasakan apa yang dialami teman-teman mereka dari desa. "Ah, sepertinya menarik sekali kehidupan kalian dulu, ya. Aku jadi iri," ucap saputangan bergambar kelinci. "Iya, aku sebenarnya juga bosan tinggal di dalam lemari terus. Apa gunanya kita diciptakan jika hanya untuk disimpan?" ujar saputangan bergambar anak gajah. "Kalau begitu, kita keluar saja dari sini!" seru saputangan bercorak bunga sepatu. "Sungguh? Apakah tidak apa-apa?" tanya saputangan berenda ragu-ragu. "Iya , kalau bersama-sama , kita bisa kok membuka pintu lemari besar ini!" seru saputangan bunga sepatu bersemangat. "Iya, ayo kita terbang keluar bersama-sama!" sahut saputangan bunga mawar tak kalah semangat. "Ayo-ayo!" banyak saputangan bersahutan mendengar ide ini. Lalu, keajaiban pun terjadi. Saputangan-saputangan itu mulai bergerak dan mengepak ngepakkan diri. Mereka bergerak bersama-sama dan mulai mengepak-ngepak dengan keras. Tiba-tiba, "Braaak!" Pintu lemari terbuka dan terbanglah mereka keluar lemari. Ribuan saputangan terbang keluar dari lemari megah Sang Putri menuju jendela yang terbuka lalu keluar dari istana. mereka terus mengepak-ngepak seperti seekor kupu-kupu yang begitu mahir terbang. Ajaib sekali, saputangan-saputangan itu membuat orang-orang ternganga melihatnya. Putri Marina yang akhirnya melihat kejadian itu menjerit-jerit kebingungan. “Tidak!!! Saputangan-saputanganku!!!” jeritnya berulang-ulang sambil berlarian mengejar. Para pengawal ikut mengejar, tapi tak ada yang berhasil menangkap satu pun karena saputangan-saputangan itu terbang terlalu tinggi. Putri Marina menangis sejadi-jadinya menyaksikan saputangan-saputangan koleksinya terbang. Bayangkan, ribuan saputangan cantik itu terbang memenuhi langit, menyebar ke segala arah mencari tempat asal mereka. Saputangan-saputangan kerajaan yang tadinya bingung hendak ke mana, memutuskan untuk terbang begitu saja mencari pemilik baru yang akan membawa mereka berjalan-jalan setiap hari. Mereka membayangkan, meski lelah dan berkeringat di dalam kantong para pemilik baru, mereka akan mendapatkan pengalaman-pengalaman menarik selain hanya disimpan di dalam lemari. Maka, terbanglah mereka bersama-sama menuju ke segala arah. Ada yang sengaja menjatuhkan dirinya di pangkuan seorang wanita yang sedang memangku bayinya, ada yang masuk begitu saja ke kantong baju seorang wanita yang sedang memetik sayuran di kebunnya. ada yang menyisip ke bawah bantal di kamar seorang penari sirkus. Para pemilik saputangan lama yang beberapa di antaranya masih sedih kehilangan saputangan yang menyimpan kenangan dalam hidup mereka, berseru senang ketika saputangan saputangan mereka kembali. Begitu juga si nenek yang sangat merindukan saputangan pemberian almarhum suaminya. Suasana hiruk-pikuk terjadi di berbagai desa saat saputangan-saputangan itu kembali kepada pemiliknya. Sementara itu, Sang Putri sendiri begitu sedih saat melihat hanya beberapa helai saputangan yang tertinggal di lemarinya. Saputangan-saputangan itu adalah saputangan yang masih ingin menemani Sang Putri meski hanya disimpan di dalam lemari. Sang Raja pun menghampirinya dan berkata, "Mungkin mereka bosan selama ini terus berada di dalam lemari. Mungkinkah kau menyimpan yang tersisa saja dan sesekali mengajak mereka berjalan-jalan bergantian supaya mereka tidak bosan dan lari seperti yang lain?" Sambil terisak, Putri Marina menjawab, “Iya mungkin Ayah benar. Aku sedih sekali saputangan-saputanganku pergi. Tapi mungkin mereka lebih sedih karena selama ini aku hanya menyimpan mereka.” Sejak itu, Putri Marina tidak lagi memiliki banyak barang. Dia hanya memiliki beberapa, tapi dia selalu menggunakannya. Sang Raja senang melihat anak putrinya tidak lagi tergila-gila mengumpulkan saputangan atau barang apapun sampai lupa diri. 2. Dongeng fantasi kisah Biru si Peri Hutan Dongeng fantasi pendek berikut menceritakan mengenai Biru si Peri Hutan dan teman-teman binatangnya yang dikutip dari buku Dongeng Ajaib, penerbit Noura 2017. Biru si Peri Hutan Setiap hari, Biru Si Peri Hutan selalu bangun pagi. Hangat sinar matahari yang masuk ke kamar Biru melalui celah jendela di rumah pohonnya seolah-olah mencubit pipi Biru. Kemudian, Biru kan terbangun dengan cepat dan langsung terbang keluar jendela. Ya, seperti semua peri hutan lainnya, Biru memiliki sayap dan bisa terbang. Biru terbang untuk membangunkan semua temannya, sesama peri hutan dan juga binatang-binatang hutan. Sembari terbang, Biru memanggil nyaring dari balik jendela kamar mereka. "Teman-temaaan... ayo bangun dan bermain!" seru Biru. Teman-teman Biru pun akan langsung terbangun. Ada peri hutan yang langsung terbang keluar jendela membawa boneka tidurnya. Ada juga yang terbang dalam posisi tidur, kepalanya masih melekat di bantal dan tubuhnya masih berselimut. Sesaat setelah membangunkan teman-temannya, Biru selalu terbang ke puncak pohon tinggi di hutan itu dan terbang berputar-putar. Menikmati mandi cahaya matahari yang hangat. Teman-teman Biru akan menyusulnya. Para peri hutan akan terbang ke puncak pohon. Sementara Bekantan, Tupai Putih, dan kucing merah akan memanjat dahan-dahan pohon itu dengan lincah. Namun, tidak demikian dengan Enggang. Pada masa itu, Enggang tidak memiliki sayap. Jadi, Enggang hanya bisa melompat-lompat kecil di tanah lapang di dekat pohon tersebut. Meskipun begitu, Enggang melakukannya dengan gembira. Bahkan, ialah yang paling ceria di antara teman-temannya. Suaranya pun sama nyaringnya dengan Biru. Begitulah asyiknya suasana di hutan setiap pagi. Namun pada suatu hari, suasana pagi sangat berbeda. Matahari tak terlihat, tertutup awan gelap. Hujan turun, namun tidak seperti biasa, kali ini deras sekali. Biru tetap bangun paling pagi, namun kali ini hanya bisa menunggu di balik jendela di dalam rumah. Ternyata, teman-temannya juga menunggu. Menunggu Biru, menunggu hujan reda, menunggu untuk bisa keluar dan bermain. Sebelum pagi berakhir, hujan mulai berhenti. Awan kelabu berarak pergi tertiup angin, dan matahari malu-malu mulai datang memunculkan sinarnya. Sinar hangat yang ditunggu-tunggu. Tanpa menunda, langsung saja Biru terbang cepat keluar dari jendela dan memanggil teman temannya. Para peri hutan langsung menyambut Biru dan ikut terbang bersamanya. Para binatang hutan juga begitu. Akan tetapi, hujan lebat itu telah membuat dahan-dahan pohon menjadi sangat licin. Akibatnya, ketika memanjat pohon, Bekantan terpeleset dan terjatuh. “Aduuh… huhuuu, huhuuu…” Bekantan menangis kesakitan. Bekantan terjatuh di dekat Enggang yang seperti biasa, berada di bawah pohon. Dengan suaranya yang lantang, Enggang memanggil teman-temannya turun, termasuk Biru. Enggang menemani Bekantan dan memberinya semangat agar tetap kuat. Ketika sampai di bawah pohon, semua terkejut melihat Bekantan. Bahu, kening dan hidung Bekantan terluka, membengkak dan memerah, terantuk-antuk dahan besar saat terjatuh tadi. Briu merasa sangat sedih melihat keadaan Bekantan sahabatnya. Air matanya menetes. Perlahan Biru mendekati Bekantan. Biru memeluk Bekantan sepenuh hati. Dan ketika seorang peri hutan memeluk siapa pun dengan sepenuh hati, maka keajaiban akan terjadi. Keajaiban yang kali ini terjadi terjadi, beberapa luka Bekantan langsung sembuh seketika. Semua teman Biru terkejut, mereka tidak menyangka Biru akan berbuat seperti itu. Karena peri hutan yang memberikan keajaiban, maka sayapnya akan hilang. Betul saja, satu sayap Biru tiba-tiba lenyap. Tapi mengapa hanya satu ya? Ternyata Biru hanya memberi separuh keajaiban kepada Bekantan. Bagaimana dengan separuhnya lagi? Ternyata Biru menghampiri Enggang. Sahabatnya yang satu ini tetap ceria setiap hari meski tidak bisa bermain di puncak pohon seperti teman-temannya yang lain. Dia jugalah yang tetap memberi semangat pada Bekantan saat teman-teman yang lain hanya bisa bersedih melihat Bekantan. Maka Biru pun memeluk Enggang sambil tersenyum. Sayap terakhir Biru pun lenyap. 3. Dongeng fantasi dengan cerita terbaik dan menarik Legenda Candi Prambanan Dongeng Fantasi berikut menceritakan kisah legenda Candi Prambanan yang terkenal yang dikutip dari buku 36 Dongeng Fantasi Indonesia, penerbit Victory Pustaka Media 2022. Legenda Candi Prambanan Di dekat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling indah di Indonesia. Candi ini dibangun pada abad kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka candi ini disebut candi Prambanan tetapi juga terkenal sebagai candi Lara Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Beginilah ceritanya. Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan karena bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung. Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya, bahkan putri dari raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya. Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau menikah dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus. Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowosa beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya. Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan bahwa tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu. 4. Cerita fantasi tentang hewan Kisah Laba-laba, Kupu-kupu, dan Kancil Dongeng fabel berikut ini mengisahkan menceritakan kisah persahabatan yang dikutip dari buku Dongeng Si Kancil dan Hewan-hewan Belantara, penerbit Noktah 2018. Kisah Laba-laba, Kupu-kupu, dan Kancil Suatu hari, Kupu-kupu terbang ke sana-kemari di pinggiran hutan. Banyak bunga di sekitarnya bergoyang saat Kupu-kupu lewat. Di balik pepohonan, ia bertemu Laba-laba dan Kancil. Laba-laba sedang membuat jaring, sementara Kancil makan dedaunan. “Selamat pagi, Kupu-kupu,” sapa Laba-laba. “Selamat pagi, Laba-laba dan Kancil,” balas Kupu-kupu dengan gembira. “Sedang apa kalian?” “Aku sedang membuat jaring, Kupu-kupu,” kata Laba-laba. “Kancil sedang menikmati sarapan.” “Wah besar sekali jaringmu. Hasil tangkapanmu pasti banyak malam ini,” seru Kupu-kupu, Laba-laba tersenyum. “Tidak, Kupu-kupu,” kata Laba-laba merendah. “Meskipun jaringku besar, terkadang tak satu pun nyamuk dan serangga yang hinggap di jaringku. Berbeda sekali denganmu, kamu bisa mengisap madu sebanyak-banyaknya.” “Betul kata Laba-laba,” imbuh Kancil. “Terkadang aku pun jarang mendapatkan daun dan buah-buahan segar.” Kupu-kupu tersenyum malu, “Tidak juga, apabila bunga sedang gugur aku kesulitan mendapatkan makanan. Aku harus terbang cukup jauh untuk mencari bunga yang lebih segar. Kupu-kupu ingat, sebentar lagi musim panas sehingga banyak bunga yang akan layu. “Tidak apa-apa, Kupu-kupu. Tak perlu sedih. Setiap hari, kita bekerja agar bisa mendapatkan makanan. Meskipun susah, kita harus menjalaninya,” kata Kancil. “Betul perkataan Kancil,” tambah Laba-laba. “Baiklah, teman. Aku pergi dulu. Aku mau melanjutkan mencari bunga yang segar. Kalian selamat bekerja mencari makanan juga.” Kupu-kupu berpamitan, lalu menghilang di antara pepohonan. Mereka berpisah dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing. 5. Cerita dongeng fantasi tentang persahabatan Balasan untuk Si Monyet Berikut cerita fantasi pendek yang mengisahkan pentingnya persahabatan yang dikutip dari buku Dongeng Si Kancil dan Hewan-hewan Belantara, penerbit Noktah 2018. Balasan untuk Si Monyet Monyet bersahabat baik dengan Penyu. Mereka selalu pergi bersama. Namun sayang, Monyet pelit dan rakus. Sifat ini sangat tidak disukai Penyu. “Hei Monyet, aku sudah tidak punya makanan lagi, tolong berilah aku pisangmu satu saja.” Kata si Penyu memohon. “Tidak, Penyu. Makananku juga sudah habis. Apa yang akan aku makan besok?” jawab Monyet. Penyu sedih mendengar jawab Monyet. Ia pun pulang ke rumah, meninggalkan Monyet yang sedang makan pisang sendirian. Di jalan, ia bertemu Kancil dan Kupu-kupu. “Hei, Penyu, mengapa kamu terlihat murung?” tanya Kupu-kupu. “Aku kelaparan, Teman-teman.” Jawab Penyu. “Kasihan sekali. Bukankah Monyet baru saja memanen pisang. Mengapa kamu tak pergi memintanya?” tanya Kancil. Penyu menggeleng. “Ia tidak memberiku.” “Ya sudah, ayo ke rumahku. Aku punya buah-buahan untuk kamu makan.” Kata Kancil. Mereka pun pergi ke rumah Kancil. Sesampainya, Penyu makan dengan lahap. Setelah itu, mereka berunding untuk membuat jera si Monyet. Lalu mereka membuat sampan dari batang pohon. Sampan itu diberi lubang di dasarnya. Pada hari yang ditentukan, Penyu datang menemui Monyet. “Hei, Monyet, temanku memiliki pohon pisang yang sangat banyak di hutan seberang sungai. Ayo kita ke sana untuk makan pisang.” Karena serakah, Monyet mau pergi bersama Penyu. Padahal monyet tidak bisa berenang. Kancil dan Kupu-kupu ikut di sampan. Ketika sampai di tengah sungai, Kancil membuka sumbatan di dasar sampan. Seketika air masuk ke dalam sampan. Monyet panik. Dengan sigap, Kupu-kupu terbang. Penyu menceburkan diri ke dalam air, disusul Kancil yang berpegangan pada tubuh Penyu. “Tolong aku, Teman-teman!” teriak Monyet. “Itulah akibatnya jika kamu bersikap serakah, Monyet!” teriak Kupu-kupu. Setelah beberapa waktu, Penyu kasihan dengan nasib Monyet. Ia berenang dan menolongnya. “Terima kasih, Penyu. Maafkan aku karena selama ini serakah, Monyet!” teriak Kupu-kupu. Setelah beberapa waktu, Penyu kasihan dengan nasib Monyet. Ia berenang dan menolongnya. “Terima kasih, Penyu. Maafkan aku karena selama ini serakah. Aku berjanji akan mengubah sikapku ini.” Kata Monyet. Monyet menempati janjinya kepada Penyu. Mereka pun menjadi sahabat yang lebih akrab dari sebelumnya. 6. Dongeng fantasi sebelum tidur Kue Ajaib Kasuari Dongeng fantasi tentang hewan berikut menceritakan mengenai Kasuari dan kue ajaibnya yang dikutip dari buku Dongeng-dongeng dari Hutan Damai - Kumpulan Fabel Pembentuk Karakter Anak, penerbit Bhuana Ilmu Populer 2020. Kue Ajaib Kasuari Riri Kasuari suka sekali membuat kue. Buku resepnya tebal sekali. Katanya, buku itu dia dapatkan dari ibunya. Sedangkan ibunya mendapatkannya dari neneknya. Demikian seterusnya dan seterusnya. Setiap penerima buku harus menciptakan resep baru. Lalu resep itu ditambahkan di buku. Itulah sebabnya buku resep itu menjadi sangat tebal. Pada suatu hari, Riri Kasuari ingin menciptakan resep baru. Dia membuat resep “Kue Tertinggi di Dunia”. Dia mengumumkannya kepada warga Hutan Damai dengan spanduk besar. Hari Minggu tiba. Riri Kasuari membuat banyak sekali kue tar. Semua kue itu ditumpuk-tumpuk. Makin ke atas, makin kecil. Semua hewan yang datang menyaksikan ingin segera mencicipi. Namun Riri Kasuari belum memperbolehkannya. “Nanti saja, kalau sudah selesai.” Koki Riri Kasuari terus menumpuk kuenya. Semakin lama, kuenya semakin tinggi. Dia sampai membongkar atap balai kota, agar kue bisa melampauinya. Sekarang kue itu lebih tinggi dari atap Balai Kota. “Ya ampun, Riri. Sudah cukup. Jangan terlalu tinggi. Kapan kami boleh memakannya?!” “Nanti saja, kalau sudah selesai.” Tak lama kemudian, tinggi kue itu melebihi tinggi menara balai kota. Lalu tiba-tiba angin bertiup kencang. Wuuuzz! Kue-kue itu bertebaran. Dengan ajaib setiap kue mendarat di depan pintu setiap rumah warga Hutan Damai. Maka tak ada satupun warga yang tak kebagian. “Hore! Ini kue paling ajaib di dunia. Ayo kita makan bersama!” Semua hewan gembira. Riri Kasuari hanya tersenyum menggaruk-garuk kepalanya. Dia mencoret judul “Kue Tertinggi di Dunia” di buku resepnya, dan mengubahnya menjadi “Kue Paling Ajaib di Dunia.” 7. Cerita dongeng fabel fantasi untuk pengantar tidur Hewan Pemakan Rumput Dongeng fabel fantasi berikut menceritakan kisah Kuda dan Kancil yang dikutip dari buku Dongeng Lengkap Kancil, penerbit Laksana 2020. Hewan Pemakan Rumput Kuda asyik mengunyah rumput. Dia tampak sangat lapar. Tubuhnya hitam legam, kekar, dan tinggi. Kancil ketakutan melihat kuda. Tubuh kuda lebih dari Harimau. Kancil mengira Kuda seperti Harimau yang suka memangsa hewan lainnya. Baru saja Kancil ingin lari, Kuda menoleh ke arah Kancil. “Hei siapa kamu?” aku belum kenal kamu,” sapa Kuda. Wah ternyata dia sangat ramah, ucap Kancil dalam hati. Tapi aku harus tetap waspada. “Hei, kenapa kamu ketakutan?” tanya Kuda heran. “Badanmu besar sekali,” sahut Kancil pelan. “Hahaha… badanku memang besar. Bahkan teman-temanku juga ada yang lebih besar.” Kuda tertawa. “Apa kamu sama seperti Harimau, suka memangsa hewan lain?” tanya Kancil. “Oh, itu sebabnya kamu ketakutan? Aku tidak seperti Harimau. Lihatlah, makananku hanya rumput-rumput ini,” jawab Kuda sambil menunjuk tumpukan rumput di depannya. Kancil baru sadar. Kuda memang sedang memakan rumput. Kudu ternyata sama dengan Sapi, Kambing, dan hewan pemakan rumput lain. “Kukira kamu seperti Harimau. Oh, iya, aku Kancil.” Ucap Kancil sambil tersipu. “Aku Kuda. Sekarang kamu tidak takut lagi, bukan?” tanya Kuda. Wajahnya tersenyum ramah. Meski berbadan besar dan tinggi, Kuda hanya memakan rumput dan tidak menakutkan seperti yang dipikirkan Kancil sebelumnya. Mereka berdua berbincang dengan asyik. Hari telah sore, Kancil pun berpamitan pulang. “Aku harus pulang, Kuda. Ibuku pasti akan mencariku kalau tidak pulang cepat. Senang berteman denganmu. Besok kita berbincang-bincang lagi, ya,” pamit Kancil. “Baiklah, Kancil. Hati-hati di jalan, ya.” sahut Kuda. 8. Dongeng fantasi yang menarik untuk pengantar tidur Ulat dan Kupu-kupu Cerita fantasi menarik sebagai dongeng pengantar tidur Si Kecil berikut dikutip dari buku Dongeng Lengkap Kancil, penerbit Laksana 2020. Ulat dan Kupu-kupu Seekor ulat duduk termenung menatap burung-burung yang beterbangan. “Alangkah indahnya mereka. Andai aku punya sayap. Tapi badanku saja jelek begini.” Ucap Ulat pelan. “Hai, ulat, apa yang kamu pikirkan?” tanya Kancil yang baru pulang dari mencari makan. “Lihatlah burung-burung itu, kancil. Mereka indah sekali. Mereka bisa terbang ke mana pun mereka suka,” “Benar sekali, mereka sangat indah. Tapi kenapa kamu tampak sedih?” tanya Kancil. “Tubuhku sangat jelek. Aku juga tidak bisa terbang seperti sekarang,” sahut Ulat. “Kata siapa kamu jelek? Kamu sangat cantik bahkan aku saja kalah cantik,” ucap Kancil. “Tentu saja kamu kalah cantik, Kancil. Kamu, kan, kancil jantan. Huh!” Kancil tertawa melihat wajah Ulat yang bersungut-sungut. “Begini saja. Aku ajak kamu ke temanku yang tinggal di tepi sungai.” “Boleh,” sahut Ulat. Kancil berjalan ke arah tepi sungai. Ulat duduk di punggung Kancil. Mereka akhirnya tiba di tepi sungai. “Wah, mereka cantik sekali! Siapa mereka?” tanya Ulat, yang takjub menatap segerombolan binatang kecil dengan sayap warna-warni. “Itu adalah kupu-kupu. Kamu nanti bisa seperti itu.” Kata Kancil. “Jangan bercanda, Kancil” ucap Ulat. "Aku tidak bercanda," jawab Kancil, lalu memanggil seekor kupu-kupu dan mengenalkannya dengan Ulat. "Hai, Ulat. Aku Kupu-kupu. Sini, aku tunjukkan sesuatu," ajak Kupu-kupu. Mereka bertiga menuju suatu pohon yang daunnya lebat dan hijau. Banyak ulat yang sedang makan daun-daun itu. Warna kulit ulat-ulat itu tidak jauh beda dengan si Ulat. "Beberapa hari lagi, ulat-ulat itu akan menjadi kepompong. Lihatlah di sana, sudah ada ulat yang jadi kepompong. Tidak lama lagi, kepompong itu akan menjadi kupu-kupu seperti aku," jelas Kupu-kupu. "Wah! Berarti aku bisa menjadi seperti kamu? Bisa terbang ke mana pun aku suka?" tanya Ulat, takjub. " Benar sekali! Sebab itulah, kamu harus banyak makan agar bisa menjadi kupu-kupu yang cantik," jawab Kupu-kupu. "Asyilik! Aku akan jadi kupu-kupu, Kancil!" seru Ulat. Kancil tersenyum senang melihat temannya tidak lagi bersedih. 9. Dongeng fabel sebelum tidur Kancil dan Semut Dongeng Fabel tentang Si Kancil dan Semut berikut dikutip dari buku Dongeng Lengkap Kancil, penerbit Laksana 2020. Kancil dan Semut Kancil duduk dengan malas di bawah pohon mahoni. Musim kemarau membuatnya malas ke mana-mana, bahkan sekadar mencari makan. Kancil juga sering menahan lapar karena malas mencari makan. Semut-semut sedang sibuk mencari makanan. Persediaan makanan mereka sarang dan makanan mereka terkena banjir. Mereka pun bahu membahu membuat sarang di tanah yang lebih tinggi dan mengumpulkan banyak makanan. "Kancil, kenapa kamu diam saja?" tanya Semut. "Aku lapar, Semut," jawab Kancil. "Kalau kamu lapar, ayo cari makanan," ucap Semut. "Cuaca panas sekali, Semut," sahut Kancil, malas. "Bagaimana bisa makan kalau kamu malas?" ucap Semut, lalu pergi meninggalkan Kancil. Kancil kembali tidur-tiduran. "Rasa lapar akan hilang kalau kita tidur." Namun , mata Kancil tak sengaja melihat Semut dan kawan-kawannya berbaris rapi di tanah. Mereka mengangkut makanan, lalu menumpuknya di atas sarang baru mereka. Sarang itu masih dibangun oleh semut-semut lainnya. Kancil memperhatikan kawanan semut tersebut dengan teliti. Masing-masing semut tidak ada yang berdiam diri. Ada yang memilah makanan yang layak disimpan dan yang tidak, ada yang mengangkut makanan, serta ada juga yang membuat sarang. Semua rajin dan saling bekerja sama. "Semut yang berbadan kecil saja tidak pernah malas. Kenapa aku yang berbadan besar dan bisa berlari kencang malah pemalas begini?" kata Kancil. Lalu, Kancil berdiri dan tidak malas lagi. Dia berjalan menyusuri hutan. Kadang dia berlari agar cepat sampai. Semut tersenyum melihat Kancil. "Syukurlah, dia tidak malas lagi," ucap Semut sembari mengumpulkan makanan dengan semut lainnya. 10. Cerita dongeng fantasi yang kaya pesan moral Cerita Kakek Kura-kura Dongeng fantasi berikut mengisahkan mengenai kakek kura-kura yang memenangkan lomba lari saat bertanding dengan harimau yang dikutip dari buku Dongeng-dongeng dari Hutan Damai - Kumpulan Fabel Pembentuk Karakter Anak, penerbit Bhuana Ilmu Populer 2020. Cerita Kakek Kura-kura Kakek Kura-kura berada di tengah puluhan cucunya yang duduk melingkar. Semua asyik mendengarkan ceritanya. Kakek Kura-kura sudah sangat tua. Dahulu ia pernah memenangkan sebuah balapan lari. Dia mengalahkan harimau yang terkenal dengan kecepatannya. Peristiwa itu terjadi dulu, dahulu sekali. Sebelum rimba ini diberi nama Hutan Damai. “Kakek menang, bukan?” tanya kura-kura kecil bercangkang biru. “Ya, seperti dongeng yang kalian dengar.” “Wah!” semua berdecak kagum. Sebenarnya cerita ini sudah ribuan kali mereka dengar. Namun para kura-kura kecil tak bosan mendengarnya. Mereka masih merasa takjub. Kakek Kura-kura bisa menang karena dia tekun. Meski lambat, dia terus berjalan. Sedangkan Harimau sangat sombong. Dia meremehkan Kakek Kura-kura. Harimau bersantai-santai karena menganggap bisa mengalahkan kura-kura dengan mudah. Namun Harimau justru tertidur sangat lelap. Akhirnya lomba itu dimenangkan oleh Kakek Kura-kura. Harimau yang sombong merasa malu. Sejak itu, Harimau tak lagi meremehkan Kakek Kura-kura. “Karena itu, biarpun lambat, teruslah berjalan!” pesan Kakek Kura-kura. Cucu-cucunya mengangguk-angguk mengerti. 11. Dongeng Fantasi tentang Persahabatan Kisah Kakaktua dan Nuri Kisah persahabatan Kakaktua dan Nuri berikut dikutip dari buku 101 Dongeng Sebelum Tidur, penerbit Laksana 2017. Kisah Kakaktua dan Nuri Dahulu kala, di Manikan, Burung Burung Nuri berteman baik. Suatu hari mereka bercengkerama di atas dahan. "Apa yang akan kita makan, kawanku?" tanya si Burung Nuri. "Bagaimana kalau kita menebang sagu?" tanya Burung Kakaktua, "Lihatlah, begitu banyak pohon sagu berjejer di Dusun Sagu. Kita bisa ke sana, bukan?" Tak berapa lama, mereka pun sampai di Dusun Sagu. "Lalu, bagaimanakah cara menebang sagu ini?" tanya Burung Nuri. "Mudah saja," jawab Burung Kakaktua. "Kita lubangi pangkal pohon ini. Kita lepas kulitnya dan kita pukul pukul dengan kayu untuk mengambil isinya." "Ah, aku tidak setuju cara itu," kata Burung Nuri. "Begini saja, kita lubangi ujung dan pangkal pohon itu. Kita korek dengan sebatang kayu untuk mengeluarkan isinya." Burung Kakatua tidak peduli dengan usul Burung Nuri. Ia melakukan sesuai apa yang dikatakannya sendiri. Melihat Burung Kakaktua tidak peduli, Burung Nuri terpaksa mengikuti. Mereka mulai melubangi pangkal pohon sagu. Burung Nuri melubangi sisi batang sagu yang menghadap ke timur. Burung Kakaktua melubangi sisi batang sisi yang menghadap ke barat. Akhirnya pohon tersebut tumbang. Mereka melepas kulit batang sagu itu. Setelah kulit sagu itu terlepas, mereka mulai memukul-mukul batang sagu. Cara ini sangat melelahkan bagi Burung Nuri. Ia terus mengomel, tetapi Burung Kakaktua tidak peduli. Akhirnya, Burung Nuri marah. Ia memukulkan kayu ke kepala Burung Kakaktua. Sahabatnya berteriak kesakitan. Burung Nuri terkejut melihat luka di kepala Burung Kakaktua. Ia segera membawa sahabatnya pulang dan merawatnya. Ia sangat menyesal memperlakukan sahabatnya dengan kasar. Luka di kepala itu sembuh, tetapi meninggalkan bekas di kepalanya. Itulah sebabnya di kepala Burung Kakaktua, tepatnya di bawah jaumbulnya, tidak ada kulit yang tidak ditumbuhi bulu. 12. Cerita fantasi tentang hewan untuk pengantar tidur anak Buaya Ajaib Cerita fantasi pendek pengantar tidur anak berikut dikutip dari buku 101 Dongeng Sebelum Tidur, penerbit Laksana 2017. Buaya Ajaib Di sekitar Sungai Tami, tinggallah seorang lelaki bernama Towjatuwa beserta istri dan anaknya. Suatu ketika, istrinya akan melahirkan. Si istri mengalami kesakitan yang luar biasa. Towjatuwa tidak tega melihat istrinya kesakitan. Towjatuwa mencari-cari benda tajam di sekitar sungai. Setelah sekian lama, ia tak menemukan apa pun. Laki-laki itu semakin panik. Tiba-tiba ada suara parau menyapanya, "Towjatuwa, apa yang kau cari di kediamanku?" Towjatuwa sangat terkejut melihat seekor buaya besar berwarna hijau dan berkulit kasar. Punggungnya ditumbuhi bulu warna-warni menyerupai burung kasuari. Melihat Towjatuwa ketakutan, sang buaya kembali menyapanya dengan nada suara yang lebih lembut. Ia mengenalkan diri bernama Watuwa. Lalu, Towjatuwa menceritakan kesulitannya. "Aku mengerti sekarang. Kau pulanglah," kata Watuwa kemudian. "Jangan khawatir. Nanti malam, aku akan datang membantu kalian." Towjatuwa pun segera pulang. Malamnya, Watuwa memenuhi janjinya. Dengan kesaktiannya, buaya itu menolong istri Towjatuwa melahirkan. Tak seberapa lama, lahirlah seoarang bayi laki-laki yang sehat dan tampan. "Berilah nama Narrowra," pesan Watuwa. "Kelak ia akan menjadi seorang pemburu ulung. Namun, berjanjilah, Tawjatuwa. Kau dan keturunanmu tidak akan membunuh atau memakan daging bangsa kami Jika janji itu kalian langgar, kau dan keturunanmu akan celaka." Tawjatuwa sangat berutang budi kepada Watuwa. Ia berjanji tidak akan menganggu Watuwa dan keturunannya. Tawjatuwa pun melarang keturunannya untuk membunuh atau menyantap buaya. Sejak itu, buaya sangat dilindungi di Sungai Tami. Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. Simak kumpulan dongeng lainnya dalam video di bawah ini rap/rap
cerita fantasi pendek tentang persahabatan